Bab 8. Apa kau ingin kembali?

Satu bulan telah berlalu sejak hari pernikahannya dengan Dea. Gafi tampaknya sudah mulai dapat menerima kenyataan. Pagi ini pria itu bermaksud ingin kembali memimpin perusahaan milik orang tuanya yang biasa dia pegang.

Mama Ratna senang karena akhirnya sang putra bisa melupakan apa yang telah terjadi. Wanita itu memasak lauk kesukaan anaknya.

"Sepertinya anak mama sudah siap masuk kerja lagi, nih?" tanya mama dengan senyum semringah.

Gafi menarik napas panjang. Jika dikatakan dia telah melupakan apa yang terjadi, itu tidak benar. Bagaimana mungkin dia melupakan cintanya begitu saja. Dia begitu mencintai Dea. Baru pertama kali dia merasakan itu pada seorang wanita.

"Aku tidak mungkin selamanya terpuruk dalam kenyataan. Cuma aku minta pada mama, jangan pernah menyalahkan ibu Dea lagi. Dia juga tidak tahu jika ayah telah berisitri. Yang pantas mama salahkan adalah Papa. Dia yang telah membohongi Ibu Dea!" ucap Gafi penuh penekanan.

Mama Ratna ingin bersuara, tapi diurungkan karena melihat suaminya yang datang. Pria itu pasti juga akan membela Tita. Sejak pertemuan mereka kembali, suaminya itu tidak pernah lagi mau mengobrol panjang lebar dengan dirinya.

"Selamat pagi, Gafi. Sepertinya kamu telah siap ke kantor lagi," sapa Papa Rifaldi. Namun, Gafi hanya diam saja tanpa menjwab sapaan Papanya itu.

Rifaldi mengerti apa yang ada dalam pikiran anaknya itu. Pasti dia sangat kecewa pada dirinya. Gafi pasti menganggap dialah penyebab semua yang terjadi.

Sebenarnya Rifaldi kasihan melihat nasib kedua anaknya yang harus terpisah karena kebohongan Ratna. Ingin rasanya pria itu mengatakan kebenarannya. Walaupun Gafi bukan darah dagingnya, tapi rasa sayangnya pada Gafi sangatlah besar seperti putra kandungnya.

Gafi berdiri dari duduknya mengacuhkan Papanya. Dia mengambil tas kerjanya dan langsung menuju mobil yang terparkir di halaman rumah.

Rifaldi menatap Ratna dengan tatapan menghujam seperti ingin membunuh saja. Jika saja Ratna tidak menyimpan bukti kejahatan yang dia lakukan pastilah pria itu akan segera meninggalkan Ratna. Rasa cintanya sudah terkikis habis. Tidak tersisa sedikitpun pada wanita itu.

"Aku akan menikahkan Gafi segera," ucap Ratna memecahkan kesunyian di antara keduanya.

"Apa lagi yang kau rencanakan? Gafi masih berduka karena perpisahan ini."

"Karena itulah aku ingin dia segera menikah agar bisa melupakan anak dari wanita ja*lang itu."

"Cukup Ratna! Apa kau belum puas juga membuat Tita menderita. Apa kau pikir aku tidak tahu, kau meminta orang buat mengusirnya dari kampung dengan tuduhan hamil di luar nikah, tanpa suami."

Ratna tampak terkejut dengan ucapan suaminya itu. Dari mana pria itu tahu semuanya. Ratna memang membayar perangkat desa untuk mengusir Tita dari kampung tempat dia tinggal dulu. Desa di mana pertama kali Rifaldi bertemu dengan ibunya Dea itu.

Tujuan Ratna melakukan semua itu agar Rifaldi tidak bisa menghubungi wanita itu lagi.

"Padahal saat itu Tita sedang hamil. Kau tidak ada rasa kasihan dan simpati sedikitpun. Sebagai sesama wanita kau tidak ada rasa empati padanya."

Ratna yang telah menahan amarahnya memukul meja makan hingga makanan sedikit berantakan. Dia memandangi Rifaldi dengan mata menyala.

"Jadi aku harus bagaimana? Membantu wanita yang telah merebut suamiku. Membiarkan dia hidup tenang padahal dia telah merebut kebahagiaanku. Apa kau sebenarnya masih menginginkan wanita itu?" tanya Ratna dengan suara tinggi.

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***