Setelah sikap kasar yang dialami oleh Anyelir di malam pertama, gadis itu menjadi semakin takut dengan suaminya. Terlebih, Anyelir memiliki jadwal haid yang tidak teratur dan terkadang memakan waktu lebih dari tujuh hari. Hal itu membuat Dorman selalu bersikap kasar dan memukulnya setiap malam.
"Sampai kapan lagi kau membuatku menunggu?" tanya Dorman saat Anyelir menghidangkan sarapan pagi di ruang makan.
"Maafkan saya, Pak. Pagi ini saya masih ...."
"Ah!" Dorman berteriak, menarik taplak meja hingga piring, gelas serta lauk pauk yang sudah tertata rapi di atas meja jatuh berceceran ke lantai.
"Alasan!" bentak Dorman. Laki-laki paruh baya itu berjalan meninggalkan ruang makan sambil menendang gelas yang menghalangi langkahnya.
"Saya tidak berbohong, Pak." Anyelir menangis sambil menunduk. Gadis itu membereskan semua kekacauan setelah kepergian Dorman.
Susah payah ia bangun pagi untuk memasak lauk pauk serta menanak nasi, namun rupanya apa yang sudah ia kerjakan sia-sia.
Sejak hari pertama menginjakkan kaki di rumah ini, Anyelir sudah seperti masuk ke dalam neraka yang dibalut dengan bangunan mewah.
Rumah sebesar ini bahkan tidak memiliki satu pelayan pun. Anyelir harus membersihkan seluruh area rumah ini seorang diri. Meskipun merasa lelah dengan semua pekerjaannya, namun Anyelir tidak punya pilihan selain bersikap tunduk dan patuh pada setiap perintah suaminya.
Setelah dapur kembali bersih, Anyelir bergegas menyiapkan pakaian serta keperluan suaminya untuk pergi bekerja.
Dorman adalah pemilik kebun teh terbesar di desa ini. Setiap hari ia selalu memastikan anak buahnya bekerja dengan baik dan benar dalam mengurus semua aset miliknya.
"Jaga rumah dengan baik, jangan sekali-kali kau berani melangkah keluar dari rumah ini tanpa seizinku!" seru Dorman sebelum pergi. Anyelir hanya mengangguk dengan patuh.
Hanya berselang sepuluh menit setelah Dorman pergi, sebuah mobil hitam berjalan memasuki pekarangan rumah. Anyelir terkejut, ia tidak tahu siapa yang tiba-tiba datang sepagi ini.
Anyelir yang tengah menyapu halaman, menghentikan aktivitasnya saat melihat seseorang turun dari mobil tersebut.
Seorang laki-laki tampan dengan setelan jas rapi menyeret sebuah koper mendekati Anyelir.
"Maaf, anda siapa?" tanya Anyelir sopan. Dilihat dari gaya berpakaian serta wajahnya yang amat rupawan, Anyelir tahu jika laki-laki di hadapannya bukanlah warga sekitar ataupun orang sembarangan.
"Seharusnya aku yang bertanya, siapa kau?" tanya laki-laki itu.
"Aku ...."
"Kau gadis itu? Gadis yang dinikahi ayahku?"
Anyelir mengangguk. Ia mendongak, menatap laki-laki di hadapannya dengan seksama. Anyelir tidak tahu jika suaminya memiliki seorang anak sebesar itu, bahkan laki-laki di hadapannya terlihat sebaya dengannya.
"Silahkan masuk," ucap Anyelir dengan sopan.
Laki-laki itu tidak menjawab, ia berjalan masuk ke dalam rumah sambil menyeret koper.
...****************...
Siang hari, Anyelir sudah menyiapkan makan siang dan beberapa camilan untuk menyambut kepulangan suaminya.
Saat Dorman sampai di rumah, ia langsung duduk di ruang makan, lalu laki-laki yang tadi pagi tiba dan mengaku sebagai anaknya datang menghampirinya.
"Reiga, kau pulang?" sapa Dorman. Ia berdiri, menyambut anaknya dengan senang hati.
Namun nampaknya Reiga terlihat marah, ia mengabaikan sapaan ramah ayahnya dan duduk di kursi makan.
"Kapan kamu sampai, hmm?" tanya Dorman antusias.
"Ini kopinya," ucap Anyelir sambil meletakkan dua cangkir kopi di meja.
"Nah, perkenalkan. Dia Reiga, anak tunggalku," ucap Dorman sambil menatap Anyelir.
"Dan Reiga, dia Anyelir. Ibu tirimu," lanjut Dorman.
Reiga menelan ludah kasar, terdengar helaan napas panjang dari mulutnya. Laki-laki itu terlihat sangat kesal dengan situasi di rumah ini.
"Tolong tinggalkan kami," ucap Reiga pada Anyelir.
Tanpa banyak bertanya, Anyelir pun meninggalkan mereka dan pergi menjauh.
"Apa Ayah tidak punya perasaan? Tanah kuburan Ibu masih basah, Ayah! Tapi tega-teganya Ayah sudah menikah lagi," ucap Reiga mengungkapkan kekesalannya.
"Ibumu sudah mati, lalu siapa yang mengurus Ayah jika Ayah tidak menikah lagi?" Dorman balik bertanya.
"Ayah kan bisa cari pembantu."
"Ayah tidak mau membuang-buang uang. Untuk apa membayar seseorang jika bisa mendapatkannya secara gratis," jawab Dorman.
Reiga mengerutkan keningnya.
"Apa Ayah tidak malu menikah dengan wanita semuda itu?"
"Untuk apa Ayah malu. Bukankah dia cantik? Dia pantas menggantikan Ibumu."
"Ayah sudah gila!" seru Reiga.
"Cukup, Reiga! Jangan ikut campur."
Samar-samar, Anyelir bisa mendengar suara keributan yang terjadi di dapur. Anyelir paham, jika Reiga pasti tidak bisa menerimanya sebagai ibu tiri. Terlebih, Anyelir juga tahu jika istri pertama suaminya baru saja meninggal dua bulan yang lalu.
Kehadiran Anyelir nampaknya sangat mengganggu Reiga. Laki-laki itu berpikir jika Anyelir lah yang menggoda ayahnya demi bisa tinggal di rumah besar dan hidup mewah sebagai istri seorang pengusaha.
Karena Reiga sedang libur bekerja dan ingin mengunjungi makam ibunya, ia memutuskan untuk tinggal sementara sambil mencari tahu lebih banyak tentang ibu tirinya. Meskipun Reiga paham akan sifat buruk serta temperamen sang ayah, ia tidak mau ada orang lain yang berniat memanfaatkan mereka.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Q.M.19
ibu tirimu bukan menggoda ayah mu tp ayah mu yg mengambil dia secara paksa dgn Alasan hutang
2023-04-10
0
Azizka Amelia Putri
lanjut kak vey makin penasaran
2023-02-27
0
Turyati
lanjut💪💪💪
2023-02-26
0