Bab 9

Setelah Mereka bertiga makan dengan penuh keheningan Hanya ada dentuman sendok yang berbunyi. Tiba-tiba Adira memecah keheningan dengan pertanyaan.

"Nad Lo nggak jadi simpanan pria beristri kan, ko gw jadi merasa seperti itu ya. Karena selama ini yang Lo sebut sebagai tunggangan Lo yang ada di Negeri B. Nggak pernah gw tau wajahnya seperti apa?" Ucapnya tanpa menunjukkan wajah rasa bersalah sama sekali.

Pertanyaan yang di lontarkan oleh Adira membuat suami dan Sahabatnya terdesak secara bersamaan.

"uhuk...uhuk" Batuk Aditia dan Nadia secara berbarengan saking terkejutnya atas ucapan yang baru saja Adira lontarkan.

"Mas makannya pelan-pelan dong" tanpa rasa bersalah dia mengambilkan suaminya air dan menyerahkan pada Aditia. Sedangkan Nadia sudah meraih gelasnya dan meminum dengan tandas.

"Adira CUKUP. Kenapa kau bisa berbicara begitu pada Nadia. apakah Kau sadar kau telah menuduh Nadia yang tidak baik seperti itu? "Tanpa sadar Aditia membentak Adira. Dan merupakan kali pertama Aditia berbicara kasar padanya.

Sebenarnya hatinya sakit setelah mendengar bentakan dari Aditia tapi ia pura-pura cuek saja. to, pasti lama-kelamaan hatinya akan akan terbiasa.

"Kenapa kamu marah Mas? Kamu tuh aneh deh mas. Aku kan hanya asal menebak saja" Tanya Adira seakan-akan ucapan baru saja yang di lontarkan bukan suatu yang harus di besarkan. Padahal memang sengaja dia berucap begitu.

Aditia nampak salah tingkah dengan pertanyaan istrinya."mas, tidak marah kok, hanya mas merasa ucapan mu itu berlebihan lagi pula bisa menyinggung perasaan Nadia.

"Ya iyalah kau juga ikut tersinggung, Karena memang yang aku ucapkan merupakan kenyataan. Kalian berdua bermain gila di belakangku, jadi wajar saja kau pun ikut tersinggung" Batin Adira sambil sekilas menyunggingkan senyum sinis pada suami dan sahabatnya.

"Padahal kan aku hanya bercanda saja. Emangnya lo tersinggung Nad? aku rasa tidak karena lo pasti tau aku hanya bercanda?" ucap Adira yang sudah menyadari kemarahan Nadia karena memang itulah tujuannya.

Nadia yang mulai marah hanya bisa meremas baju yang ia pakai untuk melampiaskan kekesalannya.

Nadia mulai menjalankan perannya sebagai Ratu drama."Ia Ra, gw tau Lo hanya bercanda saja. Tapi kalau mau jujur ucapan Lo membuat gw sedikit tersinggung" Setetes Air mata jatuh membasahi pipinya.

"Maafkan Adira ya Nad. Udah jangan sedih lagi, jangan masukin ucapan Adira ke dalam hati. Lagi pula dia nggak bermaksud menyinggung perasaan mu" Aditia buru-buru membujuk Nadia setelah melihat air mata Nadia, karena ia tak sanggup melihat air mata Nadia jatuh.

Sedangkan Adira yang duduk di sebelah suaminya mulai muak dengan dramanya Nadia dan suaminya. Bahkan Aditia Samapi lupa berakting datar dan dingin yang biasa ia tunjukkan di hadapan Nadia saat ada dirinya.

"Dasar Raja dan Ratu drama. Mereka berdua sangat cocok jadi aktris dan aktor di salah satu stasiun televisi burung terbang. pasti mereka berdua akan menjadi pemeran terbaik. Adira membatin sambil menatap suami den sahabatnya bergantian dengan tatapan sekilas menunjukkan kebencian.

"Benar kata mas Adit. Gw nggak ada maksud menyinggung Lo kok Nad, apalagi kita Sahabatan sudah sangat lama"Ucap Adira dengan senyum sinis tanpa di sadari mereka berdua.

"Ia nggak apa-apa Ra, Gw aja yang terlalu baper an sampai air mata gw jatuh, dan maaf gw udah mengacaukan makan malam kalian" Ucapan Nadia dengan melemparkan senyum yang terkesan tulus tapi di Mata Adira senyuman yang mengandung Racun.

"Kita lanjutkan saja makan malamnya" Ucap Aditia.

Mereka melanjutkan Makan malam yang penuh drama yang memuakkan bagi Adira itu.

Setelah selesai samua Aditia membayar tagihan bill restoran dan mengajak istrinya untuk pulang.

Dalam perjalanan menuju keluar Restoran. Tiba-tiba Nadia berucap" Bisa gue nebeng nggak. Soalnya jalan pulang kita kan searah" Ucap Nadia dengan tidak tahu malunya.

Aditia menatap Adira dengan tatapan yang penuh tanda tanya." Gimana sayang ? apa boleh dia ikut mobil kita?" Tanya Aditia.

"Boleh kok mas. Bukan memang sudah biasa dia menaikinya" Jawaban Adira membuat Nadia dan Aditia bingung sambil mengerutkan keningnya.

"Maksudnya" Jawab mereka berdua secara bersamaan.

"Tidak. Kalian kan tahu aku hanya bercanda. Ayo kita pulang" Sambil melangkahkan kakinya menuju parkiran mobil milik Aditia.

"pura-pura bodoh di hadapanku. Kalian berdua liat saja pembalasan dariku" Batin Nadia dengan menyunggingkan senyum sinis tapi tidak kelihatan karena dia sudah berjalan lebih dulu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!