Bab 3

pada keesokan harinya Aditia dan Adira sudah bersiap duduk di meja makan. Sudah tersaji Nasi goreng buatan bi Marni untuk sarapan pagi.

"Sayang, esok aku akan berangkat ke Luar Negeri. Papa menyuruhku menghandle beberapa pekerjaan yang ada di sana" Sambil menyendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Berapa lama di Luar Negeri.mas?" Tanya Adira sambil menatap wajah suaminya

"tidak akan lama, Sayang. Mas di sana palingan tiga hari " Sambil tersenyum ke arah Adira.

"Oh Ia mas, Tidak apa-apa pergilah" Sambil membalas senyum Aditia

"Nanti pasti di sana mas akan sangat merindukanmu sayang" Sambil meraih tangan Adira untuk di genggam.

"Alasanmu mas, Dasar pembohong kamu. Aku tau itu hanyalah akal-akalan mu saja. Untuk dapat pergi dengan Nadia. Aku yakin pasti nanti Nadia juga akan berbohong mengatakan kepadaku bahwa dia mau pulang ke kotanya untuk menjenguk orang tuanya. Kalian pikir aku sebodoh apa Samapi kalian mau bohongi. Batin Adira sambil melihat sekilas suaminya dengan tatapan datar dan sedikit senyum sinis nya.

"Sayang, hey kenapa kau kau tiba-tiba diam hmm?" Aditia berhenti menyendok kan nasi goreng ke dalam mulutnya. Dan menatap istrinya Karena dia tidak mendengarkan adanya jawaban dari sang istri.

"Ah, Tidak mas. Aku hanya sedang berpikir saja, Apa aku ikut kau saja denganmu? Kalau Aku ikut Pasti sangat menyenangkan"

"Tumben kau tiba-tiba meminta untu ikut, Kenapa? Biasanya juga setiap aku ajak kamu nggak pernah mau. Tumben kali ini mau ikut dalam perjalanan bisnis hmm" Aditia merasa bingung dengan sang istri

"Kali ini aku hanya ingin saja mas" Adira tersenyum manis pada suaminya.

Tiba-tiba pembicaraan mereka terpotong karena kedatangan Nadia.

"Hay selamat pagi Adira, Aditia " Dengan senyum merekah di bibirnya dan berjalan ke arah Adira untuk memeluk dan cipika-cipiki seperti sebelum-sebelumnya. Tapi Adira diam saja tak membalas pelukan sahabat penghianat itu.

"Pagi juga Nad" Jawab Aditia seakan datar dan dingin di hadapan istrinya seperti sebelumnya.

"Pagi juga Nad, Ada apa datang kesini sepagi ini" Ucap Adira dengan sekilas wajah datar tapi tak terlalu nampak

"Sayang, Mas berangkat ke kantor ya, Nad temani istriku ya" Dengan mengecup kening dan pipi istrinya

"Iya" Jawab Nadia sambil tersenyum

"Duduk Nad, ayo Sarapan bareng" Tawar Adira pada Nadia

"Makasih, Ra tapi tadi udah sebelum kesini. Gw udah sarapan di apartemen tadi"

"Kali gitu kita ke depan saja yuk! Biar bi Marni yang bereskan" Ajak Adira pada Nadia

Setelah itu Meraka berdua sampai teras depan dan duduk di kursi yang di sediakan untuk bersantai. Tiba-tiba Nadia berucap "Beruntung Banget si hidup lo Ra. dapatin suami model Aditia gitu udah genteng, baik, sayang banget Ama Lo dan udah pasti SETIA paket komplit emang" Kata setia di pertegas oleh Nadia

"Hmm, Gw juga doain semoga tunangan Lo juga sebaik dan SETIA mas Adit. Ucap Adira dengan tenang, " Nadia Lo sengaja mempertegas kata setia karena yang jadi selingkuhannya kan Lo, Gw akan ikuti permainan Li" Batin Adira

"Iyalah tunangan gw tu ya, udah setia, baik dan yang pasti sayang bangat ama gw, bahkan ni ya, semua kebutuhan gw Dia yang memenuhi. Jawab Nadia yang tengah membohongi Adira

Adira hanya tersenyum atas jawaban yang di lontarkan oleh Nadia. Karena ia tau Nadia hanya berbohong atas ucapkan yang baru

saja dia lontarkan tentang tunangannya.

" jadi kapan kalian akan menikah" Ia menatap Nadia sekilas dengan tatapan dingin, tapi secepat mungkin tatapannya menjadi tatapan yang biasanya yang lembut dan polos tapi menyimpan racun kebencian.

"Kemungkinan bulan depan Ra, nanti Lo harus hadir ya" Ucap Nadia dengan senyum yang merekah

"wah, semoga bahagia ya. pastilah gw akan hadir masa sahabat baik gw nikah gw nggak hadir sih" Adira hanya tersenyum ke arah Nadia

" Ya udah gw pamit ya Ra" Pamit Nadia sambil memeluk Adira. karena ia takut jangan sampai Adira akan banyak bertanya tentang tunangannya.

"Ok hati-hati ya,Nad." Dengan membalas pelukan sambil tersenyum sinis di balik punggung Nadia

Setelah Nadia pergi. Nadia mengambil ponselnya untuk mencoba menghubungi calon suaminya itu. Tapi jangankan panggilan bahkan pesan satu pun tak pernah ada yang di balas membuat ia kesal dan marah.

"Tiap kali gw telpon pasti nggak pernah dia jawab. Jangankan itu bahkan pesan gw aja nggak pernah di balas sama dia" Sambil menaruh hp ke dalam tasnya. Nadia kembali berucap"Tapi biarlah untuk saat ini tak ku jadi masalah karena masih ada Aditia yang yang bisa memuaskan gw" Dengan senyum kebencian kepada Adira

"Adira,Adira selalu saja dia tapi bakalan gw pastikan akan mengambil semua yang menjadi milik Lo. Gw akan pastikan hidup Lo nggak akan pernah bahagia, karena lo juga tunangan gw jangankan untu mencintai gw. Melirik bahkan tertarik saja pun tidak yang ada dalam pikirannya hanya Lo Adira. Gw pastikan hidup Lo akan gw hancurin. Bahkan sampai untuk tersenyum pun Lo nggak bakalan sanggup" Batin Nadia dengan senyum penuh kelicikan

Terpopuler

Comments

pujangga

pujangga

iya kak. makasih 🙏
nanti saya juga mampir ya kak 👍👍😁

2023-03-07

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!