#8

“Ahhhh!!!” Suara errangan panjang pun mengakhiri aksi penyatuan keduanya. Peluh telah membasahi tubuh polos mereka dan yang tinggal hanya suara nafas yang sedikit memburu.

“Aku suka … aku benar suka bepergian bersamamu,” kata Allan sambil tidur menyamping dan bermain dengan rambut merah Lyora.

“Aku juga. Rasanya semua seperti mimpi, mimpi yang indah,” balas Lyora.

Allan memeluk tubuh polos Lyora. Ketika kedua aset kembar Lyora kembali menyentuh tubuhnya, bagian bawahnya kembali tegak berdiri seakan ingin mengulang dan kembali dipuaskan.

“Aku ingin lagi,” bisik Allan.

“Hmm … tapi Al, apa kamu bisa membantuku?” tanya Lyora sambil bermain dengan jari-jemarinya di atas dada Allan.

“Katakan apa yang kamu inginkan. Aku akan membantumu.”

“Bantu aku mencari tempat magang, yang tentu saja tak akan menyulitkanku. Aku ingin tempat magang yang santai, agar aku bisa sering bersamamu,” kata Lyora.

“Inilah yang kusuka darimu. Kamu selalu mengutamakan diriku, tidak seperti Velvet. Aku akan meminta pada daddyku untuk memasukkanmu di perusahaan.”

“Ahhh terima kasih, sayang. Aku sangat mencintaimu. Muahhh … muahh …,” Lyora menghujani wajah Allan dengan ciuman.

Setelahnya, ia naik ke atas tubuh Allan dan tersenyum, “Biar aku yang memuaskanmu kali ini.”

Lyora kembali menyatukan tubuh mereka dan kini ia yang bekerja. Ia menggoyangkan pinnggulnya dengan gesit, hingga membuat Allan mendessah.

Memang sangat nikmat berhubungan dengan putra seorang kaya raya. Apapun mauku, pasti akan dikabulkan. Aku tak akan pernah melepaskanmu, Al. - batin Lyora.

**

Ponsel Velvet berbunyi, ia membiarkannya saja karena saat ini tengah melayani pembeli. Ya, Velvet memang selalu seperti itu. Ia akan bertanggung jawab pada setiap pekerjaannya.

Jika memang nanti ia sudah selesai melayani pembeli, baru ia akan melihat dan memeriksa ponselnya.

“Vel, sini aku gantikan. Aku sudah selesai membereskan kue-kue. Sebaiknya kamu periksa ponselmu, sepertinya penting,” kata Leslie mengambil alih pekerjaan Velvet.

“Baiklah, terima kasih, Les,” kata Velvet. Ia pun mundur dan mengeluarkan ponsel dari saku apron yang ia gunakan.

Allan? Kamu sudah kembali? - batin Velvet.

Velvet akhirnya menghubungi Allan kembali. Setelah panggilan itu terjawab, senyum terukir di wajah Velvet. Belakangan ini ia memang mengalami masa-masa sulit di mana sampai saat ini pun ia belum mendapatkan tempat untuk magang.

“Sepertinya aku harus meminta bantuan pada Allan, agar aku bisa bekerja di Perusahaan tempat Daddynya bekerja. Aku tidak ingin gagal, aku harus cepat lulus,” gumam Velvet.

Biarlah kali ini ia memanfaatkan statusnya sebagai kekasih seorang Allan Morgan. Tak akan sulit bagi putra seorang direktur perusahaan untuk memasukkan pegawai bukan?

**

Malam itu, Velvet telah bersiap diri. Ia akan makan malam bersama dengan Allan. Hati Velvet sangat senang sekali. Ia sudah menyelesaikan ujian akhir semesternya dan hanya tinggal meminta bantuan Allan untuk memasukkannya ke perusahaan di mana Daddy Allan bekerja.

Velvet menggunakan sebuah gaun berwarna hitam dengan panjang sedikit di atas lutut. Bagian atas pun tak terlalu terbuka dengan lengan sampai ke bagian siku. Ia membiarkan rambutnya tergerai dan memulas sedikit make-up.

Setelah selesai, Velvet tersenyum di depan cermin, “aku siap.”

Velvet melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, Allan sudah terlambat 15 menit dari waktu yang ia janjikan. Sejak pertama menjalin kasih, tak pernah sekalipun Allan terlambat. Mungkin bisa dikatakan ini adalah pertama kalinya.

“Tak apa, mungkin ia harus mengerjakan sesuatu dulu,” gumam Velvet yang masih berpikiran positif.

30 menit kemudian, yang artinya Allan terlambat 45 menit, sebuah mobil berhenti di depan rumah Velvet. Senyum tercipta di wajah Velvet saat mengetahui bahwa mobil tersebut adalah milik Allan.

Allan turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Velvet. Ia langsung saja masuk karena sudah mengenal keluarga Velvet, yang hanya ada Mom Faira saja.

“Selamat malam, Aunty,” sapa Allan.

Allan memang sangat sopan. Oleh karena itu juga, Mom Faira tak pernah melarang hubungan Velvet. Ia yakin Allan bisa menjaga putrinya dengan baik.

“Malam, Allan. Kamu ingin mengajak Velvet makan malam?” tanya Mom Faira.

“Iya, Aunty. Aku ingin merayakan selesainya ujian akhir semester ini bersama Velvet, sekaligus perayaan awal sebelum rencana kelulusanku,” jawab Allan.

“Wow, congratulation! Aunty sangat bangga padamu,” kata Mom Faira.

“Terima kasih, Aunty. Kalau begitu, kami pergi dulu,” Allan pun menggandeng tangan Velvet dan membawanya keluar. Tak lupa ia membukakan pintu untuk Velvet. Ya, Allan memang sangat ‘sweet’, hingga membuat Velvet lama kelamaan bisa menerima kehadirannya, bahkan kini jatuh cintta padanya.

“Maaf membuatmu menunggu lama. Malam ini jalanan sangat padat sekali. Apa mereka juga ingin merayakan sesuatu dengan makan malam seperti kita? Kalau begitu kita harus membuat sesuatu yang lebih romantis dan membuat mereka iri,” kata Allan sesaat setelah ia selesai memasang seatbelt.

Hal itu sontak membuat Velvet berdebar dan detak jantungnya tak karuan. Mungkin kalau lampu di dalam mobil sedang menyala, Allan bisa melihat wajah Velvet yang memerah karena malu.

“Kita berangkat!” Allan pun melajukan mobilnya menuju restoran di mana ia telah mempersiapkan sebuah makan malam mewah dan romantis, khusus untuk Velvet.

Di tengah perjalanan, Allan menautkan kedua alisnya kemudian berdecak kesal. Hal itu tentu saja mengundang perhatian Velvet yang langsung menileh ke arahnya.

“Ada apa?” tanya Velvet.

“Bensinnya hampir habis. Kita mampir ke pom bensin dulu ya,” kata Allan dan Velvet pun mengangguk.

Saat sampai di pom bensin terdekat, Allan pun turun. Ia membiarkan pintu sedikit terbuka sehingga lampu di dalam mobil pun menyala.

Velvet melihat Allan berbicara dengan seseorang yang kemudian membantunya memasang selang bensin.

Di dalam mobil, Velvet membuka tas miliknya kemudian mengambil ponsel. Ada beberapa pesan dari Leslie dan juga Lyora. Velvet membacanya, kemudian membalas pesan mereka. Saat ia telah memasukkan ponselnya ke dalam tas, ia merasakan sesuatu di selipan kursi yang ia duduki.

Velvet mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah sebuah lipstik. Jantung Velvet langsung berdetak cepat ketika ia juga melihat dua helai rambut yang sedikit terlilit dan terjepit pada lipstik tersebut.

“Merah?” gumam Velvet setelah memperhatikan warna helai rambut tersebut.

Pikiran Velvet langsung melayang saat Cord datang ke tempat ia bekerja dan mengatakan padanya bahwa ia sering menitipkan Allan pada Lyora.

Apakah yang dikatakan Cord benar? - batin Velvet.

Saat ini Velvet tak bisa berpikir jernih. Ia mengambil sehelai tissue kemudian memasukkan lipstik dan helaian rambut itu. Setelah itu ia memasukkannya ke dalam tas.

Velvet kembali tersenyum saat Allan berjalan kembali ke arah mobil. Ia bersikap biasa meskipun saat ini hatinya mulai tak karuan.

Aku tak akan bertanya sekarang. Aku harus mencari kebenarannya terlebih dulu. - batin Velvet lagi.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Anita noer

Anita noer

velvet wanita yg cerdas

2024-05-06

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sebentar lagi rahsia mu Allan akan terkuak

2024-02-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!