Tubuh berotot dan kekar itu menggeliat, pria itu merentangkan kedua tangan nya. Merasa silau oleh sinar matahari, ia menutup matanya dengan tangan, "Dimana aku?"
"Tuan muda Vicenzo, Anda sudah bangun," seorang pelayan lelaki pengurus Tuan muda-nya menghampiri ke dekat ranjang besar nan mewah milik majikan nya.
Pria itu membuka matanya dengan perlahan, berbalik ke arah suara pelayan nya berasal. "Paman Benjamin, apa aku di rumah?"
"Ya, Tuan."
"Benarkah? Bukankah aku semalam menghadiri pesta para relasi di hotel, lalu tubuhku tiba-tiba menjadi panas dan... dan... apa?" Vicenzo mencoba mengingat-ngingat.
"Apa Anda tidak ingat? Saat Anda tak sadarkan diri karena mabuk, sepupu Anda Tuan Andrew membawa Anda pulang."
"Andrew? Benarkah? Arghht, kepalaku sakit sekali Paman."
"Sarapan dulu Tuan muda, saya akan bawakan sarapan Anda sekarang dan juga obat untuk sakit kepala Anda." Paman Benjamin lalu setengah berlari keluar kamar.
Pria berambut kecoklatan dengan manik mata berwarna biru itu bangkit dari tidurnya, dia memundurkan tubuhnya bersender di kepala ranjang yang terbuat dari kayu mahoni.
Vicenzo memijit keningnya yang masih terasa sakit, ia merasa sudah melupakan sesuatu yang penting. Apa itu?
Ceklek.
Vicenzo memicingkan matanya, mengenali itu sepupunya Andrew. "Paman Benjamin bilang, kau yang membawaku pulang dari pesta?"
"Yoi, kau mabuk berat. Ckkk... Kenapa akhir-akhir ini kau cepat sekali mabuk? Apa kau ada masalah dengan Anetta?" tanya Andrew, sepupu dari pihak Ibu Vicenzo.
Vicenzo menggeleng, "Hubungan kami baik, tapi akhir-akhir ini sikapnya agak berubah. Entah kenapa dia seperti sedang ketakutan, kau sangat dekat dengan nya sejak sekolah menengah atas. Apa dia bercerita sesuatu padamu?"
"Tidak, lagipula hubungan pertemanan kami sudah lama selesai... yah selesai," mata Andrew menerawang seolah sedang melamunkan sesuatu.
"Sudahlah, lagipula lusa Anetta akan pergi ke London untuk melanjutkan kuliah. Aku dan dia sudah bertunangan, jadi hatiku tenang saat dia pergi untuk kuliah." Ujar Vicenzo, dia sangat mempercayai penuh tunangan nya Anetta.
"Kamu sepertinya benar-benar mempercayai Anetta sepenuhnya, bukankah itu terlalu cepat jika melihat hubungan kalian karena di jodohkan. Kamu belum terlalu mengenal Anetta, Vic." tatapan Andrew berubah, matanya menggelap penuh rasa sakit.
Vicenzo menautkan kedua alisnya mendengar nada sarkasme dari suara sepupunya itu, "Ada apa, Andrew? Kita berdua bukan hanya sepupu tapi sudah seperti saudara kandung, kau sepertinya meyembunyikan sesuatu dariku."
Tiba-tiba Andrew tertawa, "Hahaha... kau terlalu berpikir berlebihan. Kau bilang kepalamu sakit, jadi kau terlalu overthinking. Lagipula mana ada aku bisa disamakan denganmu yang keturunan dan pewaris keluarga Gladwin. Sang pewaris... Vicenzo Gladwin. Aku hanya saudaramu dari pihak ibumu yang bahkan hanya putra dari pengurus salah satu Perusahaan milik Ayahmu. Kamu dan aku seperti langit dan bumi, Vic."
"Andrew! Aku bilang jangan pernah lagi merendahkan dirimu! Kau adalah saudaraku, aku tak pernah sekalipun memandang kau lebih rendah dari seorang saudara," teriak Vicenzo.
Andrew mengangkat kedua tangan nya, " Come on, Brother! Aku hanya bercanda, kau terlalu serius."
Tok... Tok... Tok...
"Tuan muda, saya membawakan sarapan dan obat untuk Anda." Paman Benjamin masuk mendorong kereta dorong makanan.
"Makanlah, aku harus pergi." Andrew memasukkan kedua tangan nya ke saku depan celananya, ia melangkah pergi keluar dari kamar mewah sang pewaris dengan berjalan santai.
"Ada apa dengannya? Dia banyak berubah," Vicenzo menggelengkan kepalanya menatap punggung sepupunya yang keluar dari kamar.
Setelah keluar dari kamar sepupunya, Andrew masuk ke dalam mobil menuju Apartemen nya. Saat sudah sampai, Pria itu memijit kode pintu unit Apartemen nya lalu masuk menutup pintu.
Andrew berjalan ke lemari pakaian nya, menarik koper kecil keluar membukanya. Di dalam koper itu ada bukti-bukti penyerangan Vicenzo pada seorang perempuan pegawai hotel. Pakaian sobek wanita itu serta seprai dan rekaman Cctv juga bukti lainnya. Dia juga lah yang memasukkan obat ke dalam minuman Vicenzo dan sengaja menelepon salah satu pegawai hotel untuk membersihkan kamar hotel sepupunya itu sengaja untuk menjebak Vicenzo.
Saat dia sudah yakin bisa menjatuhkan sepupunya dan merusak reputasi Vicenzo, tapi sayangnya dia harus kehilangan wanita itu. Saat ia menyusul pergi mencari perempuan itu ke rumah si wanita, wanita itu telah menghilang. Akhirnya rencana berubah, ia akan membuat Vicenzo tidak mengingat akan malam tadi, "Mungkin belum waktunya aku menghancurkan mu dan reputasimu, Vicenzo. Tunggu, suatu hari nanti aku akan membalas sakit hatiku karena kau telah merebut kekasihku. Aku hanya dipandang sebelah mata oleh keluarga Ayahmu dan juga oleh keluarga Anetta, tapi suatu hari nanti mereka akan menusukmu dari depan dan belakang, Vic."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Bzaa
aihhhh sepupu kok bgtu
2024-11-29
0
Hilmiya Kasinji
oh musuh dalam selimut rupanya...lanjut baca ah
2024-07-11
0
Andariya 💖
oh..oh..jadi baik d depan tp d belakang menusuk🤣🤣
2024-03-22
0