Berusaha Ikhlas

Melupakan tidak akan semudah melepaskan, meskipun Zeline sudah memutuskan untuk melepaskan, tetapi tetap saja sangat sulit untuknya melupakan Daniel. Zeline saat ini kembali menangis mengingat kenangannya dengan Daniel, pria yang sangat dia cintai. Mereka telah melalui banyak hal bersama. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, dan jelas siapa pun akan kesulitan menghapus kenangan yang telah terukir selama tiga tahun itu.

Cinta tidak selalu memberikan kebahagiaan, tapi banyak perasaan lain yang melingkupi kata cinta. Ada sedih, ada bahagia, ada sakit, ada kecewa, ada perjuangan dan ada pengorbanan. Zeline telah merasakan segalanya bersama Daniel.

Kesedihan menjalin hubungan dengan Daniel merupakan hal yang selalu menyelimuti dirinya selama tiga tahun bersama, tapi tidak di pungkiri Zeline juga merasakan banyak kebahagiaan. Perjuangan dan pengorbanan telah Zeline coba selama ini, sekarang Zeline tidak dapat lagi melanjutkan perjuangannya untuk bertahan ketika tidak pernah ada sedikitpun kepastian dari Daniel akan hubungan mereka.

Zeline berpikir dia sudah cukup menangis, dan sudah cukup baginya untuk larut dalam kesedihan. Hari ini adalah hari terakhir yang Zeline habiskan untuk menangis. Zeline sengaja menangis melampiaskan kesedihannya dan mengingat masa lalunya bersama Daniel hanya sampai malam ini. Sebab, mulai besok saat langit sudah cerah, Zeline akan memulai hidup baru yang sesungguhnya, Zeline akan melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang Daniel dalam hidupnya.

"Ikhlaskan, Ze. Bersiaplah untuk menghadapi hari yang lebih baik lagi. Satu hal yang harus kamu ingat. Jodohmu tidak akan pergi kemana-mana. Jika Daniel adalah jodohmu, maka sejauh apapun kalian berpisah, kalian akan dipertemukan kembali. Dan begitu juga sebaliknya," gumam Zeline, menasihati dirinya sendiri.

***

Seperti yang sudah Zeline katakan kemarin. Dia akan memulai semuanya dari awal mulai hari ini. Pagi ini, setelah bangun dari tidurnya, Zeline dengan semangat membersihkan tempat tinggal barunya. Zeline pergi ke dapur dan mulai membuatkan sarapan untuknya.

Empat puluh menit di dapur membuat sarapan saja sudah lama. Gelak tawa Zeline terdengar saat melihat hasil masakannya yang telah membuat dapurnya terlihat seperti  terjadi pertempuran. Namun, dibalik itu. Zeline pun tersenyum senang melihat hasil masakannya meskipun tidak sebagus masakan orang lain.

"Kenapa rasanya asin sekali?" Zeline bertanya pada dirinya sendiri setelah mencicipi makanan yang dia buat. Bukannya kecewa karena gagal, Zeline justru kembali tersenyum.

"Oke, besok kita belajar lagi Ze!" ucap Zeline kembali berbicara pada dirinya sendiri persis seperti orang gila jika seseorang melihatnya dan menilai perilakunya.

Zeline yang telah selesai dengan sarapannya sekarang mulai membersihkan sisa kekacauan yang dia buat di dapur.

"Besok harus lebih baik, aku harus membeli buku masak. Atau aku bisa ikut les memasak," gumamnya sambil tertawa.

Suara dering ponsel mengalihkan perhatian Zeline, dia menghentikan pekerjaannya lalu mencuci tangannya setelah itu kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya.

"Halo, Ann!" katanya kepada teman barunya bernama Ana.

Ana adalah tetangga Zeline, wanita seusianya yang kemarin membantu Zeline saat Zeline pertama pindah.

"Halo Ze. Ada kabar nih buat kamu, kemarin kamu bilang tengah mencari pekerjaan. Hotel Nolan yang nggak jauh dari kantorku, aku dengar mereka buka lowongan kerja. Coba ajukan  ke sana! Siapa tau rejekimu ada di sana," ucap Ana memberi kabar gembira kepada Zeline.

"Benarkah itu?" tanya Zeline terdengar ceria.

"Ya, kakakku yang bekerja di hotel itu memberitahuku. Dia bilang akan membantumu," balas Ana berteriak.

"Oke, An. Terima kasih banyak, hari ini juga aku akan mengajukan surat lamaran ke sana," kata Zeline.

"Terima kasih sekali lagi, An," sambungnya lagi begitu tulus.

"Sama-sama, Ze. Semoga berhasil. Oh ya, aku harus kembali bekerja. Sampai bertemu nanti malam," ucap Ana memutuskan panggilan telepon.

Zeline tersenyum senang dan dengan begitu antusias menyiapkan segala keperluan untuk berkas lamaran kerjanya. Memulai awal yang baru tentunya juga harus memiliki semangat yang baru juga. Pikirnya.

"Ayah ibu. Doakan aku." Zeline melihat foto keluarganya dimana di foto itu Zeline baru berusia sepuluh tahun, tersenyum bahagia bersama kedua orang tuanya.

Zeline lagi-lagi berlinang air mata, tetapi karena hal yang berbeda. Kali ini bukan karena Daniel, melainkan karena mengingat keluarganya. Wanita yang terlihat kuat itu sangatlah rapuh, Zeline sangat merindukan keluarganya. Merindukan semua hal indah yang telah dia lalui bersama keluarganya. Sekarang tidak ada yang tersisa, jika sebelumnya selalu ada Daniel, sekarang Zeline benar-benar sendirian.

"Semangat, Ze. Jangan bergantung pada siapapun lagi," ucapnya.

Terpopuler

Comments

Wicih Rasmita

Wicih Rasmita

kenalkan dulu thor pemerannya masing" sebagai siapa dan karakter masing"😊🙏🏼💪🏾💪🏾👍🏽

2023-03-20

0

Teh Nur Teh Nur

Teh Nur Teh Nur

kak bikin pronolog / perkenalan karakternya dong biar jelas gitu

2023-03-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!