Tidak Fokus Bekerja

Meeting dengan Mrs Jeniffer terasa sangat lama padahal baru berjalan tiga puluh menit. Pikiran Belinda benar-benar kacau karena bayangan wanita berdaster ungu yang sedang menari-nari di atas tubuh sang suami sulit untuk di lupakan.

Belinda tidak bisa fokus apa yang Mrs Jeniffer itu bicarakan di depan. Matanya sudah berembun tak kuat untuk tidak menangis.

Menangis dalam diam menggambarkan rasa sakit yang tiada duanya.

Mrs Jeniffer menyadari ada yang tidak beres dengan sikap Belinda hari ini.

"Mrs Belinda, apakah ada yang ingin di tanyakan?" tanya Mrs Jeniffer.

Belinda buru-buru menyeka air matanya.

"Are you crying?" Mrs Jeniffer melihat mata Belinda memerah dan sembab.

"No! Mata saya hanya kemasukan debu sedikit" jawab Belinda.

Wanita bule itu tahu jika Belinda sedari tadi tidak fokus menyimak presentasinya dan melihanya menangis, hanya saja dia tak ambil pusing.

Sesudah meeting itu selesai, dia segera kembali ke kamar hotelnya dan mencoba menenangkan dirinya. Ujung matanya melirik bajunya yang tergantung berwarna ungu dan hatinya mulai tersulut emosi kembali. Seolah mengingatkan pada warna yang dia benci sejak malam itu.

"Ungu sialan! Enyah kau dari hadapanku.. Arghhhhh" Belinda memasukan seluruh barangnya yang berwarna ungu kedalam tong sampah.

Dia menjambak rambutnya dan melihat ikat rambutnya pun berwarna ungu lalu dia buang, dan cincin berlian berwarna ungu dia simpan di dalam kopernya yang terdalam.

¥

Di kantor, Seperti biasanya Victoria sedang sibuk-sibuknya. Kali ini Tiffany datang ke kantor. Langkahnya segera di hentikan oleh Victoria.

"Bu Fany tunggu!" ucap Vicroria.

"Ada apa Victo?" tanya Tiffany.

"Ini ada berkas yang harus anda periksa" ucapnya sembari menyerahkan beberapa map bersampul warna kuning.

Tiffany malas untuk menerima map itu.

"Denger ya Victo, kenapa gak kamu kerjakan saja semuanya! Saya ini sibuk. Tak ada waktu melihat hal yang seperti ini" Tiffany bersidekap tak suka.

"Ini sudah bagian anda Bu Fany! Ini isinya tentang kerjasama dengan perusahaan Besar. Anda sebagai wakil CEO sangat di harapkan kerjasamanya" tutur Victoria.

"Kamu itu sangat merepotkanku" Tiffany pun merebut map itu dan segera berlalu ke dalam ruangannya.

Victoria sangat geram.

"Datang juga akhirnya" ucap Reyna.

"Lagi baik hati kali! Gila aja urusan tander triliunan dia malah nyerahinnya ke gue! Emang gue apanya. Bu Bella cepatlah kembali Bu, saya sudah tidak tahan lagi" ucap Victoria.

"Sabar, sabar" Reyna hanya bisa menyemangati kawannya itu.

¥

Listyo sedang marah-marah di kantornya. Ben yang di tugaskan pergi ke America malah menyuruh Aldo berangkat dan hal yang membuat Listyo sangat murka adalah selama satu minggu itu Ben tidak pernah masuk bekerja. Banyak bekas-berkas kerjasama dengan berbagai perusahaan juga mangkrak di meja kerjanya dan tak tersentuh.

Listyo pun menghubungi Ben.

"Ben dimana kau sekarang?" tanya Listyo geram.

"Di California pi! Ada apa ya?" tanya Ben dengan tergagap.

Tiba-tiba suara perempuan terdengar.

"Silahkan di nikmati ayam gepreknya tuan" ucapnya.

"Akh si*l papi pasti mendengar suara itu" batinnya.

"Apa di Californa ada ayam geprek hah?" Dimana kau sekarang jawab aku bodoh!" gertak Listyo.

"Maaf pi, aku sedang makan di resto" jawabnya pelan.

"Tol*l, Tidak bisa di harapkan. Dalam dua puluh menit kau harus ada di hadapanku" ucap Listyo dengan suara melengking di seberang telepon.

Ben pun segera makan dengan cepat.

Skip.

Ben sudah ada di hadapan Listyo dengan wajah takut. Listyo memegang beberapa map dan langsung melemparkannya ke wajah Ben.

Plakkk!!!

"Kemana saja kau selama ini? Kenapa kau berbohong padaku mengatakan kau akan berangkat ke America?" tanya Listyo dengan tangan terkepal.

"Papi tahu darimana kalau aku tidak berangkat?" tanya Ben dengan wajah tertunduk.

"Dari Damar!" ucapnya. Damar merupakan asisten pribadi Listyo.

"Sialan kau damar" Gumam Ben dalam hatinya.

"Dan aku baru tahu kalau Bella pun berangkat ke America untuk kunjungan kerja. Kalau kau pergi kau bisa bersama dengan istrimu Ben! Kau mengizinkannya pergi sendiri, kau tega sekali" Listyo tak habis pikir dengan sikap sang putra.

"Aku hanya tidak ingin meninggalkan Tiffany sendiri" ucap Ben dengan menaikan sedikit wajahnya.

"Apa? Kau masih berhubungan dengan dia? Kau ini sudah menikah Ben Lazuardy" ucap Listyo geram.

"Aku tahu pi, aku tahu. Tapi hatiku hanya untuk Tiffany seorang. Aku tak rela jika dia sendirian. Jika aku menemani Bella, maka kekasihku akan marah" Ben berkata seperti pria yang bodoh.

"Kau bersikap seperti manusia bodoh. Kau bisa membedakan mana berlian mana pecahan kaca bukan?" ucap sang papi.

"Tiffany berharga pi. Secepatnya aku akan menceraikan Bella dan menikahi Tiffany" Ben berkata sembari menatap lelat wajah sang papi.

"Big no Ben! Aku takan merestuimu. Bella itu wanita yang tepat. Tiffany terlalu urakan Ben" Listyo semakin ngotot.

"Tiffany yang terbaik untuk ku pi" jawabnya tegas.

"Kau sangat ngotot, jangan-jangan kau sudah tidur dengan dia?" tanya Listyo penuh selidik.

"Aku bukan anak kecil pi" jawab Ben yang secara tidak langsung mengakui dirinya pernah bahkan sering tidur bersama dengan Tiffany.

Listyo langsung memijat pelipisnya dengan putus asa.

"Aku juga pernah muda sepertimu Ben, bahkan aku lebih tampan darimu tapi aku hanya melakukan hal itu dengan mami mu saja Ben dan itu kami sudah menikah. Semoga aku tidak ikut berdosa dengan perbuatanmu" Listyo memelankan suaranya.

"Sudahlah pi jangan majas hyperbola! Aku sudah dewasa. Aku tahu mana yang terbaik untuk hidupku" cetus Ben sembari melenggangkan keluar ruangan meninggalkan Listyo yang marah-marah.

Di luar ruangan sang papi, Ben bertemu dengan Damar.

"Damar, kau mengadukan aku pada papi?" tanya Ben.

"Betul Tuan" jawab Damar dengan tenang.

"Seharusnya kau diam saja kala papi bertanya. Kau tidak usah berkata apa-apa" Ben geram dengan pria itu.

"Maaf Tuan tapi saya tidak akan berbohong pada Tuan Listyo. Saya bekerja untuk beliau jadi tidak ada urusan dengan anda" jawab Damar masih dengan mode datar.

"Kau dan papi sama-sama menyebalkan. Ucapnya sembari berlalu.

Siang ini Ben akan ke kantor Belinda karena dia mendapat kabar kalau Tiffany bekerja.

Sesampainya di kantor milik Belinda, Ben segera melenggang dan memasuki ruangan kerja sang kekasih. Terlihat Tiffany hanya sedang memainkan ponselnya tanpa menyentuh pekerjaannya.

" Selamat siang cintaku" ucap Ben sembari berjalan ke arah sang kekasih.

"Siang! Aku rindu padamu" Ucap Tiffany sembari beranjak dan memeluk Ben.

"Kenapa wajahmu suntuk sayang?" Tiffany melihat Ben tak bersemangat.

"Papi tahu aku bolos seminggu ini. Dia memarahiku habis-habisan! Aku sedang kacau" ucapnya.

"Hemmmzz sepertinya kamu butuh pelepasan sayang" ucapnya dengan kelingan mata genitnya.

"Itu yang aku mau. Tapi ini di kantormu" ucap Ben ragu.

"Tak masalah karena kita butuh permainan yang menguji adrenalin" jawab Tiffany.

Ben pun mengiyakan dan segera mencumbui sang kekasih dan membaringkan Tiffany di atas meja kerjanya.

Victoria yang saat ini sedang di pusingkan dengan berbagai panggilan dari beberapa perusahaan terkait kerjasama perusahaan Bella, sedang harap-harap cemas karena sampai sekarang Tiffany belum juga menyerahkan berkas-berkasnya.

"Victo bagaimana ini semua perusahaan yang bekerjasama dengan kita sudah menanyakan hasil dan kejelasan kita. Sana loe minta hasilnya sama Bu Fany" ucap Boby rekan kerjanya.

"Loe aja sana yang masuk!" ucap Victoria.

"Loe kan asprinya Victo! Masa gue sih" ucap Boby.

"Arggghhh gue telen juga Bu Fany lama-lama" Victoria terus menggerutu.

Victoria dengan sangat terpaksa melangkah menuju ruangan Tiffany. Ketika mendekati pintu sayup-sayup Victoria mendengar suara-suara laknat dan dia pun tahu itu suara orang yang sedang bercinta.

Victoria mengetuk pintu itu namun tidak ada yang menyahuti dengan berat hati dia pun masuk ke ruangan Tiffany.

Kriettt pintu dibuka dan alangkah terkejutnya, matanya seakan mau keluar saking terkejutnya dengan pemandangan yang dia lihat.

"Tuhan! Itu apa? Pria itu kan suaminya Bu Bella kenapa melakukan itu dengan Bu Fany?" Hati Victoria bergumam seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Ben menempa tubuh di bawahnya dengan ritme yang sangat cepat tanpa mereka sadari sepasang mata sedang melihat itu dengan mata melotot dan mulut ternganga.

"Lebih cepat Ben.. Eumpphhhhh" ucap Tiffany meracau.

Tubuh Victoria seakan membeku. Keringat dingin sebesar biji jagung berjatuhan menyaksikan pemandangan menjijikan pertama kalinya.

Brukkkk!!! Buku agenda yang di pegang Victoria terjatuh semua dan suara itu terdengar oleh mereka berdua yang sedang di madu asmara.

Ben langsung melepaskan penyatuannya bahkan Victoria masih bisa melihat sesuatu yang besar mengacung dari bawah sana. Keduanya pucat pasi tak kala melihat Victoria berdiri di ambang pintu.

"Maaf saya, saya, saya me....ng...gang...gu aktifitas anda" ucapnya terbata sembari dan langsung keluar dari ruangan milik Tiffany.

Ben langsung memakai celananya begitu pula dengan Tiffany. Mereka seperti orang limbung karena aksi mereka ada yang mengetahui.

"Tenang sayang, tidak akan terjadi apapaun" ucap Ben menenangkan.

"tapi dia orang kepercayaan Kak Bella. Bagaimana jika dia mengatakan hal yang sebenarnya. Argghhhhh ruwet kan jadinya" Tiffany jadi pusing.

Victoria yang syok langsung mendudukan bokongnya di kursi kerjanya. Wajahnya pucat pasi dan tiba-tiba suhu tubuhnya meningkat. Hal itu di sadari oleh Reyna sang rekan kerjanya.

"Victo loe kenapa? Loe di marahi sama Bu Fany?" tanya Reyna.

"Dan badan loe juga jadi demam begini! Loe kenapa Victo jangan bikin gue cemas" tanya Reyna lagi.

Victo hanya diam dengan raut wajah yang bingung.

"Ayo ikut gue" ucap Reyna dan segera membawa Victo ke toilet.

Dia membasuh wajah Victoria yang pucat.

"Cerita ke gue loe kenapa Victo" ucap Reyna sembari mengguncang-guncangkan bahu Victoria.

"Gue pergokin Bu Fany dan suami Bu Bella sedang bercinta di atas meja kerjanya" ucap Victoria dengan tatapan kosong.

"Maksud loe mereka sedang bercocok tanam?" tanya Reyna.

"Iya. Gue bener-bener gak nyangka mereka berani lakuin itu di kantor. Ini tempat usaha Rey! Haram hukumnya di kotori. Dan loe tahu jika tempat usaha di jadikan tempat zin* maka akan membawa sial pada semuanya apa dia tidak berpikir demikian" ucap Victoria berapi-api.

"Mereka mana paham soal itu Victo! Lantas kedepannya loe gimana? Apa bakal bilang sama Bu Bella?" tanya Reyna.

"Gue tidak akan bilang sampai Bu Bella sendiri yang menanyakan itu. Dan loe juga jangan bilang siapapun" ucap Victo.

"Gue akan tutup mulut, loe tenang aja. Gue sampai gak habis pikir mereka bisa menghianati Bu Bella sebegininya. Gue prihatin sama dia. Yasudah ayo kita kembali lagi ke kantor takut yang lain curiga. Cuci muka loe dan bersikap biasa aja seolah tak pernah terjadi apapun" ucap Reyna.

Mereka berdua pun kembali ke ruangannya.

Ben akhirnya keluar dari ruangan Tiffany setelah menenangkan sang kekasih. Dan saat berjalan dia melewati meja kerja Victoria dan Reyna. Tanpa rasa bersalah dan malu Ben malah mengedipkan sebelah matanya pada kedua gadis itu membuat keduanya terbelalak dan seketika ingin muntah.

Terpopuler

Comments

Sarah

Sarah

waduh c ben,,,gelo tenaaannnnn

2023-09-01

0

YuliaMile

YuliaMile

iuuyyyyy najis banget sm ben ... semoga aja jodohnya bukan sm ben tp sm aldo.

2023-05-10

0

🍃yanni🍃

🍃yanni🍃

ben gilllaaa😠

2023-02-28

3

lihat semua
Episodes
1 Salah Kira
2 Dia Hanya Milikku
3 Sah
4 Bermain Sandiwara
5 Kepergok
6 Tetap mendoakan
7 Tugas Ke Amerika
8 Nafkah Pertama
9 Tentang Aldo
10 Ada Apa Dengan Hati?
11 Tragedi Daster Ungu
12 Tidak Fokus Bekerja
13 Fitnah
14 Pencuri Ciuman
15 Jujur Tapi Bohong
16 Perangkap Belinda
17 TieffhanyYangIngientzClaloeDiManjachhhh
18 Ketahuan Juga
19 Bermain Cantik
20 Kenapa Harus Berzin*??
21 Curhat
22 Tamparan dan Penyesalan!!!
23 Bertemu Victoria
24 Mengancam Bundir Bila Di Tinggalkan
25 Tamu Tak di Undang
26 Mengusir Tiffany
27 Dekapan Seorang Aldo
28 Hatiku Menjadi Bercabang
29 Ben Kesal
30 Aldo Memaafkan
31 Ben Mulai Ketergantungan
32 Unboxing Euyyyyyyyyy!!!!!
33 Belinda Kecelakaan
34 Koma
35 Fakta Baru Yang Haruni Ketahui
36 Aku Buta
37 Aldo Yang Perhatian
38 Hati Yang Peka
39 Aku Bukan Wanita Lemah
40 Terbongkar Juga
41 Talak Tiga
42 Menikah Mendadak
43 Mencuri Tiffany
44 Aksi Mario
45 Bertemu Sahabat Lama dan Ceritanya
46 Nostalgia dan Tekad Aldo
47 Aspri Baru Untuk Ben
48 Hadiah Dari Opa Nakamura
49 Tangisan Aldo
50 Pantang Menyerah
51 Detektiv Dadakan.
52 Pengakuan Aldo dan Ciuman Tiba-tiba
53 Maaf Aku Terlalu Memaksa
54 Ular Bermata Satu
55 Dimanjakan Aldo
56 Sekelumit Kisah Masalalu
57 Hadirnya Bayi
58 Menerimamu
59 Tidur Berdua
60 Kesedihan Elsa
61 Ben Yang Membagongkan Vs Aldo Yang Selalu manis
62 Tiga serangkai
63 Rasa Penasaran Tiffany
64 Aldo Yang Posesif
65 Membantu Elsa
66 Bertemu Keluarga
67 Sisi Lain Aldo Yang Agresif.
68 Ben Berbuat Ulah
69 Peringatan Dari Aldo
70 Perkara Lolipop
71 promosi novel baru........¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥€€€€ Aldo Sakit
72 Kepergian Elsa
73 Keraguan Aldo.
74 Healing Yang Bikin Pusing
75 Gubuk Rahasia
76 Belinda dan Aldo Terluka.
77 Lamaran
78 Kecemburuan Tiffany
79 Janji Pernikahan
80 Di Pingit
81 Pernikahan dan Pengacau
82 Dropnya Semua Orang
83 Saling Melepas Rindu
84 Malam Pertama
85 Kebahagiaan Aldo dan Listyo.
86 Mengemis Kata Maaf
87 Salah Masuk
88 Aldo Menantu Kesayangan
89 Menemui Ben
90 LDR
91 Kecelakaan Pesawat
92 Tidak Jadi Meninggal
93 Aldo Yang Agresif
94 Belinda Hamil
95 Tamat
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Salah Kira
2
Dia Hanya Milikku
3
Sah
4
Bermain Sandiwara
5
Kepergok
6
Tetap mendoakan
7
Tugas Ke Amerika
8
Nafkah Pertama
9
Tentang Aldo
10
Ada Apa Dengan Hati?
11
Tragedi Daster Ungu
12
Tidak Fokus Bekerja
13
Fitnah
14
Pencuri Ciuman
15
Jujur Tapi Bohong
16
Perangkap Belinda
17
TieffhanyYangIngientzClaloeDiManjachhhh
18
Ketahuan Juga
19
Bermain Cantik
20
Kenapa Harus Berzin*??
21
Curhat
22
Tamparan dan Penyesalan!!!
23
Bertemu Victoria
24
Mengancam Bundir Bila Di Tinggalkan
25
Tamu Tak di Undang
26
Mengusir Tiffany
27
Dekapan Seorang Aldo
28
Hatiku Menjadi Bercabang
29
Ben Kesal
30
Aldo Memaafkan
31
Ben Mulai Ketergantungan
32
Unboxing Euyyyyyyyyy!!!!!
33
Belinda Kecelakaan
34
Koma
35
Fakta Baru Yang Haruni Ketahui
36
Aku Buta
37
Aldo Yang Perhatian
38
Hati Yang Peka
39
Aku Bukan Wanita Lemah
40
Terbongkar Juga
41
Talak Tiga
42
Menikah Mendadak
43
Mencuri Tiffany
44
Aksi Mario
45
Bertemu Sahabat Lama dan Ceritanya
46
Nostalgia dan Tekad Aldo
47
Aspri Baru Untuk Ben
48
Hadiah Dari Opa Nakamura
49
Tangisan Aldo
50
Pantang Menyerah
51
Detektiv Dadakan.
52
Pengakuan Aldo dan Ciuman Tiba-tiba
53
Maaf Aku Terlalu Memaksa
54
Ular Bermata Satu
55
Dimanjakan Aldo
56
Sekelumit Kisah Masalalu
57
Hadirnya Bayi
58
Menerimamu
59
Tidur Berdua
60
Kesedihan Elsa
61
Ben Yang Membagongkan Vs Aldo Yang Selalu manis
62
Tiga serangkai
63
Rasa Penasaran Tiffany
64
Aldo Yang Posesif
65
Membantu Elsa
66
Bertemu Keluarga
67
Sisi Lain Aldo Yang Agresif.
68
Ben Berbuat Ulah
69
Peringatan Dari Aldo
70
Perkara Lolipop
71
promosi novel baru........¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥€€€€ Aldo Sakit
72
Kepergian Elsa
73
Keraguan Aldo.
74
Healing Yang Bikin Pusing
75
Gubuk Rahasia
76
Belinda dan Aldo Terluka.
77
Lamaran
78
Kecemburuan Tiffany
79
Janji Pernikahan
80
Di Pingit
81
Pernikahan dan Pengacau
82
Dropnya Semua Orang
83
Saling Melepas Rindu
84
Malam Pertama
85
Kebahagiaan Aldo dan Listyo.
86
Mengemis Kata Maaf
87
Salah Masuk
88
Aldo Menantu Kesayangan
89
Menemui Ben
90
LDR
91
Kecelakaan Pesawat
92
Tidak Jadi Meninggal
93
Aldo Yang Agresif
94
Belinda Hamil
95
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!