Bab 19

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Claire mengalami morning sick yang sangat parah! Dia sudah bolak-balik toilet karena rasa mualnya hari ini sungguh luar biasa.

Mateo pun sempat panik dibuatnya, dia tidak tau harus berbuat apa karena Claire menolak untuk dibawa ke Dokter.

"Kita ke Dokter saja ya aku khawatir kau dan bayimu kenapa-kenapa,"

"Tidak Teo, ini masalah wajah ibu hamil kok,"

"Ayo aku bangun kembali ke tempat tidur!"

"Tidak, aku mau mandi untuk berangkat kerja,"

"Wajahmu sudah sangat pucat itu, kau tidak perlu masuk kerja dulu hari ini!'

"Tidak Teo, aku mau tetap kerja aku bisa kok,"

"Kau ini keras kepala sekali si," kata Mateo.

Karena dibujuk oleh Mateo tetap tidak mempan dan Claire masih kekeh mau berangkat kerja, padahal didalam kamar mandi pun terdengar Claire terus muntah-muntah.

Mateo pun pergi ke kamar orangtuanya agar mereka mau membujuk Claire untuk tidak berangkat kerja. Saat Claire keluar dari dalam kamar mandi sambil memegangi perutnya, momy Ameera sudah berada didalam kamar.

"Mom, ada apa?"

"Kau masih tetap ingin kerja Claire? Padahal wajahmu sudah pucat, lebih baik istirahat saja di rumah,"

"Aku tidak enak dengan Dady Liam jika terus-menerus tidak masuk kerja,"

"Dady Lima itu kan mertuamu sendiri untuk apa merasa tidak enak? Ingat Claire, kau itu mengandung cucu kami, dan momy tidak mau kalau sampai terjadi sesuatu pada cucu pertama momy,"

Sebenarnya hati Claire sangat tersentuh dengan kasih sayang keluarga Mateo, semua keluarga group Limson memperlakukannya dengan baik, padahal anak yang dikandungnya ini bukanlah darah daging keluarga Limson tapi tetap saja mereka sangat baik pada Claire dan mengkhawatirkan janin yang tengah dikandung olehnya, sebagaimana mengkhawatirkan keturunan mereka sendiri.

Melihat Claire sepertinya menahan tangis, momy Ameera pun memeluk menantunya itu.

"Sudah, jangan kerja lagi dan tetaplah di rumah buat semua kebutuhanmu menjadi tanggungjawab Teo, momy yakin putra momy itu sangat bertanggungjawab,"

"Terimakasih banyak mom, aku sudah diterima sangat baik di keluarga ini padahal aku hanyalah sebuah masalah,"

"Ya Tuhan Claire, tidak ada yang menganggapmu seperti itu, kami sangat menyayangimu dan juga bayi yang sedang kau kandung, terlepas dari apapun hal yang sudah kau lewati,"

Melihat momy Ameera sangat menyayangi Claire, Mateo pun menyunggingkan senyum dibibirnya.

Akhirnya setelah dibujuk oleh momy Ameera, Claire pun tidak jadi berangkat kerja, dia kembali berbaring diatas ranjang.

Seorang pelayan diminta oleh momy Ameera untuk mengantarkan sarapan serta buah-buahan ke dalam kamar Claire.

"Pagi nona, ini sarapannya,"

"Terimakasih,"

Mateo yang baru selesai mandi kemudian hanya mengenakan handuk di pinggangnya, menghampiri Ameera yang sedang mengamati makananya.

"Kau itu bukan juri acara memasak, untuk apa hanya mengamati makanan itu?" tanya Mateo.

"Aku belum lapar, nanti tunggu sebentar lagi,"

"Mau aku suapi?"

"Tidak perlu, yang ada aku semakin mual-mual,"

"Hah, kak Claire tidak tau saja banyak wanita diluar sana yang mengantri untuk aku suapi, ini malah ditolak,"

"Ya sudah, kalau begitu suapi saja wanita diluar sana!" kata Claire sambil menjulurkan lidahnya.

"Nanti cemburu kalau aku menyuapi wanita lain,"

"Kau terlalu percaya diri,"

"Wajar karena aku diidolakan banyak wanita muda,"

"Kalau begitu kenapa memilih yang tua?"

"Karena rasanya lebih manis," kata Mateo.

"Dasar beruang me sum, sudah sana berangkat kuliah!"

"Hari ini aku tidak kuliah, momy dan Dady kan sedang sibuk mengurusi bisnis jadi mereka meminta aku untuk menjagamu,"

"Ada pelayan disini,"

"Sudah jangan bawel, ayo sarapan aku suapi,"

Kemudian Mateo pun mengambil sendok dan mulai menyuapi Claire.

"Teo, apa tidak sebaiknya kau memakai pakaianmu dulu?"

"Kenapa memangnya, kau tergoda?"

"Tidak, siapa juga yang selera,"

"Kan belum dicoba, kalau sudah dicoba pasti akan terus berselera,"

"Teo,"

Bocah tengil itu terus saja menggoda Claire dengan segala celotehnya.

"Kalau sudah merasa lebih baik, kita pergi belanja keperluan bulananmu ya!"

"Nanti aku bisa pergi sendiri kok,"

"Sudahlah jangan menolak terus, aku sudah meluangkan waktu untukmu dan mengorbankan waktu dugemku, jadi jangan ditolak!"

Melihat ada sisa makanan dibibir Claire, satu tangan Mateo pun membersihkan sambil meraba halus bibir lembut Claire.

"Manis," kata Mateo.

"Hentikan, jangan sentuh-sentuh!"

"Kenapa memangnya, kau kan istriku?"

"Hanya belum siap saja karena semua ini terlalu mendadak,"

"Lalu siapnya kapan?"

"Entahlah, satu tahun, dua tahun atau bahkan sepuluh tahun!"

"Enak saja, bisa-bisa milikku keburu tumpul! Aku tidak akan mau menunggu selama itu,,"

"Lalu kau akan menunggu seberapa lama?"

"Mungkin satu Minggu kedepan,"

"Hei kau, satu Minggu kedepan apanya? Kau mau melakukan itu seminggu lagi?"

"Iya, dan kau tidak boleh menolak,"

Terpopuler

Comments

qian maulana

qian maulana

😄😄😄kan mang dah tumpul teo
hadeeuuh

2023-03-31

0

Nursugi Imawan

Nursugi Imawan

memang punyamu lancip theo😜😜😜🤭🤭🤭

2023-03-01

1

Winandra Kaifan

Winandra Kaifan

Masaksich teo, mana ada keturunan kluarga limson bisa tumpul malu"in buyutnya aja dech😂😂😂😂

2023-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!