Di kediaman orang tua Hans sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk menyambut calon mantu keluarga Wijaya...
" Apa sudah selesai semua mbok. " Tanya mama Hans
" Sudah nyah.. " Jawab mbok ira, pembantu di rumah itu.
" Bagus., Terimakasih mbok.. "
" Sama sama nyonya, simbok permisi kebelakang dulu. " Pamit mbok ira.
" Ya, silahkan. " Jawab Renata mama Hans sambil mengangguk.
Renata pun menghampiri sang suami yang duduk di ruang tamu seraya menunggu kedatangan sang putra,
" Mama kayak nya seneng banget, "
" Iya pa, mama uda gak sabar pengen liat wanita yang di bawak oleh Hans, " Jawab nya sambil duduk di samping sang suami. " Semoga yang kali ini bukan seperti wanita wanita yang sebelum nya ya pa. " Lanjut nya lagi, sang suami hanya mengangaguk dan tersenyum, melihat ke antusiasan sang istri.
"semoga kamu tidak mengecewakan mama mu lagi Hans, " Ucap Handoko dalam hati.
Dua puluh menit kemudian mobil yang di naikin Hans pun tiba di depan bangunan yang sangat besar.
" Wow, besar sekali," Ucap Lily saat melihat bangunan yang lebih cocok di sebut istana itu. Hans hanya tersenyum melihat keterkejutan Lily.
" Ingat, jangan sampai bikin masalah saat makan malam nanti, " Lily pun menoleh dan mengangguk.
Hans membukakan pintu untuk Lily seraya mengulurkan tangan, Lily yang melihat itu pun mendongak, " Ayo. " ajak Hans, Akhirnya Lily pun menyambut tangan Hans dan keluar dari mobil...
Baru sampai pintu mereka sudah di sambut oleh mama papa Hans..
" Akhirnya yang di tunggu tunggu datang juga, " Sambut Renata mama Hans.
Lily memperhatikan kedua paru bayah yang masih cantik dan gagah itu, dia menebak jika itu mama dan papa pria di sampingnya ini.
Hans memeluk mama dan papa nya bergantian.
" Ma, pa, kenalin ini Lily. " Lily pun langsung menyalami kedua nya.
" Lily Nyonya " Ucap Lily sopan sambil mencium tangan mama Hans.
" Saya Renata mama Hans, dan ini papa Hans, Handoko, " Ucap mama Hans memperkenalkan diri.
"Malam Tuan, " Sapa Lily sopan. Dan di balas senyuman oleh papa Hans...
" Jangan panggil Nyonya, panggil tante saja, atau mama, sama seperti Hans. " Ucap Nyonya Renata
"Ah,ayo masuk, tante sudah siap kan makan malam, " Mama Hans masuk sambil menggandeng Lily.
Lily pun masuk sambil menoleh pada Hans yang ada di belakang nya, "Sudah biar kan saja Hans bisa jalan sendiri, " Ucap mama Hans. Lily tersenyum canggung.
Hans pun mengikuti dari belakang bersama sang papa.
Hans agak heran, karna biasa sang mama tidak akan se antusias ini, tapi lihat lah sekarang.
Hans duduk bersebelahan dengan Lily, mereka pun memulai makan malam nya.
Lily menatap meja makan yang penuh dengan makanan yang pasti nya enak..
Lily hanya makan dengan ayam kecap dan capcay...
"Kenapa makan mu sedikit sekali nak,? apa makanan nya tidak enak,"
" Ah tidak Nyonya, makanannya enak. "
"Terus kok kamu makan nya sikit sekali.."
Lily hanya tersenyum, sebenernya dia sangat lapar, karna tidak jadi makan siang dan langsung di bawak ke salon sama Leo. tapi dia tidak ingin malu maluin. bisa habis dia di bikin Hans.
" Kalau boleh tau kamu tinggal dimana, " tanya mama Hans.
" Lily tinggal di apartemen ma, " bukan Lily tapi Hans yang menjawab pertanyaan sang mama.
" Kok kamu yang jawab sih, kan mama nanyak sama Lily, "
" Apa beda nya sih ma,"
" Ya beda dong, siapa tau kamu bohong, " Jawab sang mama ketus.
" Uhuk..uhuk, " Hans yang lagi makan pun langsung tersedak karena kaget sang mama bisa tau jika dia berbohong.
Lily langsung reflek menyodorkan minum pada Hans dan menepuk nepuk punggung Hans pelan " Hati-hati Mas, " Ucap Lily,
" Uhuk....burr..." Bukan nya mereda Hans malah tambah tersedak dan menyemburkan minum nya.
" Ah ya, Terimakasih sayang, " sekarang gantian Lily yang mematung, karana panggilan itu. tapi dia buru buru mengalihkan pandangan nya.
" Aah... gemes nya, so sweet, " Ucap sang mama sambil melihat pasangan di depan nya. sambil menaik turun kan alis nya.
" Apa sih ma, " Hans memutar bola mata nya malas.
" Sudah sudah cepat lanjutkan makan nya, " Potong sang papa menghentikan perdebatan itu...
Selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga..
" Papa harap sekali ini kamu bener bener serius untuk menikah, " ucap sang papa memulai pembicara.
" Apa kamu bener bener mencintai Hans, " Kali ini Renata yang bertanya pada Lily.
Lily diam dan menatap ke arah Hans meminta bantuan.
" Mama ini bicara apa, tentu saya Lily mencintai ku, yakan sayang, " Ucap Hans pada sang mama.Lily hanya mengangguk meng iya kan.
" Syukur lah kalau begitu, " Ucap sang mama tersenyum. dia yakin jika Lily wanita yang baik dan sopan, jadi dia tidak keberatan jika Lily menjadi menantu nya.
" Jadi kapan rencana nya kalian akan menikah,? " tanya sang papa.
" Dua minggu lagi, setelah aku menyelesaikan urusan kantor, " Jawab Hans tanpa memikirkan Lily.
Lily terkejut, dia tau dia akan menikah dengan Hans, tapi tidak tahu jika akan secepat ini.
" Ada apa nak, ? Tanya nyonya Renata melihat keterkejutan Lily.
" Ah tidak Nyonya, Tapi apa itu tidak terlalu cepat " Ucap Lily seakan keberatan.
Hans meremas pinggang Lily yang sedang duduk di samping nya, Lily yang kaget pun langsung menatap Hans.
" Bukan kah kita sudah sepakat kemarin, apa kamu lupa,?"
" Ah ya aku lupa Mas, " Jawab Lily merinding melihat tatapan Hans yang tajam.
Mama papa Hans pun manatap heran, seperti nya ada yang di sembunyikan, pikir mereka. tapi mereka memilih diam.
Setelah itu Hans pun pamit pulang sekalian mengantarkan Lily..
" Kenapa tidak menginap saja, " Tanya mama Hans.
" Tidak bisa ma, Lain kali aku pasti akan ajak Lily untuk nginap di sini." Jawab Hans.
mama Hans membuang nafas nya " Ya sudah, kalian hati hati ya, " Hans memeluk sang mama dan papa bergantian,
Lily pun pamit dan mengalami tangan kedua nya, Nyonya Renata memeluk Lily hangat.
" Saring sering lah berkunjung kemari, mama pasti akan sangat senang, " Ucap nya sambil melepas pelukanya. Lily hanya mengangguk dan tersenyum.
Di dalam mobil Bugatti La Boiture Noire yang lagi di kendarai oleh Hans, tidak ada yang membuka suara.
" Maaf Tuan apa tidak terlalu cepat jika pernikahan nya di lakukan 2 minggu lagi, " Tanya Lily memberanikan diri..
" Apa kau keberatan, ?" Tanya Hans dingin.
" Jika kau keberatan tidak masalah,. Kau bisa mundur " Lanjut Hans.
" bukan begitu maksud ku, ap.. "
" Aku bisa menarik kembali uang ku yang sudah masuk jika kau keberatan, " Potong Hans saat Lily belum selesai bicara.
" Tidak, aku bersedia. " Jawab Lily cepat
"Bagus." Ucap Hans dengan seringai nya.
dia tau Lily tidak akan menolak, lebih tepat nya tidak bisa menolak.
" Saya berhenti di sini saja Tuan, " Ucap Lily saat sampai di perempatan. " Saya tidak ingin merepotkan anda, "
walaupun sempat bingung, tapi Hans tetap membertentikan Lily di simpang, " bagus jika kau sadar, " Ucap Hans cuek.
" Dasar menyebalkan, kalau saja aku tidak butuh uang itu, aku gak akan sudik nikah sama pria sombong dan arogan seperti dia, walaupun dia Tampan" Gerutu Lily saat mobil yang di kendarai Hans sudah meninggal kan nya. " Kenapa hidup ku jadi seperti ini, andai ayah masih ada." ucap Lily sambil menghela nafas.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments