Bab 7

Saat sarapan di pagi hari Adira bertanya pada suaminya" Mas, kenapa semalam saat aku terbangun aku tidak melihat kau tidur di sampingku? aku pikir kau ke toilet atau ke dapur untuk mengambil air minum. Tetapi pas aku cek di toilet dan ke dapur kok kamu nggak ada?" Ucapan Adira membuat Aditia terkejut

Deg....

"Berarti semalam dia terbangun" Aditia membatin.

Detak jantung Aditia berpacu, wajahnya pucat, dan tubuhnya menegang seketika. Kerena pertanyaan yang baru di lontarkan oleh Adira. Meskipun demikian ia berusaha menguasai dirinya agar tetap tenang supaya tidak dicurigai oleh istrinya.

"Mas kenapa diam saja? Mas belum Jawab pertanyaan ku loh" Adira kembali melontarkan pertanyaan sambil menatap wajah suaminya.

"Waktu kau sudah terlelap, mas baru ingat kalau ada pekerjaan yang harus mas selesaikan. Sayang" Jawab Aditia sambil menunjukkan wajah penuh rasa bersalah. Dia berharap Adira tak curiga padanya.

"Jadi mas, waktu aku terbangun mas berada di diruang kerja?"

"Ia, niatnya mas hanya sebentar, ternyata tanpa mas sadar sudah tertidur Di sana. Mungkin saking capeknya " ucap Aditia berusaha meyakinkan Adira

"Oh jadi mas semalam ketiduran di sana? Pantas saja. Tapi, jangan di biasakan ya" Sahut Adira lagi.

"Iya sayang. Mas minta maaf ya, karena sudah membuatmu mu jadi mencemaskan mas" Sambil meraih tangan istrinya dan di kecup agar Adira tidak berpikir yang tidak-tidak tentangnya.

"Tidak apa-apa mas, Hanya kalau bisa lain kali jangan di ulang lagi. Karena itu membuatku berpikir yang tidak-tidak tentang mu." Sambil melepaskan genggaman tangannya.

"Ia mas janji. Lain kali tidak lagi memang Istri mas ini istri yang sangat pengertian " Puji Aditia padanya

Sebenarnya apa yang dilakukan Aditia untuknya membuatnya makin jijik dan muak pada suaminya.

"Entah salah apa aku padamu sampai kau tega melakukan semua ini padaku, membohongiku seakan aku tak tau tentang perbuatan mu. Kau pikir aku mudah di dibodohi padahal kau sampai di rumah ini pukul 04.30 pagi tadi. Bersenang-senanglah mas sebelum aku menghancurkan kalian berdua. Batin Adira dengan kemarahan

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dalam kamar hotel sedang terjadi pertempuran di siang hari. Sepasang kekasih sudah bermandikan peluh di sekujur tubuh mereka berdua.

Drttt... Drttt

Bunyi Panggilan masuk dari ponsel milik Aditi.Panggilan pertama Awalnya tidak dihiraukan olehnya. Namun tidak lama ponsel mulai berbunyi lagi. Akhirnya kegiatan menyenangkan yang sedang mereka berdua lakukan harus terhenti sejenak. Karena takut ada yang penting sehingga ia mulai mengecek si penelpon. ternyata adalah istrinya sehingga membuat dirinya sedikit menjauh dari kasur untuk menjawab Panggilan tersebut.

"cik menganggu saja" Kesal Nadia karena merasa kegiatan mereka terganggu

"Sabar dong sayang " Jawab Aditia sebelum menjawab telpon dari istrinya.

"Halo, ada apa sayang?" Ucap Aditia setelah mengangkat telpon. Dan menstabilkan deru nafasnya.

"Mas, kita makan siang di luar yuk" Pancing Adira yang sudah mengetahui bahwa suaminya sedang bersama selingkuhannya

"Maaf sayang, mas nggak bisa untuk hari ini soalnya ada rapat penting. Keluarnya nanti malam saja ya"

"Oh ia, tidak apa-apa nanti malam saja kalau begitu" dengan tersenyum sinis

"Ya sudah, mas tutup dulu telponnya ya. Soalnya rapat udah mau di mulai" Pamit Aditia dengan suara yang berat dan serak menandakan sedang menahan suatu gejolak. Bagaimana tidak ternyata Nadia sudah memainkan tongkat sakti milik Aditia.

Tanpa menunggu jawaban dari Adira. Aditia sudah memutuskan panggilan telepon yang sedang mereka lakukan. Tanpa, memikirkan perasaan istrinya yang sakit atas perbuatan bejatnya. Aditia segera menggendong tubuh Nadia, merebahkan tubuhnya di atas kasur dan melanjutkan permainan yang seharusnya tak boleh terjadi antara mereka berdua.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Adira yang mendengar suara suaminya sudah mengerti. Rapat apa yang sedang di maksud Aditia tadi, rapat bersama Nadia. Karena memang ia telah melihat sepasang manusia itu masuk di hotel X dan sempat mengambil foto mereka untuk di jadikan bahan bukti.

Adira merasa Marah dan jijik atas perbuatan suaminya ia bersumpah akan membalas mereka berdua sehingga mereka bisa merasakan sakit yang ia rasakan bahkan beribu-ribu lebih sakit dari yang dia rasa.

Terpopuler

Comments

Dian Rahmi

Dian Rahmi

lembek sekali Adira..bukan cari bukti perselingkuhan untuk diajukan ke pengadilan

2023-04-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!