Kedatangan Baby Sitter

“Dasar ABG labil!“ umpat Sultan kesal yang tidak di bolehkan masuk untuk melihat putranya.

“Kalo aku ABG lagi. Lalu kau adalah om-om labil!“ balas Hanum sengit dari dalam kamar.

“HANUM!“ pekik Sultan tidak terima jika istrinya mengakatan jika dirinya adom-om. “Awas saja kau Hanum beraninya kau mengatakan itu padaku! Aku belum terlalu tua, kenapa kau melarangku untuk melihatnya.“ ancam Sultan masih berada di depan pintu kamar istrinya.

Ia meletakkan telinganya pada daun pintu kamar Hanum, memastikan apa istrinya itu benar-benar langsung tidur. Pria itu berpikir jika baby Kendra akan terbangun karena terganggu oleh suara berisik akibat perdebatan mereka.

Tapi Hanum lupa membawa masuk alat pompa ASI ke kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya alhasil tubuh Sultan tumbang dan jatuh bersamaan, bobot tubuhnya yang berat menimpa tubuh Hanum yang terbilang cukup ideal.

Bruugghhh...

“Aaaaa...! Kau selalu saja mencari kesempatan. Lalu kau akan mengatakan jika aku yang selalu menggodamu.“ Sultan seakan terhipnotis menatap Hanum dengan jarak yang begitu dekat. Seolah tidak mendengar omelan Hanum yang terlihat sangat kesal.

Jika dilihat dari dekat seperti ini, Hanum memang cantik. Dalam marah pun dia memang terlihat sangat manis.

Gumam Sultan dalam hatinya yang masih mengagumi istri kecilnya, tatapannya kini beralih menatap bibir pink alaminya. Membuat jakunnya naik turun, ada sesuatu yang harus di tahan mati-matian.

Wajah Sultan reflek semakin mendekati wajah istrinya dan itu membuat Hanum turut menikmati wajah tampan suaminya yang terlihat macho dimatanya. Wajah tegas yang ditumbuhi bulu-bulu halus cambang di sekitar rahangnya, hidung mancung serta sorot matanya yang tajam.

Drttt... Drtttt...

Suara getar ponsel di saku jasnya membuyarkan keduanya. Hanum mendorong dada bidang pria berkharisma bersetatus suami dihadapannya.

Hiiii...k..Hik...kkk...!“

Baby Kendra pun akhirnya terbangun, merengek dengan mulut mungilnya yang terbuka mencari sumber kehidupannya.

“Sayang Kendra, sudah bangun Nak!“ tanya Sultan menoel pipi mungil Kendra.

“Kendra pasti haus,“ ucap Hanum sedikit canggung mendekati box bayi.

“Kau susui Kendra. Aku akan menjawab telpon diluar.“ titah Sultan pada istrinya, berjalan keluar menuju ruang tamu.

~ Halo dengan siapa saya bicara?

“.... “

~ Saya akan keluar menemuimu.

Sultan berjalan keluar menemui ibu Asti, yang menunggu di depan pintu gerbang. Orang sekaligus pemilik yayasan jasa Art yang mengantarkan baby sitter datang ke rumahnya.

“Ibu Asti?“ tanya Sultan melirik bu Asti dan wanita di sebelahnya.

“Benar pak, saya bu Asti pengantar baby sitter yang bapak telepon kemarin.“ ucap bu Asti.

“masuklah!“ perintah Sultan pada dua wanita beda usia itu.

“Terima kasih, pak!“ ucap keduanya.

BU Asti dan wanita di sebelahnya berjalan mengekor di belakang punggung Sultan berjalan.

“Silahkan, duduk!“ Bu Asti dan calon baby sitter yang ia antar duduk bersisian dengannya. Sultan duduk di sofa mengangkat satu kakinya keatas kaki kirinya. “Boleh saya lihat data dirinya?“ tanya Sultan dengan wajah kakunya.

“Ini adalah cv dari baby sitter ini, pak.“ bu Asti menyerahkan lampiran kertas putih yang ia keluarkan dari amplop dan menyerahkannya pada Sultan untuk dia baca.

Sultan membaca biodata baby sitter yang akan bekerja di rumahnya. “Nama mu Aliya Risma?“ tanya Sultan. Aliya mengangguk sopan sebagai jawabannya. “Sudah berkeluarga?“ tanyanya lagi.

“Sudah, pak.“ jawab Aliya cukup singkat.

“Sudah berapa lama memiliki pengalaman bekerja sebagai baby sitter?“ tanya Sultan ingin tahu seberapa lama ia menjadi baby sitter.

“Hampir lima tahun, pak. Saya bekerja sebagai baby sitter merawat bayi.

“itu artinya Anda cukup pengalaman merawat bayi yang baru lahir. Saya akan panggilkan istri saya kesini.“ Aliya mengangguk begitu juga dengan bu Asti. Sultan berjalan masuk kearah ruang yang tersekat dinding bercat warna hijau tua.

“Bu Asti, pak Sultan kayaknya galak kalo dilihat dari wajahnya. Tapi ganteng banget jadi penasaran sama istrinya.“ bisik Aliya di dekat telinga bu Asti.

“Husshh, diam Aliya! Nanti majikan kamu dengar. Kamu bisa di pecat sebelum bekerja disini.“ ucap bu Asti mengingatkan Aliya untuk tidak genit pada majikannya.

“Iya, bu Asti. Aliya tahu ko'.’’ ucap Aliya memanyunkan bibirnya.

Aku penasaran sama istrinya kaya apa sih cantiknya? Secara, pak Sultan ganteng banget orangnya. Ya biarpun dia susah senyum tapi masih kelihatan berwibawa dan cool.

Gumam Aliya berkata dalam hatinya, membayangkan wajah tampan majikannya. Saat tadi Sultan membaca kertas lampiran dari yayasan milik bu Asti.

“Hanum, Apa kau sudah tidur?“ tanya Sultan mengetuk pintu kamar istrinya. Hanum membuka pintu setelah meletakkan Kendra kedalam box.

“Aku belum tidur, Kendra tidak berhenti menyusu sejak tadi. Dan itu membuatku sangat lelah.“ jawab Hanum mengeluh, merasakan pegal ditubuhnya.

“Gendong Kendra keluar, ada baby sitter yang akan membantumu menjaga Kendra mulai hari ini, agar kamu tidak terlalu lelah.“ ujarnya sambil tersenyum menggoda putranya yang tidur di dalam box.

“Baiklah, aku akan mengajaknya keluar.“

“Tunggu!“ ucap Sultan menginterupsi langsung Hanum.

“Ada apa lagi?“ tanya Hanum memutar tubuhnya hingga saling berhadapan.

“Di depan mereka kau harus memanggilku, sayang. Paling tidak kita harus terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya. Dan satu lagi kancingkan pakaianmu setelah kau menyusui putraku, atau kau__“

“Maaf, tadi aku lupa. Saat kau memanggilku.“ jawab Hanum menjelaskan ucapan Sultan yang tidak ingin Hanum dengar dari mulut pedasnya.

Sultan dan Hanum keluar dari kamar dengan membawa Kendra dalam gendongan Hanum.

“Selamat siang, bu Sultan,“ sapa bu Asti dan Aliya menyapa istri majikannya.

“Siang,’’ jawab Hanum duduk di samping suaminya memangku Kendra yang masih tidur.

“Saya bu Asti dari yayasan cipta kasih, mengantarkan baby sitter yang akan bekerja disini.’’ jelas bu Asti menuturkan pada Hanum. Hanum melirik wanita di sebelah bu Asti duduk dengan mebawa tas besar di depannya.

“Sayang namanya mba Aliya dia, yang akan membantumu menjaga bayi kita. Jadi kau tidak terlalu lelah merawatnya sendirian.“ Angguk Aliya tesenyum tipis kearah Hanum dan Sultan. Lalu tatapannya kembali tertuju pada pria yang membuat Aliya selalu tesenyum. Melihat sikap Aliya seperti itu, bu Asti menginjak jari kaki Aliya karena merasa risih dan tidak enak pada istri klien nya.

“Jaga sikap mu, Aliya!“ bisik bu Asti di telinga Aliya saat Hanum bicara dengan suaminya.

Aliya hanya menjawab iya, tanpa menghiraukan peringatan dari pemilik yayasan. Bu Asti pun segera pamit dari hadapan calon majikan Aliya. Dan berpesan pada Aliya untuk bekerja dengan baik dan secara profesional.

“Bu Asti hati-hati di jalan! Terima kasih sudah mengantar mba Aliya.“ ucap Hanum sopan.

“Sama-sama ibu Hanum, Saya permisi,“ pamit bu Asti pada mereka.

“Mba Aliya boleh istirahat dulu. Nanti saya akan panggil mba Aliya jika saya butuh bantuan. Saya akan antar ke kamar mba.“ Aliya mengikuti langka Hanum mengantar ke kamarnya.

“Terima kasih bu, Hanum!“ Hanum mengindik kedua matanya sebagai jawaban.

“Mba Aliya bisa mandi atau makan dulu juga boleh. Mba bisa masak apa yang mba suka semua ada di dapur. Saya tinggal dulu kekamar,“ ucap Hanum pada Aliya lalu pergi ke kamarnya membawa Kendra.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!