"Eh, nggak usah, transfer bisa kan Bu?" tanya Tasya yang terkejut karena Azam tiba-tiba membantunya.
"Aduh, anak ibu yang punya kartu debit, tapi ibu nggak tahu nomor rekeningnya Mbak," jawab ibu itu dengan nada tak enak.
"Udah nggak apa-apa Bu, biar saya aja, nanti di total ya."
Saat Azam hendak pergi kembali duduk di bangkunya, Tasya memanggil Azam dengan cepat. "Ustadz nggak usah, biar aku cari ATM di deket sini, sebentar ya Bu," ucap Tasya yang hendak bergegas pergi, namun Azam kembali menoleh.
"Nggak apa-apa, kamu bisa bayar kapan saja kalo kamu mau, lagi buru-buru kan?" tanya Azam.
Tasya yang terlanjur tak enak karena sudah membuat ibu penjual menunggu keputusan akhirnya menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu besok aku bayar ya, di tempat ini dan di waktu yang sama juga, gimana?" Tanya Tasya.
Azam mengangguk sambil tersenyum lembut. "Boleh, besok kita ketemu lagi di sini," jawab Azam dengan sopan.
Masih merasa bingung dengan kebaikan Azam, Tasya pun memberanikan diri untuk bertanya. "Kita nggak saling kenal, kenapa kamu tolong aku? Apa kamu percaya sama orang yang belum kamu kenal?" Tanya Tasya sedikit ragu.
"Belum kenal ataupun sudah kenal, jika saya bisa menolong pasti akan saya tolong, terlepas orang itu jujur atau tidak, itu kembali pada dirinya," jelas Azam dengan lembut.
Tasya pun mengangguk pelan, senyumnya dengan perlahan mengembang. "Kalau begitu makasih ya, semoga besok aku nggak ada halangan untuk ke sini," jawab Tasya seraya pamit lalu keluar dari warung makan tersebut.
Selama di perjalanan pulang, Tasya terus saja membayangkan sosok Azam, pria itu benar-benar lembut dan baik hati seperti dengan apa yang dia bayangkan pada awalnya. "Laki-laki idaman, ya Allah aku mau laki-laki seperti itu buat jadi imam di hidupku," gumam Tasya pelan tanpa sadar.
Namun beberapa saat kemudian, Tasya menghembuskan nafasnya pelan, rasa tak bersemangat mulai kembali dia rasakan. "Aduh! Apaan sih Tasya, kalau mikir jangan kejauhan, kamu ini cuma perempuan yang lahir untuk dunia malam, mana ada laki-laki sesempurna tadi yang mau jadiin kamu sebagai istrinya," gerutu Tasya yang mulai sadar dengan khayalannya sendiri.
Sesampainya di rumah, Tasya memarkirkan mobil dan turun, saat kakinya baru saja menginjak lantai rumah, Mami terlihat keluar dari dalam rumah dengan tatapan yang sinis. "Dari mana aja kamu jam segini baru pulang? Udah Mami peringati ya setiap pulang dari Bar langsung ke rumah, jangan keluyuran nggak jelas," ucap Mami dengan nada tak suka.
"Aku abis cari sarapan Mam, di deket—"
"Aduh Tasya, tolong ya jangan sembunyiin apapun dari Mami, kamu pikir Mami bisa dibodohi? Di rumah ini ada sarapan buat kita semua, mau apa cari sarapan di luar? Sekali lagi kamu bohong, Mami usir kamu dari rumah!" pekik Mami dengan jari telunjuk yang diarahkan pada wajah Tasya.
Tasya hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, ia sudah bosan dengan makanan diet di rumah ini, menjaga bentuk tubuh yang ideal agar bisa menarik perhatian setiap pengunjung bar membuat Tasya muak, apalagi para perempuan yang bekerja dengan Mami membuatnya sakit mata, rumah ini dipenuhi oleh orang-orang yang tak Tasya kenali. "Mana berani Tasya bohongi Mami, tadi Tasya beneran cuma sarapan."
Mami menatap Tasya dengan penuh selidik, ia berdecak pelan lalu mengibaskan tangannya ke arah belakang. "Pergi sana istirahat, lain kali jangan pake mobil sesuka kamu lagi."
Mami Tasya sebenarnya adalah seorang ibu yang baik, akan tetapi hidupnya berubah drastis saat mengalami kekecewaan yang begitu besar di masa lalu, ia di khianati oleh mantan suaminya sendiri. Mami sudah berkorban banyak untuk mempertahankan rumah tangganya, tetapi faktor ekonomi membuat suaminya lebih memilih pergi dan hidup bahagia bersama perempuan yang lebih kaya pilihan orangtuanya. Saat itu Mami harus seorang diri merawat kehamilannya yang menginjak usia 8 bulan, kehidupan keras membuatnya bertekad jika uang dapat mengubah semuanya, hingga seorang teman Mami mengulurkan tangannya dan meminta Mami untuk melanjutkan pekerjaan gelap di sebuah Bar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
Aamiin....
semoga do'a baik mu terkabul... 🥺🥺🥺
2023-03-03
0
qeeraira
waduuuuuuh dilematis ini cerita kehidupan Tasya,,, semua karena berawal dari ekonomi dan rasa kekecewaan yang membuat ibunya berubah haluan dari baik menjadi penyihir.. dimana seharusnya seorang ibu melindungi anaknya TAPI ini dijual seperti ayam kentaki yang pake etalase..
lanjuuuut Tasya
2023-02-22
1
Kenzi Kenzi
apa kata ibu,turuti wae neng,...untuk saat ini,....
2023-02-20
0