Pagi itu, Belinda berangkat kerja lebih awal karena akan memeriksa berkas tahunan. Belinda sudah menyiapkan sarapan dan menata baju yang akan Ben kenakan pergi bekerja.
Saat itu Ben masih bergelung dalam selimut. Belinda mencium pucuk kepala sang suami lalu pergi dengan taksi online karena mobilnya di tinggalkan di rumah orang tuanya semalam.
Skip
Belinda berjalan dengan anggun nan berwibawa, tak kala karyawan di kantornya belum sepenuhnya datang. Matanya melirik meja yang di tempat Victoria dulu. Ada rasa sakit, dan kecewa di hatinya. Dia mengingat lima tahun yang lalu Victoria melamar bekerja di perusahaannya. Saat itu dia baru lulus kuliah sangat pemalu, tapi pintar! Datang dengan pakaian sederhana dan berasal dari Singkawang Kalimantan Barat
Tanpa pikir panjang Victoria pun di terima dan langsung di jadikan asisten pribadi. Gadis itu menjelma menjadi pribadi yang gaul dengan segala fasilitas yang Belinda berikan. Tapi sekarang dia menghianatinya. Tetapi dalam hati terdalam seorang Belinda dia merasa ragu akan tuduhan itu.
"Jika benar dia korupsi uang perusahaan senilai sepuluh milyar, maka perusahaan ini akan tidak stabil! Tapi ini sepertinya keadaannya baik-baik saja tidak ada yang gonjang-ganjing. Aku harus cari Victo! Harus bicara tatap muka dengannya. Dan menanyakan kenapa bisa ada tuduhan seperti itu. Tapi dia kemana? Sementara no nya pun aku tak tahu karena dia memblokirku" Belinda terus saja bermonolog dalam hatinya.
Belinda pun berjalan keruangan kerjanya.
Dia sengaja menyuruh sang adik untuk bekerja karena sang ibu mengatakan bahwa Tiffany baik-baik saja dan sudah bisa berjalan dengan benar.
"Hallo Kak!" serunya dengan malas.
"Tiffany kau harus bekerja sekarang. Kita akan mengadakan rapat tahunan. Ini penting" ucap Belinda tegas.
"Kak Bella, aku masih sakit kak!" jawabnya dengan malas.
"Dan sayangnya aku tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun. Datang sendiri atau aku seret kau kemari" suara Belinda semakin menakutkan di ujung telepon.
"Baiklah nona pemaksa, tiga puluh menit lagi aku sudah ada di kantor" Tiffany mematikan panggilan dari sang kakak.
Dia menelepon Ben agar menyuruh menjemputnya. Ben pun langsung menyetujuinya.
Skip
"Kenapa kamu menyuruh Ben menjemputmu bekerja? Fany, kau sengaja ingin menciptakan badai di rumahtangga Bella?" Haruni semakin kesal dengan Tiffany.
"Yang menciptakan badai di rumahtangga mereka ya mereka sendiri" Tiffany lalu melengos dari hadapan sang ibu.
Haruni kemudian mengajak Ben ke dekat kolam renang.
"Ben, mama tahu kau adalah kekasih Tiffany. Tapi sekarang kau sudah menjadi suami dari Bella. Jaga batasanmu pada Tiffany karena yang halal untukmu adalah Bella. Mama tahu perasaan seseorang sulit untuk di lupakan, Tapi mama dengan sangat agar kau bisa melaksanakan apa yang sudah kau ikrarkan di depan penghulu waktu kalian akad nikah. Tetapi jika kamu tidak bisa melupakan Tiffany, maka lepaskan lah Bella, serahkan lah pada mama selaku orang tuanya sebelum Bella tahu apa yang sebenarnya terjadi" ucap Haruni sembari berlalu di hadapan Ben.
Ben terdiam cengo. Kata-kata sang mertua seakan menampar ulu hatinya sampai kena ke jantungnya.
Perasaan bimbang menyelimuti hatinya. Dia sudah merasa nyaman dekat dengan Belinda dan juga tak ingin melepaskan Tiffany.
Ben langsung menghampiri Tiffany dan langsung mengajaknya berangkat.
"Sayang, tadi mama bicara apa?" Tiffany kepo.
"Mama hanya menanyakan kapan akan memberikan cucu padanya" Ben lagi-lagi berbohong.
"Nanti kita akan berikan mama cucu yang banyak! Ben jangan pergi dari sisiku. Aku tak bisa dan tak ingin membayangkannya juga" Tiffany semakin mengeratkan pelukannya.
"Tak akan my dear! Aku cinta kamu, sekarang dan masa yang akan datang" Ben lalu mengecup tangan sang kekasih.
¥
Di kantor, Belinda sedang berpikir tempat yang cocok untuk rapat tahunan, dia pun meminta rekomendasi karyawannya.
"Rekomend dong tempat yang cocok untuk kita rapat tahunan! Rasanya jika di laksanakan di kantor itu sudah biasa" ucap Belinda sembari duduk di kursi Victoria.
"Bagaimana kalau kita reservasi di resto Prancis Bu? Tempatnya luas dan cocok untuk acara-acara penting" ucap Reyna.
"Dimana itu tempatnya? Tanya Belinda.
" Di jalan Majapahit Bu. Saya tahu tempat itu" Ucap Reyna.
"Baiklah ayo kita kesana supaya kita bisa meminta mereka menyiapkan tempatnya. Dan beritahu untuk semuanya stap, jam sembilan kita meeting di luar" ucap Belinda yang di sambut antusias semua karyawannya.
"Reyna ayo kita kesana dulu" Belinda mengajak Reyna.
"Pakai mobil saya saja bu" ucap Reyna.
"Baiklah! Ayo" Reyna dan Belinda pun pergi ke parkiran kantor.
Tibalah di parkiran, mata Belinda memicing tak kala melihat mobil Ben baru tiba di sana. Tapi yang lebih dia merasa terkejut adalah ada Tiffany di dalam mobilnya.
"Reyna tunggu! Sini ikut saya" Belinda dan Reyna bersembunyi di belakang pilar parkiran sehingga Tiffany dan Ben tidak menyadari bahwa ada sosok yang memperhatikan mereka.
Tiffany keluar dari mobil, Ben pun ikut keluar. Ben memeluk Tiffany dengan mesranya, Mencium bibirnya sekilas dan mencuil dagu gadia itu. Lalu Ben pun langsung masuk kedalam mobilnya.
Saat itu juga hati Belinda merasa teriris jutaan silet. Sakit terasa di hujam beribu samurai, Air matanya luruh lantak saat itu juga. Lututnya lemas badannya bergetar.
Reyna dengan sigap langsung membawa Belinda kedalam mobilnya.
"Bu Bella, are you oke?" Reyna bertanya sembari mengelapkan tisu kewajah cantik itu.
"Apa saya mimpi?" Belinda menampar-nampar wajahnya.
"Bu Bella sudah Bu jangan seperti ini Bu!" Reyna ikut menangis di samping Belinda.
"Hikhikhik..Mimpi ini terlalu buruk untuk saya" tangisnya pecah saat ini juga.
Reyna memeluk erat atasannya itu.
"Salah apa saya pada mereka? Ternyata mereka menghianati saya, Reyna. Adik saya dan suami saya ternyata seperti itu. Hikhikhik" Belinda tak kuasa untuk tidak meronta.
"Ibu tenang! Saya yakin Bu Bella wanita kuat, wanita hero. Air mata Bu Bella terlalu berharga untuk menangisi mereka. Air mata Bu Bella hanya boleh menangis jika Bu Bella memenangkan tender. Saya yakin Bu Bella bisa melewati ini semua. Kami sayang pada anda. Anda adalah figur terbaik di perusahaan. Jika Bu Bella sakit maka kami pun akan merasakannya" Reyna berbicara dengan nada terisak.
"Kami selalu ada untuk anda" ucap Reyna.
Belinda pun memeluk Reyna karena merasa terharu.
"Apa kamu mengetahui sesuatu di balik kasus Victoria?" Belinda berkata sembari menatap wajah Reyna dengan seksama.
Reyna bingung harus menjawab apa, Dia takut akan di manifulasi lagi oleh Tiffany seperti Victoria jika sampai dia berkata jujur pada Belinda.
"Reyna kamu tidak bisa berbohong pada saya" ucap Belinda.
Reyna hanya tertunduk sembari meremat ujung bajunya.
"Hey, Jika kamu mengetahui sesuatu terkait Victo, ayo sampaikan pada saya" Belinda terus membujuk Reyna agar ingin mengatakan jujur.
"Tapi saya takut Bu" Reyna akhirnya pasrah.
"Apa yang kamu takutkan. Ada saya disini!" ucap Belinda.
"Baiklah tapi Bu Bella harus janji tidak akan memecat saya! Saya benar-benar butuh pekerjaan untuk membiayai papa saya berobat. Tolong Bu Bella, sesudah saya mengatakan yang sebenarnya tolong jangan sangkut pautkan nama saya, saya mohon" Reyna memohon dengan menangkupkan kedua tangannya.
"Saya janji tidak akan memecat kamu Reyna! Ayo jujurlah pada saya" Belinda sudah tidak sabar mendengar cerita dari Reyna.
"Waktu anda pergi ke America, Victo bekerja selalu sampai malam. Pekerjaan dia sudah selesai tetapi Bu Fany membebankan pekerjaannya pada Victo sendiri. Pernah waktu itu saya melihat dia menangis di meja kerjanya saking lelahnya. Hingga sampai pada sehari sebelum anda pulang, Para rekan bisnis sudah marah-marah karena Bu Fany tidak kunjung menyerahkan data untuk melakulan deal kerjasama. Karena berbagai desakan dari semua, akhirnya Victo memberanikan diri untuk masuk kedalam ruang kerja Bu Fany untuk meminta data dan tandatangan beliau, tapi alangkah terkejutnya Victo melihat Bu Fany sedang bercinta di atas meja kerja dengan suami anda" ucap Reyna sembari tertunduk.
Belinda seketika ternganga dengan mata melotot seakan ingin kekaur dari tempatnya. Air matanya langsung luruh, seluruh badannya kaku dan lemas bagai tak ada darah setetes pun.
"Terus cerita" ucap Belinda dengan suara tercekat.
"Buntut dari hal itu, Bu Fany merekayasa data keuangan agar Victo jadi tersangka korupsi. Tanda tangan dia pun ada dalam data itu, Bu Fany sengaja menyuruh Pak Hilmi dan Pak David untuk membuat data palsu itu. Ada kemungkinan Bu Fany takut jika perbuatannya di adukan pada anda Bu" Tutur Reyna.
Belinda makin syok dengan ini semua.
"Pria macam apa yang aku nikahi, Dan Adik macam apa yang berani menyakiti seorang kakaknya padahal dia tahu bahwa aku sangat menyayanginya walau kami tidak dekat secara emosiaonal. Ssmua yang aku punya dia ambil olehnya " Belinda sudah tak bisa lagi menangis. Dia hanya tersenyum getir saja.
"Yasudah Reyna, kamu harus tutup mulut soal hal ini. Saya akan mencari tahu sendiri bagaimana Faktanya hubungan adik saya dengan suami saya. Kita seperti biasa saja, seperti tidak ada hal apa-apa. Saya tidak mau gegabah dalam hal ini. Saya harus punya bukti yang kuat untuk menjerat mereka" Belinda berkata dengan ekspresi dinginnya.
"Baiklah Bu. Saya akan menutup rahasia ini dengan sangat rapat. Hanya anda, saya, Victo dan Tuhan yang tahu" ucap Reyna.
"Baiklah, ayo kita sekarang pergi ke tempat meeting" Belinda dan Reyna pun pergi meninjau tempat meeting mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
YuliaMile
bagus bell jangan mau kalah sama uler keket kek si fany itu ... ihhhh najis
2023-05-10
0