Rahasia Tuhan

Rien tak bicara melihat Ibu mertuanya tengah berbicara dengan pembantu rumahnya yang bau saja datang. Dia tengah mejelaskan pekerjaan apa saja yang harus dia kerjakan, juga bagiamana caranya yang menurut Ibu mertua adalah yang paling benar. Gail yang juga ada di sana, duduk di sebelah Rien hanya bisa menghela nafas sembari berpikir. Kalau Bunya seketika itu, Ibunya begitu detail sekali, apakah iya pembantu itu akan bertahan lama? Dia benar-benar tidak ingin Rien kelelahan lagi seperti sebelumnya, karena pada akhirnya dia juga yang akan ikut merasakan sakitnya. Selama sebulan ini dia hanya dua kali saja melakukan hubungan suami istri. Alasannya adalah, Rien terlalu kelelahan jadi sering menolak Gail, sedangkan Gail juga tidak bisa banyak menuntut karena dia tahu benar betapa sulitnya menjadi istrinya.

" Sayang, nanti kalau yang ini tidak bisa bertahan, aku akan segera cari gantinya. " Ujar Gail pelan tak ingin Ibunya mendengar.

Rien menghela nafasnya, sebenarnya dia tahu sekali maksud Ibu mertua seperti itu, dia tidak setuju dengan adanya pembantu. Dia ingin Rien saja yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, mungkin dia sengaja ingin menyiksa Rien. Entah kesalahan apa yang membuat Ibu membuat Ibu mertuanya sejahat itu, tapi untuk kali ini Rien tidak akan mengalah begitu saja, dia akan mencari tahu sebenarnya apa masalahnya sehingga dia di perlakukan dengan tidak baik seperti itu.

" Ibumu sepertinya memang hanya ingin membuatku jadi pembantu di rumah ini, makanya dia sengaja menyulitkan pembantu itu. "

Gail terdiam, ucapan Rien memang terkesan agak kasar, kurang sopan juga. Tapi, bukankah apa yang di katakan Rien seperti yang paling masuk akal?

" Sudahlah, lihat saja nanti ya? Aku berangkat ke kantor dulu. "

" Iya. "

Rien mengikuti Langkah kaki Gail sembari memeluk lengannya untuk ikut sampai ke teras rumah. Begitu sampai di sana, Gail mencium kening Rien dan beranjak untuk menuju mobil, lalu pergi ke kantor.

Rien kembali ke dalam rumah, lalu membuang nafasnya saat melihat Jenette berjalan berlawanan arah dengannya.

" Lihat kan? Gara-gara kau semua orang kini jadi sulit. " Ucapnya membuat Rien berhenti lalu menatap Jenette untuk menerka apa maksud dari ucapan Jenette barusan.

" Hanya karena kau, aku dan Theo bertengkar hebat. Karena kau juga Ibu menjadi pusing setiap hari, kalau saja kau tidak banyak omong, tidak banyak bertengkar dengan suamimu, mana mungkin kami kena imbasnya?! "

Rien ternganga lalu tersenyum dengan tatapan mengejek.

" Jenette, yang bertengkar adalah kau dan suamimu kan? Kenapa kau harus menyalakan ku? Masalah Ibu mertua pusing kau juga menyalahkan ku? Jenette, cobalah menjadi aku sehari saja saat sudah melahirkan nanti. Mengurus anak, mengurus suami, membersihkan rumah, masak, mencuci baju, belum lagi ke pasar. Cobalah sehari saja, biarkan aku lihat apakah kau masih bisa kuat menjalani hari itu untuk hari berikutnya? "

Jenette menggenggam tangannya dengan kuat, semalam dia benar-benar bertengkar hebat dengan Theo. Alasannya adalah karena Theo terus membela Rien, selalu melindungi Rien agar tidak di hakimi terus menerus oleh Ibu mertuanya. Jenette pikir Theo masih menyukai Rien karena dia tahu fakta ini secara tidak sengaja dari salah satu sahabat Theo.

" Ibu mertua terlalu menyayangiku, aku tidak akan melakukan semua itu. " Ujar Jenette dengan tatapan yang membuat Rien semakin tidak mengerti.

Rien menghela nafasnya, lalu tersenyum kepada Jenette.

" Jenette, mungkin kau tidak percaya dengan Tuhan dan juga karma, Ibu mertua mungkin juga tidak mempercayainya. Tapi apakah kau tahu kadang-kadang Tuhan akan menguji manusia bukan hanya dengan kesedihan saja? Sekarang kau bisa menertawai ku, bahagia atas penderitaan yang aku alami, tapi berhati-hatilah, Jenette. Kehidupan masa depan adalah misteri yang tidak bisa di tebak oleh siapapun. Jangan sampai kau yang akan menangis tersedu-sedu nantinya. Bukan aku yang akan melakukan itu, tapi kehidupan ini pasti akan melakukan itu. "

Jenette tak lagi bicara, benar-benar dia kesal tapi dia tidak tahu harus mengatakan apa jadi dia biarkan saja Rien pergi meninggalkannya di sana dengan kemarahan.

" Memang apa yang akan membuatku bersedih? Aku menikahi pria yang selama ini aku sukai, aku di sayang Ibu mertua, aku akan punya anak laki-laki yang di tunggu-tunggu oleh Ibu mertua, aku jelas tidak akan menderita seperti yang kau katakan, Rien. " Gumam Jenette sembari mengusap perutnya.

Rien sebenarnya tadi adak bicara saja, sungguh dia menyesali apa yang dia katakan karena terkesan seperti menyumpahi Ibu hamil. Tapi mau bagaimana lagi? Dia juga tidak bisa menahan diri saat itu, jadi sekarang hanya perlu mendoakan yang baik-baik saja supaya Jenette dan bayinya, serta hidupnya baik-baik saja.

Begitu melintasi kamar tengah, kamar milik Ayah mertuanya yang selama ini di kurung di dalam sana, Rien terhenti saat mendengar suara Ayah mertuanya seperti meminta seseorang untuk datang. Rien dengan segera berjalan mendekati pintu, lalu perlahan membukanya.

" Ayah? "

Rien segera mendekati Ayah mertuanya yang tengah duduk di kursi roda. Bicaranya tidak jelas, tapi melihat tangannya tergerak ingin menyentuh mulut, Rien tahu benar Ayah mertuanya mungkin lapar atau haus. Segera Rien mengangguk dan bangkit untuk menuju dapur, di sana dia mengambil makanan juga air hangat sedangkan Ibu mertuanya masih berbicara dengan pembantu baru itu.

Rien kembali dengan segera, untungnya saat itu Cherel sedang tidur jadi Rien memutuskan untuk menyuapi Ayah mertuanya sedikit demi sedikit dengan sabar.

" Ayah pasti lapar sekali ya? " Tanya Rien laku tersenyum. Ayah mertua mencoba untuk mengangguk dan menerima suap demi siap yang di berikan oleh Rien.

" Ayah mertua kenapa terus di dalam saja? Apa tidak ingin keluar kamar dan melihat-lihat? "

Ayah mertua mencoba untuk bicara, tapi Rien tetap saja tidak mengerti.

" Ayah, cukup mengangguk saja untuk iya, dan menggeleng untuk tidak, begitu lebih mudah kan? "

Ayah mertua mengangguk membuat Rien tersenyum senang ternyata Ayah mertua yang jarang sekali di lihat olehnya karena terus di dalam kamar adalah orang yang bisa menerimanya.

" Besok pagi kalau Cherel tidak rewel kita jalan-jalan keluar untuk melihat-lihat ya? "

Ayah mertua mengangguk.

" Ayah, nanti aku akan bicara dengan Gail supaya Ayah bisa lebih banyak mengabiskan waktu di luar ya? Dengan begitu kan pasti akan membuat Ayah merasa senang di banding terus berada di dalam kamar. "

Ayah mertua kembali mengangguk sembari mengunyah makanan yang di siapkan Rien.

" Siapa yang menyuruhmu kesini?! "

Rien tersentak kaget, begitu juga dengan Ayah mertuanya. Rien buru-buru bangkit dari posisinya, menatap Ibu mertua yang terlihat sangat kesal melihat Rien di sana.

" Ayah tadi lapar, dia terus memanggil orang untuk datang makanya aku ada di sini. " Jawab Rien dengan nada bicara yang sopan.

" Pergi! Tidak ada yang boleh masuk kemari selain aku, paham?! "

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren 😍

2023-03-15

0

Della Eriana

Della Eriana

semangat berkarya ya Thor

2023-03-07

0

Della Eriana

Della Eriana

next

2023-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Becus Menjadi Ibu!
2 Karena Segelas Jus Alpukat
3 Perasaan Iri Dan Marah
4 Tidak Ada Habisnya
5 Dilema
6 Kekhawatiran Seorang Ibu
7 Membunuh Mental Sehat
8 Perkara Makan Siang
9 Perdebatan Lagi
10 Penampilan Menjadi Sorotan
11 Air Mata Kemarahan
12 Mata Dan Hati Buta
13 Menenangkan Diri
14 Menjemput Rien
15 Bijak Atas Uang
16 Rahasia Tuhan
17 Kecurigaan
18 Semua Karena Rien!
19 Kedatangan Kanya
20 Menjauhlah, Kanya!
21 Ibu Mertua Dengki Hati
22 Kebiasaan Yang Tidak Baik
23 Semua karena Ibu mertua
24 Kemarahan Yang Sulit Di Bendung
25 Tertahan Perasaan
26 Rasanya Ibu Hamil
27 Kebenaran Yang Mengejutkan
28 Ketakutan Kesalahan
29 Bukan Kesalahan, Rien!
30 Bukan Tidak Ada
31 Pergi Ke Laboratorium
32 Curiga Atau Rugi
33 Terkejut Dengan Hal Tak Terduga
34 Dia Adalah Iblis!
35 Kau Atau Aku Yang Hebat?
36 Sesuatu
37 Sebuah Dugaan
38 Perang Dingin
39 Menyusun Rencana
40 Mulai Terbiasa
41 Rencana Untuk Sebuah Rencana
42 Rencana Tak Terbaca
43 Serius Dalam Bicara Dan Bertindak
44 Petunjuk Yang Sangat Jelas
45 Sangat Kreatif
46 Tidak Ada Yang Lebih Baik
47 Tidak Bisa Acuh
48 Bagaimana Jika Itu Aku?
49 Kenyataan Tak Sesuai Cerita
50 Rencana Baru
51 Ancaman Tanpa Tindakan
52 Hasutan Atau Bukan?
53 Membiarkan Dia pergi
54 Sebuah Tindakan Nekat
55 Apa Kau Merindukanku?
56 Masa Lalu
57 Benar-Benar Gila!
58 Akhiri Penderitaannya!
59 Maafkan Aku....
60 Hari Yang Paling Tidak Di Inginkan
61 Ekspresi Yang Tidak Biasa
62 Melepaskan Cinta
63 Kekecewaan Dari Mata Rien
64 Kembali Ketempat Yang Benar
65 Tidak Mengerti Isi Hati
66 Perasaan Bersalah Yang Tidak Perlu
67 Jawaban Yang Tidak Memuaskan
68 Merindukan Dan Harapan
69 Pertemuan Dengan Jenette
70 Keputusan Terbaik
71 Menekan Perasaan
72 Keputusan Dan Kerelaan
73 Perpisahan Begitu Berat
74 Pertemuan Pertama
75 Ingin Bertemu Dengannya
76 Sebuah Pilihan Menyakitkan
77 Penyesalan Tanpa Kata Maaf
78 Calon Ibu Mertua
79 Tarik Ulur
80 Meyakinkan Hati
81 Ulang Tahun Cherel
82 Final Episode
83 Promo Novel Baru!
84 Promosi Novel Baru, seru banget! kepoin yuk!!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Tidak Becus Menjadi Ibu!
2
Karena Segelas Jus Alpukat
3
Perasaan Iri Dan Marah
4
Tidak Ada Habisnya
5
Dilema
6
Kekhawatiran Seorang Ibu
7
Membunuh Mental Sehat
8
Perkara Makan Siang
9
Perdebatan Lagi
10
Penampilan Menjadi Sorotan
11
Air Mata Kemarahan
12
Mata Dan Hati Buta
13
Menenangkan Diri
14
Menjemput Rien
15
Bijak Atas Uang
16
Rahasia Tuhan
17
Kecurigaan
18
Semua Karena Rien!
19
Kedatangan Kanya
20
Menjauhlah, Kanya!
21
Ibu Mertua Dengki Hati
22
Kebiasaan Yang Tidak Baik
23
Semua karena Ibu mertua
24
Kemarahan Yang Sulit Di Bendung
25
Tertahan Perasaan
26
Rasanya Ibu Hamil
27
Kebenaran Yang Mengejutkan
28
Ketakutan Kesalahan
29
Bukan Kesalahan, Rien!
30
Bukan Tidak Ada
31
Pergi Ke Laboratorium
32
Curiga Atau Rugi
33
Terkejut Dengan Hal Tak Terduga
34
Dia Adalah Iblis!
35
Kau Atau Aku Yang Hebat?
36
Sesuatu
37
Sebuah Dugaan
38
Perang Dingin
39
Menyusun Rencana
40
Mulai Terbiasa
41
Rencana Untuk Sebuah Rencana
42
Rencana Tak Terbaca
43
Serius Dalam Bicara Dan Bertindak
44
Petunjuk Yang Sangat Jelas
45
Sangat Kreatif
46
Tidak Ada Yang Lebih Baik
47
Tidak Bisa Acuh
48
Bagaimana Jika Itu Aku?
49
Kenyataan Tak Sesuai Cerita
50
Rencana Baru
51
Ancaman Tanpa Tindakan
52
Hasutan Atau Bukan?
53
Membiarkan Dia pergi
54
Sebuah Tindakan Nekat
55
Apa Kau Merindukanku?
56
Masa Lalu
57
Benar-Benar Gila!
58
Akhiri Penderitaannya!
59
Maafkan Aku....
60
Hari Yang Paling Tidak Di Inginkan
61
Ekspresi Yang Tidak Biasa
62
Melepaskan Cinta
63
Kekecewaan Dari Mata Rien
64
Kembali Ketempat Yang Benar
65
Tidak Mengerti Isi Hati
66
Perasaan Bersalah Yang Tidak Perlu
67
Jawaban Yang Tidak Memuaskan
68
Merindukan Dan Harapan
69
Pertemuan Dengan Jenette
70
Keputusan Terbaik
71
Menekan Perasaan
72
Keputusan Dan Kerelaan
73
Perpisahan Begitu Berat
74
Pertemuan Pertama
75
Ingin Bertemu Dengannya
76
Sebuah Pilihan Menyakitkan
77
Penyesalan Tanpa Kata Maaf
78
Calon Ibu Mertua
79
Tarik Ulur
80
Meyakinkan Hati
81
Ulang Tahun Cherel
82
Final Episode
83
Promo Novel Baru!
84
Promosi Novel Baru, seru banget! kepoin yuk!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!