Ratna menarik tangan Gafi untuk segera meninggalkan rumah kediaman Dea. Mamanya itu tidak ingin lebih lama berada di sana.
"Ma, beri aku waktu. Aku harus bicara dengan Dea. Pakaianku juga belum dimasukan koper!" ucap Gafi.
"Apa lagi yang harus dibicarakan? Semakin lama kamu ada di sini, akan semakin menyakitkan buat Dea. Jika kamu memang peduli dengan wanita itu, tinggalkan dia sekarang juga!" ucap Ratna. Tangannya masih tetap memegang tangan Gafi.
Gafi tahu apa yang mama Ratna ucapkan itu ada benarnya. Mereka harus secepatnya berpisah agar bisa saling melupakan. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk dapat bersatu dan bersama kembali, karena Tuhan dan semesta tidak merestui.
"Aku harus bicara. Tidak sebagai suami, tapi sebagai seoarang abang, aku tetap akan bicara." Gafi menyentak tangannya mama hingga terlepas.
"Mama tunggu kamu. Sepuluh menit, mama rasa sudah waktu yang cukup."
Mama Ratna lalu menarik tangan Papa Rifal untuk keluar dari rumah itu menuju mobil. Gafi lalu berjalan mendekati Dea yang masih menangis. Ibu Tita juga menangis di sofa.
Gafi berlutut dihadapan Dea. Membawa wanita itu ke dalam dekapan dadanya. Tangis Dea pecah dalam pelukan Gafi.
"Mas, ini hanya mimpikan? Katakan Mas, semua ini tidak benar. Kita masih suami istri'kan, Mas?" tanya Dea dengan suara terbata sambil terisak.
Air mata Gafi jatuh membasahi pipinya. Dia juga berharap semua ini hanyalah mimpi. Pria itu juga sangat mencintai Dea. Namun, dia tidak ingin melawan takdir.
"Sayang, ini semua nyata. Aku juga berharap semua ini mimpi. Aku hanya berharap waktu dapat menyembuhkan luka kita. Kita harus berpisah. Semoga saat kita bertemu lagi, kita telah bisa dapat menerima kenyataan jika kita ini bersaudara. Kita masih bisa bersama sebagai abang dan Adek. Aku berdoa semoga kamu mendapatkan jodoh yang jauh lebih baik dariku."
Dea menggelengkan kepalanya. Berat rasanya ikhlas menghadapi semua ini. Gafi pria pertama yang menyentuh hatinya. Pria pertama yang mengajari dia cinta. Bagaimana dia bisa menerima kenyataan ini?
Memang sedih bila kita harus dihadapkan pada perpisahan dengan orang yang dulu pernah sangat istimewa di hati. Tapi tak perlu menyesali keadaan. Tak usah menghujat pertemuan yang pernah terjadi. Karena semua sudah jadi bagian dari hidup kita dan yang perlu kita lakukan adalah mensyukuri semuanya.
Kenapa ada pertemuan kalau ternyata harus berakhir dengan perpisahan yang begitu cepat? Bisa jadi perpisahan itu harus terjadi untuk menyelamatkan kita dari sesuatu yang buruk. Bahkan hidup kita justru bisa makin membaik setelah ada perpisahan tersebut.
"Kenapa ini harus terjadi padaku? Apakah aku bisa menjalani semua ini tanpa kamu? Aku tidak mau berpisah, Mas. Katakan pada Tuhan, kenapa takdir baik tidak pernah berpihak padaku. Setiap pria terdekatku, selalu pergi dari hidupku. Setelah ayah meninggalkan aku, apakah kamu orang yang aku cintai akan pergi juga?"
Gafi memeluk erat tubuh Dea. Dia dapat memahami perasaan wanita itu. Selama enam bulan mereka bersama, Dea selalu bercerita tentang kerinduannya pada sosok ayah. Dia bersyukur karena sejak kehadiran Gafi, rasa rindu pada sosok seorang ayah berkurang. Cinta dan sayang yang pria itu berikan telah cukup bagi Dea.
"Kenapa kita dipertemukan jika harus berpisah?"
"Dea, kita berpisah hanya sementara. Untuk membiasakan hati kita jika kita ini bersaudara. Nanti kita bisa bersama lagi sebagai adik kakak. Aku akan tetap menyayangi kamu, melindungi kamu dan menjaga kamu," ucap Gafi.
"Aku tidak bisa, Mas. Lebih baik kita jangan pernah bertemu. Aku takut nanti perasaan ini tidak hilang. Pergilah, Mas. Pergilah! Biarkan aku di sini. Biarkan aku tetap mengenang semua kebersamaan kita!" ucap Dea.
Dea melepaskan diri dari pelukan Gafi. Pria itu berdiri dan mengambil barang berharga miliknya. Gafi meninggalkan semua uang cash dan kartu kredit serta atm-nya. Dea tahu jika semua kartunya memakai tanggal lahir wanita itu sebagai pin-nya.
Gafi berjalan perlahan meninggalkan rumah itu. Sekali lagi dipandanginya Dea yang masih menangis. Gafi menyalami ibu Dea dan meminta maaf karena sudah tidak bisa bersama anaknya lagi.
"Ibu yang harus minta maaf. Semua karena kesalahan ibu," ucap Ibu Tita.
"Tidak ada yang salah, Bu. Semua sudah menjadi kehendak Tuhan. Aku titip Dea. Tolong jaga Dea, Bu."
Gafi memeluk tubuh Ibu Tita. Enam bulan mengenalnya, Gafi tahu wanita paruh baya itu adalah orang baik. Mungkin nasib saja yang belum berpihak padanya dan juga dengan Dea.
...****************...
Selamat pagi. Mama akan meluncurkan novel terbaru nanti jam 11 siang. Jangan lupa mampir dan beri dukungannya.
Judul novel PENGKHIANATAN CINTA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Annie Soe..
kok ga test dna biar yakin seyuakeen2nya...
2024-03-05
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kalo kondisi spt itu .. masih perlu kata talaq gak siiii dari Gafi ?
*asli nanya 🙏😊
2023-04-28
0
Nci
Wah ada Novel baru, siap mampir Maa 💕
*
Tragis sekali nasibmu Dea, tidak pernah mengenal ayah kandung sekalinya bertemu harus terima kenyataan pahit kalau ayah kandungmu dan ayah suamimu ternyata orang yang sama, apa betul memang kalian kakak beradik? Coba tes DNA untuk memastikan karena ucapan Mama Ratna menyangsikan sedang Papa Rifal diam tidak mau menjelaskan
2023-03-20
0