My Hot Maid
Suara bising terdengar di seluruh ruangannya, lampu disko yang kelap kelip dengan alunan musik DJ yang menyakitkan telinga tapi berbeda untuk orang-orang yang tengah berjoget ria dengan pakaian minim dan tubuh yang saling bersentuhan dengan lawan jenis.
Seorang wanita cantik tengah berjoget dengan pakaian yang seksi, segelas alkohol ada di tangannya.
Para pria mulai mendekati dan mencoba merayu, tapi bagi wanita itu mereka tidak selevel dengannya.
"Hey guys! Hari ini aku yang traktir, minum sepuasnya sampe teler!" Bianca tertawa dengan keadaan yang sudah sangat mabuk tapi ia tetap menari dan meminum minuman miliknya.
"Hore!" Sorakan penuh kebahagiaan terpancar di wajah teman-temannya.
Bianca terus menari tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya, hingga punggungnya menabrak seorang pria berjas hitam dengan stelan yang rapi.
"Hey, tuan. Apa kau buta!" Pekik Bianca yang sudah sangat mabuk.
Pria di depannya hanya diam dan tidak menjawab, tatapan dingin dan tajam menatap Bianca tapi wanita itu tanpa rasa takut mendekati pria itu.
"Etts... Tunggu dulu, wajahmu tampan sekali." Bianca mulai mengelus wajah tampan pria di depannya.
"Sebaiknya kau jaga tangan mu itu!" Samuel menatap wanita di depannya dengan tajam, ia tidak suka dengan wanita yang pura-pura mabuk hanya untuk menggodanya.
"Etts.. Apa kau tidak tahu siapa aku?! Aku Bianca Boenavista seorang wanita cantik dengan kekayaan yang melimpah, pria seperti mu mampu ku beli!" Bianca yang masih berada di dalam pengaruh alkohol langsung menggoda Samuel habis-habisan.
Pria tampan itu mulai mengeraskan rahangnya, ia merasa sangat risih dengan wanita di depannya.
Lalu 2 orang pria mendekati Bianca, ia langsung menarik tangan wanita itu.
"Maaf Tuan, dia teman kami." Kedua langsung membawa Bianca pergi, tapi Samuel terus menatap kepergian Bianca yang menghilang di balik pintu.
Bianca dengan jalan sempoyongan di bawa ke sebuah kamar, klub malam ini berada di bawah sebuah hotel mewah dan sangat memudahkan para pria dan wanita yang ingin melakukan hubungan terlarang untuk langsung memesan kamar.
"Hehehe.. Hari ini Tuhan sedang berpihak kepada kita." Pria itu menatap lapar tubuh Bianca yang kini tengah terbaring di atas ranjang, kulit putih yang mulus dan tubuhnya yang berbentuk gitar spanyol membuat kedua pria itu hanya bisa menelan air liurnya dan tidak sabar untuk merasakan kenikmatan dari tubuh Bianca.
Tapi saat hendak membuka pakaian Bianca, kedua pria itu langsung di hajar oleh orang-orang yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.
"Bawa mereka pergi!" Samuel langsung memerintahkan anak buahnya untuk membawa orang-orang itu pergi dari klub malam miliknya.
Kini matanya melihat tubuh Bianca yang tengah terbaring di atas ranjang, ia bisa melihat dres milik wanita itu tersingkap ke atas yang membuat paha mulusnya terlihat jelas di depan Samuel.
Bianca mulai terbangun tapi keadaannya masih mabuk, dengan senyuman bodoh Bianca langsung bangun dan berjalan ke arah Samuel.
"Ah, kau pria tampan. Aku pecinta pria tampan," oceh Bianca yang masih berada di dalam keadaan yang mabuk.
Samuel terdiam, ia menelan air liurnya saat melihat belahan dada Bianca yang berukuran 40. Tangan Bianca langsung mendorong tubuh Samuel ke atas ranjang, senyuman jahat dan mesum terpancar jelas di wajah wanita itu.
Perlahan bibir Bianca mendekati wajah Samuel, saat Samuel hendak mencium Bianca tiba-tiba wanita itu memuntahkan isi perutnya tepat ke wajah Samuel.
"Arg.." Samuel berteriak marah dan jijik ia langsung mendorong Bianca agar menjauh darinya.
Pria itu segera berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang sudah di nodai oleh muntahan Bianca.
"Wanita sialan, beraninya kau muntah di wajah ku!"
Samuel langsung keluar dari kamar mandi, ia melihat Bianca masih terlelap tidur. Tanpa rasa peduli dan yang ada hanya rasa malah dan jijik Samuel langsung meninggalkan Bianca sendirian di dalam kamar.
*
*
Bianca terbangun dari tidurnya, ia melihat kamar yang terasa sangat asing baginya.
"Arg.. Kepala ku sakit." Pekik Bianca yang memegangnya kepada dengan tubuh yang mulai bangkit.
Hidup mancungnya mulai mengendus-endus bau yang tidak sedap, "Ih, bau apaan nih? Bau banget!" Bianca langsung menutupi hidungnya karena tidak kuat mencium bau busuk yang sebenarnya bau muntahan nya sendiri.
Bianca buru-buru masuk ke dalam kamar mandi, ia segera membersihkan dirinya. Lalu Bianca sadar jika bau busuk itu dari bajunya, "Sial, baju ku kotor mana bau lagi."
Bianca hendak menghubungi temannya tapi ia lupa jika dirinya tidak membawa handphone sama sekali karena handphone di titipkan di tas sahabat nya. Bahkan ia lupa dimana ia menyimpan tas miliknya, "Sial, bagaimana ini? Aku tidak memiliki pakaian dan dompet ku juga tidak ada, lalu bagaimana aku membayar kamar ini." Oceh Bianca yang mulai panik.
Terdengar suara ketukan di pintu kamar, Bianca mulai waspada ia yakin itu pengurus kamar yang menyuruhnya untuk keluar.
Bianca dengan perlahan membuka pintu kamar, ia masih menggunakan sehelai handuk.
"Ada apa?" Bianca bersembunyi di balik pintu dan hanya memperlihatkan kepalanya saja.
"Maaf Nona, ini sudah waktunya untuk anda keluar dari kamar dan anda bisa langsung membayar tagihan kamar anda, dan juga minuman yang anda pesan."
...Oh My God!!!!! Bagaimana ini, aku lupa dompet ku dimana! Bagaimana cara ku membayarnya dan handphone ku malah tidak ada...
"Ah, begitu. Boleh aku meminjam telpon untuk menghubungkan teman ku. Tadi malam aku kehilangan dompet dan handphone ku ada di tas teman ku. Jadi untuk saat ini aku tidak memiliki uang," jawab Bianca dengan memasang senyuman malu dan bodoh.
"Maaf Nona tidak bisa, sekarang anda ikut saya dan bertemu dengan manager!"
"Enggak mau, kau bisa meminjamkan handphone mu sebentar. Aku janji setelah itu, aku pasti akan langsung bayar!"
"Tidak bisa Nona, anda bisa menelpon di ruang manager. Tapi sekarang anda bisa ikut saya!" Pengurus kamar pun langsung menarik tangan Bianca tapi wanita itu segera melepaskan tangan pria itu dan langsung menutup pintu kamar.
Ketukan terdengar sangat keras, suara teriakan pengurus kamar membuat Bianca semakin panik bahkan kini ada beberapa pihak keamanan yang berada di depan kamar Bianca.
"Sial bagaimana ini!?"
Bianca terus berpikir, lalu ia melihat sebuah telpon rumah di meja dekat ranjang.
Hatinya seketika bersorak senang, ia langsung menghubungi nomor handphone miliknya.
"Sial.. Rebecca ayolah angkat!"
Bianca terus berdoa di dalam hati, ia berharap jika temannya bisa segera mengangkat panggilan darinya. Tapi Bianca langsung menelpon pihak rumah dan untungnya kepala pelayan yang mengangkatnya.
Saat Bianca henda bicara, pintu kamar tiba-tiba di dobrak dengan paksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Andariya 💖
wah..awal.yg seru
2024-05-31
0
🌸 Airyein 🌸
Jangan bilang ni hotel milik samuel
2024-04-18
0
🌸 Airyein 🌸
Kaget gw 😭
2024-04-18
0