Bab 7. Takdir Cinta

Telah dua hari Dea tidak mau keluar kamar. Makanpun jika tidak dipaksa ibunya, tidak Dea lakukan. Ibu Tita yang baru selesai masak sup ayam, membawakan sepiring nasi dan sup ke dalam kamar putrinya itu.

Ibu Tita meletakkan nasi di atas meja nakas samping tempat tidur. Membangunkan Dea. Ibu tahu jika putrinya baru saja terlelap. Tadi malam saat mau minum ke dapur, ibu mendengar suara isak tangis Dea.

Ibu mana yang tidak akan sedih dan ikut merasa terluka melihat putrinya yang terpuruk. Ibu Tita merasa sangat bersalah. Dia merasa semua ini karena kesalahan dirinya. Jika saja dia menyelidiki siapa Rifaldi sebelum menikah dengannya, pasti Dea tidak akan merasakan semua ini.

Tita melihat mata Dea yang bengkak. Dua hari ini air mata selalu membanjiri wajah putrinya itu. Hati Tita merasa teriiris melihat anaknya itu.

"Sayang, bangun Nak!" ucap Bu Tita. Dia mengguncang pelan tubuh putrinya itu.

Dea membuka matanya perlahan. Menatap ibunya dengan pandangan kosong. Dari kemarin, Dea tidak bicara dengan wanita yang telah melahirkan dia itu.

Dea menarik napasnya. Dia sadar semua bukan salah ibunya. Ibu telah banyak menderita karena ayah. Membesarkan dirinya tanpa bantuan siapapun karena keluarga ibu yang telah tiada. Ibu Tita hanyalah seorang wanita yang dibesarkan di panti asuhan. Tanpa ada sanak saudara.

"Kamu mau cuci muka dulu atau langsung makan. Dari malam kamu belum makan, Nak. Jangan siksa dirimu lagi. Ibu tidak tahan melihat keadaan kamu seperti ini. Lebih baik kamu mencaci ibu, dari pada kamu diamkan," ucap Ibu dengan air mata yang membasahi pipinya.

Dea bangun dan memeluk ibunya. Wanita yang selalu menemani selama ini. Mereka hanya hidup berdua.

"Ibu, aku tidak kuat. Aku capek," ucap Dea dengan air mata berlinang.

"Jangan bicara begitu, Nak. Semua badai pasti berlalu. Ibu tahu, ini tidak mudah bagimu. Ibu minta maaf, semua ini salah ibu," ucap Tita terbata.

Dea memeluk tubuh ibunya dengan erat. Kembali tangisnya pecah. Dia belum bisa menerima kenyataan yang terjadi. Rasanya baru kemarin dia merayakan pernikahannya dengan Gafi. Namun, semua kebahagiaan itu sirna dalam sekejap.

"Maafkan Ibu, Nak," ucap Ibu Tita lagi.

Dea menggelengkan kepalanya. Sudah cukup dua hari ini dia membuat ibunya sedih dan kuatir. Semua Takdir Cinta yang dia jalani adalah kehendak Tuhan, bukan salah ibunya.

"Aku yang harus minta maaf, karena telah membuat ibu kuatir. Aku tidak seharusnya menyalahkan ibu," ucap Dea.

"Sayang, ibu akan mengatakan semua tentang ayah kamu, dan mengapa ibu bisa menikah dengan ayah kamu. Hanya satu yang perlu ibu bawahi, ibu bersumpah jika ini tidak mengetahui ayahmu telah berkeluarga. Ayahmu mengaku jika dia masih lajang, itulah sebabnya ibu mau menikah dengannya. Ibu ...." Ucapan Ibu terhenti karena Dea menutup mulut ibunya secara pelan dengan tangannya.

"Sudah, Bu. Aku percaya dengan semua yang Ibu katakan. Aku yakin ibu tidak bersalah."

Walau Dea tidak mau mendengarkan cerita ibunya, tapi Tita tetap mengatakan semua sambil menyuapi anak gadisnya itu. Dea mengerti sekarang semua yang terjadi. Dia akan berusaha menerima kenyataan jika Gafi adalah saudaranya, walau mungkin itu akan sulit.

Takdir antara satu orang dengan lainnya juga tak sama. Ada orang yang ditakdirkan penuh kebahagiaan, ada pula yang sebaliknya.

Saat takdir itu datang, tak ada yang bisa menolaknya. Meski, seseorang tersebut sudah berhati-hati dalam bertindak dan melangkah. Jangan menyalahkan takdir atas keinginan kamu yang tak terwujud. Daripada menunggu, lebih baik kamu berusaha mewujudkannya.

Bertemu denganmu adalah takdir, menjadi temanmu adalah pilihan, tapi jatuh cinta denganmu berada di luar kendaliku. Berhentilah menyalah-nyalahkan Tuhan dan takdir. Mungkin ikhtiar, amal, dan doa kita yang masih jauh dari sempurna. Takdir yang dituliskan Tuhan merupakan hal terbaik dalam hidup kita, walau terkadang yang terbaik itu tak selalu indah. Tugas kita hanya menjalani takdir Allah dengan ikhlas. Jangan tanya kenapa karena Allah tahu yang terbaik untuk kita.

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***