Bab 15. Kebenaran

Gafi yang berdiri di belakang keduanya begitu kaget mendengar ucapan Mamanya. Begitu juga dengan Vizta. Dia tidak mengerti dengan ucapan mama mertuanya itu.

"Kenapa mama berkata begitu? Apa maksudnya?" tanya Vizta.

"Sebenarnya Gafi itu bukan anak kandungnya Papa Rifaldi. Jadi pernikahan Gafi dan Dea itu sah."

Vizta menutup mulutnya, kaget mendengar kenyataan itu. Jadi selama ini ibu mertuanya membohongi Gafi.

"Kenapa mama berbohong dengan Gafi?" tanya Vizta lagi.

Gafi yang berada di belakang mereka mengepalkan tangannya menahan emosi. Dia tetap bersembunyi untuk mendengarkan apa lagi yang mamanya sembunyikan dan kebohongan apa lagi yang di simpan mama Ratna.

"Mama tidak mau berurusan dengan wanita yang bernama Tita. Sampai kapanpun, mama tidak akan pernah merestui Gafi dan Dea. Mama mohon bantuanmu. Bertahanlah dengan Gafi, mama akan membantu agar kamu dan Gafi bisa bersama," ucap Mama Ratna.

Vizta mengerutkan dahi mendengarnya. Rencana apa yang dimaksud Mama Ratna. Vizta juga tidak ingin berpisah, karena dia tahu sebenarny Gafi pria yang baik. Akan sulit mendapatakan pria sebaik dia lagi.

"Apa yang akan mama lakukan?" tanya Vizta penasaran.

Mama tampak tersenyum dan memiringkan tubuhnya menghadap Vizta. Gafi lalu mundur, agar mereka tidak mengetahui kehadirannya.

"Bagaimana jika kamu memberikan obat tidur di minuman atau makanan Gafi? Dengan begitu kamu bisa tidur bareng dia. Bukankah kamu mengatakan, kalian belum pernah melakukan hubungan. Jika kamu dan Gafi telah melakukan dan kamu hamil, Gafi tidak akan bisa menceraikan kamu," ucap Mama Ratna.

Vizta menganggukkan kepalanya mendengar rencana mama mertuanya. Kenapa dia tidak pernah berpikir untuk melakukan itu.

"Ide Mama bisa juga. Sebaiknya kapan aku lakukan itu?"

"Secepatnya. Mama juga akan mencari tahu di mana wanita itu tinggal. Akan mama ingatkan dia, jangan pernah dekati Gafi. Kalian bersaudara. Pasti dia tidak akan mau lagi, karena tidak mungkin menentang Tuhan."

"Terima kasih, Ma. Mama mendukungku. Membuat aku jadi semangat lagi. Aku tidak akan pernah menyerah dan akan terus pertahankan milikku."

Vizta memeluk mama mertuanya. Gafi perlahan mundur. Sampai di halaman rumahnya, Gafi meninju udara melampiaskan kekesalannya.

Gafi berjalan perlahan, masuk ke rumah kembali. Menarik napas panjang agar dirinya masih tetap bisa bersandiwara. Pria itu akan berpura-pura tidak tahu. Dia akan bertanya langsung dengan Papa Rifal.

Aku baru mengerti apa maksud papa melarangku menikah. Aku yakin dia ingin mengatakan kebenarannya. Namun, ada sesuatu yang membuatnya takut untuk berterus terang.

Gafi menghentakan kakinya ke lantai agar Mama dan Vizta mengetahui kehadirannya. Kembali Gafi mengepalkan tangan untuk meredam emosinya.

Gafi tidak menyangka jika mamanya begitu tega berbohong hanya karena tidak suka dengan ibunya Dea. Mama tega melihat dia terpuruk dan sakit hati.

Ingin rasanya Gafi, memaki Mamanya jika tidak ingat dosa. Kenapa begitu tega membohongi dan mengorbankan kebahagiaan dirinya hanya karena ego mama.

"Hhhmmmm ...." Gafi sengaja berdeham agar mereka menyadari kehadirannya.

Vizta dan mama serempak memandangi Gafi. Mereka berdua tampak kaget saat menyadari siapa yang datang. Gafi mencoba tersenyum untuk menutupi kemarahannya.

Gafi duduk dihadapan istri dan Mamanya. Mencomot kue yang dibawa mama. Vizta dan mama tampak menarik napas. Mereka saling memandang.

"Sejak kapan kamu pulang? Kenapa pulang siang?" tanya mama Ratna.

"Baru. Aku pulang untuk mengambil berkas yang ketinggalan," ucap Gafi berusaha senormal mungkin, agar kedua orang dihadapannya tidak curiga.

Mama dan Vizta kembali saling menatap dan mengelus dada, pertanda lega. Mungkin mereka pikir Gafi tidak mendengar pembicaraan mereka.

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***