Sementara di dalam ruangan VVIP di lantai 5 rumah sakit yang sama dengan ibu Lily, leleki paru baya yang sedang bersiap-siap akan pulang hari ini sedang sedikit protes pada sang istri.
"Apa ini tidak keterlaluan ma,?Jika Hans tau kalau kita telah membohongi nya, pasti dia akan sangat mareh.?" Dia adalah papa Hans, Tuan Hartono Wijaya. Pasal nya dia hanya kelelahan, tapi sang istri justru memanfaatkan keadaan dengan mengarang cerita bahwa dia sakit parah dan harus di operasi.
"Jika tidak begitu anak mu itu tidak akan mau menikah,mau sampai kapan dia terus menghabiskan waktu nya untuk bekerja bekerja dan bekerja." Jawab sang istri dengan sedikit ketus karna tidak Terima di salahkan.
"Ya sudah, tapi kira kira siapa wanita yang akan di bawak oleh nya kali ini..?"
Bukan tanpa alasan, pasal nya anak nya itu selalu saja membawa wanita sembarangan demi membuat orang tua nya senang..
Sebenernya mereka tidak pernah membeda bedakan status orang, atau pun menuntukt jika anak nya harus bersanding dengan orang yang sepadan, karena mereka pun dulu nya berasal dari keluarga sederhana.
"Mama berharap kali ini anak papa akan membawa wanita yang benar.. " sahut sang istri saat mengingat terakhir kali anak nya itu membawa wanita yang menurut nya tidak beres,.
"Dia juga anak mu mah, " Sahut sang suami karena merasa dari tadi istri nya selalu menyebutkan kata *anak mu*, seolah olah Hans bukan anak nya.
"Tarserah, Mama lagi kesel sama anak itu." Sahut sang istri ketus...
Suara ketokan di pintu menghentikan perdebatan pasangan itu, dan ternyata itu adalah supir yang menjemput mereka...
\*\*\*
Sementara di sebuah mobil Bugatti La Boiture Noire berwarna hitam,yang di gadang gadang mobil termahal itu Hans duduk di belang dengan menyandarkan punggung nya di sandaran kursi, sementara Leo sang asisten pribadi nya itu sedang mengendalikan kemudi,
Hans memejamkan mata sambil mengingat wajah gadis yang baru saja di temui nya itu. Mengingat tingkah gadis itu membuat Hans tersenyum samar, apalagi tadi gadis itu hanya memakai baju kaos over size seperti saat dia bertemu dikantor semalam, Celana Jins dan rambut yang di kucir kuda dan jangan lupakan sendal jepit yang di pakai nya. bener bener bukan kriteria cewek idaman Hans...
"Apa jadwal selanjutnya" Tanya Hans setelah membuka mata nya dan mendapat pesan dari seseorang.
"Kita masih ada miting di restoran A sampai jam 5 sore nanti Tuan, "Jawab Leo sambil tetap fokus pada jalanan.
"Hemm, setelah itu kita ke club biasa, aku akan bertemu dengan Romi dan Leon. "
Tadi Hans mendapat pesan dari Romi, dia mengajak nya bertemu, apa lagi jika bukan untuk meledak nya, pasti mereka sudah tau jika dia sedang mencari istri kontrak.
"Kau juga ikut" Lanjut Hans
"Baik Tuan" Jawab Leo
"Berhenti memanggil ku Tuan jika kita hanya berdua Leo" Pasal nya mereka sebenar nya sahabat, ayah Leo sudah bekerja dengan sang ayah sejak Hans kecil, dan mereka pun sudah kenal sejak kecil.
"Apa itu arti nya aku boleh bertanya pada sebagai sahabat" Tanya Leo ragu, dia takut Hans marah
"Apa yang ingin kau tanya kan"
Leo menghela nafas nya sebelum bertanya
"Apa kau yakin akan menikahi gadis itu"Hans menautkan alis nya mendengarkan pertanyaan Leo. "maksudku, dia seperti nya sangat lugu dan polos," lanjut Leo.
" Ya, karna itu aku ingin dia yang menjadi istri kontrak ku, " kata Hans sambil tersenyum sinis.
"Apa maksudmu, " Tanya Leo tidak mengerti. "
"Dia bukan Tipe ku, jadi itu bagus, Aku tidak akan jatuh cinta pada nya. "Jawab Hans sambil membayangkan wajah Lily.
"Jangan terlalu yakin, nanti kau malah jatuh cinta. "
" Tidak akan. " Bantah Hans yakin. Leo hanya tersenyum, pasal nya entah kenapa dia merasa jika Lily wanita yang berbeda, tidak seperti wanita di luaran sana yang mendekati Hans karena uang. Bukti nya tadi dia hanya meminta agar Hans membiayai pengobatan sang ibu sampai sembuh, dari pada uang 1M yang di janjikan di surat pengumuman itu, padahal jika dia mau menerima nya, Mungkin itu lebih dari biaya berobat sang ibu.
"Segera selesaikan biaya pengobatan ibu gadis itu. " Lanjut Hans setelah lama terdiam.
"Baik."
Mereka sudah sampai di restoran untuk menghadiri miting sore ini..
\*\*\*
Keesokan harinya, Lily di panggil ke ruangan dokter yang menangani sang ibu, Lily fikir ada apa, ternyata dokter menyampai kan bahwa sang ibu sudah bisa di operasi, karena biaya operasi nya sudah di bayar, bahkan semua biaya sang ibu selama di sini sampai sembuh, dan operasi nya akan di adakan dia hari lagi..
Lily senang mendengar nya, dia tau siapa yang telah melakukan ini, siapa lagi jika bukan Tuan Muda yang sombong dan arogan itu, "ternyata dia menepati janji nya" ucap Lily dalam hati "Terimakasih, walau pun kau sombong dan sedikit arogan tapi kau bukan pembohong" Lanjut Lily.
Lily berjalan dan masuk keruangan sang ibu, ternyata sang ibu sedang istirahat, dia tidak ingin mengganggu, Lily pun keluar berencana untuk mencari makan siang, karena memang sudah waktu nya makan siang..
Lily baru saja keluar dari loby rumah sakit saat tiba tiba sebuah mobil berhenti di depan nya, Lily menatap mobil itu dengan kening yang berkerut dan kesal, pasal nya mobil itu menghalangi jalan nya.. tapi belom sempat Lily mengutarakan kekesalan nya seseorang keluar deri dalam mobil.
" Kau, " Dia adalah Leo, Lelaki yang semalam ikut bertemu dengan nya dan semalam di memanggil Hans Tuan, jadi Lily yakin jika itu mungkin saja asisten atau apalah, Lily males untuk bertanya..
"Ada apa. " Tanya Lily
"Nona saya di suru oleh Tuan Hans untuk membawamu bersiap siap untuk acara nanti malam, " Leo mengutarakan maksudnya menemui Lily.
Lily bingung, pasalnya ini masih siang, dan acara nya malam, kenapa dia harus bersiap secepat ini, "Kenapa cepat sekali, acara nya masih nanti malam, " Tapi Hans tidak menanggapi, dia malah membuka pintu mobil bagian belakang..
"Silahkan Nona. " Walaupun bingung tapi Lily tidak menolak, lebih tepat nya tidak bisa menolak, karena Hans telah menepati janji nya untuk segera membereskan biaya rumah sakit sang ibu.
Setelah Lily masuk dan Leo kembali duduk di belakang kemudi, mobil pun langsung meninggal kan kawasan rumah sakit.
Sekitar dua puluh menit kemudian, mobil pun berhenti di sebuah salon sekaligus butik terkenal di kota itu, Lily sempat bingung kenapa dia di ajak ke sini.
" Ayo silahkan turun Nona, " Leo membukakan pintu untuk Lily, Lily turun dan menatap bangunan yang ada di depan nya, dia menepuk pipi nya, apakah dia sedang bermimpi, ada di depan salon dan butik yang sangat terkenal, dan akan masuk kedalam nya. " Ayo Nona, " Ucap Leo mengagetkan Lily yang sedang melamun.
mereka masuk dan langsung di sambut oleh pemilik salon,
" Hay ganteng. " Sapa laki laki setengah perempuan itu. " Wow,, siapa gadis yang kau bawa ini..? Tanya lelaki setengah perempuan itu yang biasa di panggil Mami olin,..
" Urus dia, " Leo tidak menjawab pertanyaan dari wanita jadi jadian itu, Mami olin langsung berpindah pada Lily yang ada di depan nya sambil menunduk,.
"Nanti Tuan Hans yang akan menjemput nya, " Mami olin menatap Leo lagi, seakan meminta penjelasan, tapi Leo tidak peduli dan berlalu, tapi sebelum itu dia berbalik ke arah Lily,
"Nona saya tinggal dulu, Nanti Tuan Hans yang akan menjemput mu," Lily hanya mengangguk, dan Leo pun langsung berlalu pergi.
Mami olin langsung mendekati Lily, Lily merasa takut, apa lagi dia di tinggal sendiri di tempat yang sama sekali belum pernah dia datangi. "Jangan takut eyke gak gigit kok, " kata Mami olin dengan gaya centil nya,
Lily pun mengangkat wajah nya dan tersenyum kepada wanita di depan nya, lebih tepat nya wanita jadi jadian.
Mami olin langsung mendudukkan Lily di kursi yang berhadapan dengan cermin, lalu membuka kuncir rambut Lily, Lily hanya diam dia tidak tau akan di apakan dia sekarang ini.
" Apa kau kekasih Tuan Hans, " Tanya mami dengan gaya nya, Lily bingung mau menjawab apa, dia memang calon istri Hans, tapi dia tidak berani mengiyakan pertanyaan wanita itu, Lily pun hanya menyengir kuda.
" Rambut mu harus di potong, rambut mu bercabang, " Lily hanya mengangguk.
"Apa kau pernah mewarnai rambut sebelum nya"
" Tidak, "jawab Lily.
"Bagaimana jika sekarang aku mengganti warna rambut mu agar lebih bagus. " ucap mami olin memberi penawaran.
"Tapi apa tidak malah menjadi aneh, aku tidak pernah mewarnai nya sebelum nya." Tanya Lily.
"Pokok nya kau tenang aja, eyke akan bikin yu cantik, "kata mami olin sambil menyatukan jari jempol dan telunjuk nya.
Lily pun hanya bisa pasrah.
Setelah menghabiskan waktu 1 jam lebih kini rambut Lily sudah berubah, potongan layer panjang dan poni Catenbat membuat wajah nya jadi semakin cantik, dan potongan itu pun sangat cocok dengan wajah nya, warna rambut Lily pun sudah berubah, dari yang tadi nya hitam agak kemerehan karna sering terkena matahari, kini menjadi warna Ash Brown. sangat cantik dan jauh berbeda.
rambut bawah nya pun sedikit di curly, agar ber volum.
Sakarang tinggal ke riasan wajah, Lily tidak mau yang terlalu mencolok, dia ingin yang natural saja, dan mami olin pun menuruti nya,
Dan sekarang waktu nya memilih gaun yang akan di kenakan, Lily di bawak ke lantai atas untuk memilih gaun, Lily bingung harus memilih yang mana, alhasil Lily meminta Mami olin saja yang memilih kan nya,
Mami olin pun memilih yang kira kira cocok untuk Lily.
Setelah menghabiskan waktu hampir enam jam di tempat itu sekarang Lily sudah selesai, dia sedang berdiri di depan kaca dan memandangi pantulan diri nya sendiri.
Gaun berwarna hitam dengan kombinasi bunga bunga di pinggiran baju dan di leher yang berbentuk Sabrina itu sangat pas dan cocok di tubuh nya, Hils yang tidak terlalu tinggi juga melekat di kaki nya, Lily seakan tidak percaya jika yang dia lihat di pantulan kaca itu adalah diri nya.
"Kau sangat cantik. " Ucap mami olin.
" Terimakasih. " kata Lily sambil tersenyum.
Saat ini pintu terbuka dan menampilkan seorang pria yang berjalan ke arah mereka dengan membenarkan kancing jas yang di pakai nya,lelaki gagah dan tampan itu tidak menatap ke depan, siap lagi jika bukan Hans Wijaya.
Hans mengangkat pandangan nya saat sudah akan dekat dengan Lily dan mami olin.
" Apakah sud...ah." Hans tidak melanjutkan ucapanya, saat mata nya menatap lurus dan langsung bertemu dengan sosok wanita cantik di depan nya.
Dia sempat ter bengong menatap wanita di depan nya.
"Bagaimana, cantik kan.?" Tanya mami olin mengejutkan Hans yang masih memandangi Lily.. sementara Lily langsung menunduk, Hans pun membuang pandangan nya.
" Lumayan. " Jawab Hans tidak ingin membuat Lily besar kepala.
"Dasar menyebalkan, " Lily menecurutkan bibir nya.
" Kirimkan No Reg mu, nanti uang nya akan segera di kirim oleh Leo, "
" Cih, Ok. " kata mami olin sambil menyatukan jari jempol dan telunjuk nya.
Hans pun melangkah keluar di ikuti Lily di belakang nya. Hans langsung masuk kedepan dan duduk di kursi kemudi, Leo tidak ikut bersama nya.
Lily yang melihat itu pun bingung akan masuk ke bangku depan atau belakang, dan Lily pun memilih masuk ke bangku belakang, tapi belum sempat duduk..
" Hay, apa yang kau lakukan, "Lily yang kaget pun langsung menatap ke arah Hans.
Lily bingung apa salah nya.
" Apa kau pikir aku supir mu, " Ucap hans, Lily refleks menggeleng kan kepala nya.
" Pindah ke depan, " Perintah Hans tegas.
Lily pun pindah duduk di samping Hans di jok depan.
" Ku harap kau tidak membuat ku malu. " ucap Hans dingin tanpa melihat Lily
" Baik Tuan.. "
" Satu lagi, jangan panggil aku Tuan jika di depan orang tua ku. " ucap Hans sambil menunjuk Lily.
" Jadi aku harus memanggil mu apa.. " Tanya Lily memberanikan diri.
" Terserah, asal jangan Tuan. bisa bisa orang tua ku curiga, " ucap Hans seperti bergumam.
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka, Lily membuang mukak nya ke arah jendela, dan Hans sesekali mencuci curi pandang. Lily memang sangat cantik malam ini, Hans aja sampai terpana walaupun sebentar,tapi dia tidak akan mengatakan itu, yang ada besar kepala nanti dia. Dan bisa bisa harga diri nya jatuh.
\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments