"Dan kau Nadia apakah kau tak merasa berdosa dan bersalah melakukan semua ini terhadapku. Padahal selama ini aku sudah mengganggap mu seperti keluargaku sendiri bahkan aku memperlakukanmu dengan begitu baik dan aku sering membantumu jika kau dalam kesusahan. Tapi, dengan begitu teganya kau menusukku dari belakang Dengan menjadi selingkuhan suamiku sendiri." Dengan geram Adira berbicara dengan sinis nya
"Kalian berdua tunggu saja pembalasan dariku. Tak akan aku biarkan kalian berdua bahagia di atas penderitaan yang kalian buat terhadapku." Dengan demikian dia akan berbuat seolah-olah dia tidak tau apa-apa tentang hubungan mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu telah menunjukan jam pulang kantor tiba. Aditia telah sampai kerumahnya dengan santai dan berbuat seperti biasanya.
Bibi yang melihat tuannya telah sampai, lari mendekat kepada tuannya "Tuan suda pulang "sapa bibi Marni
"Ia bi, di mana istri saya" Tanya Aditia kepada bibi Marni
"Non Adira di kamar tuan" Ucap bi Marni
"Baiklah bi" Aditia lalu melangkah ke kamar mereka untuk bertemu dengan Adira
Sesampainya di kamar Aditia melihat sang istri sedang berbaring membelakanginya. Sambil melihat jam di pergelangan tangannya, Aditia merasa heran karena tak biasanya istrinya ini tidur jam begini.
"Sayang ini baru jam 18.30 tumben kamu tidur" Ucap Aditia dengan penuh keheranan
"Mas, kau sudah sampai! Maaf aku tak menyambut mu seperti biasanya" Ucap Adira deng menunjukkan wajah penuh rasa bersalahnya
"Tidak apa-apa, kau belum Jawab pertanyaan ku Sayang, Kamu kenapa tidur jam begini hmm?"
"Aku hanya kurang enak badan saja" Jawab Adita
"Kamu sakit, Kenapa tidak bilang saat menelpon ku tadi, kalau aku tau kamu sakit aku bisa pulang sedari tadi, apa kita perlu ke dokter?" Jawab Aditia dengan wajah rasa bersalahnya. Sambil meraba kening istrinya dan memeluknya.
"Tidak perlu mas, Aku hanya kecapean saja" Mencoba tersenyum walau hatinya sakit dan mencoba melepaskan pelukan dari suaminya.
"Kau tak tau mas, Hatiku yang tak baik-baik saja saat ini. Aku tak perlu ke dokter karena dokter tak akan sanggup menyembuhkan luka ini mas. Sakit ku ini karena perbuatan mu. Kau yang membuatnya sakit " Batin Adira
Aditia membalas senyum Adita dan mencium pipi istrinya dan berkata "Jangan terlalu kecapean sayang, Perhatikan juga kesehatan mu" Ucap begitu lembut seperti biasanya yang akan membuat Adira merasa di cintai. Tapi itu dulu sebelum Adira mengetahui penghianatan suaminya. Untuk sekarang ini bahkan Adira muak mendengar ucapan suaminya itu.
Ketika dia mengingat senyuman dan kelembutan yang di tunjukan suaminya itu bukan hanya untuk dirinya. Tapi, Telah terbagi dengan wanita lain yang tak lain adalah Nadia sahabatnya sendiri. Hatinya sakit. Bahkan rasanya dia ingin berteriak dan memaki di depan wajah Aditia saat itu juga. Tapi semua itu di tahannya karena bagaimanapun juga Aditia masih menjadi suami sahnya.
Adira hanya membatin"Aku akan ikut permainan kalian mas. berpura-pura tidak tau tentang penghianatan yang kau dan Nadia lakukan. Aku akan mengikuti alur cerita yang kalian buat dan mainkan dengan sangat baik di depan kalian"
"ya suda mas mandi dulu, lanjutkan saja tidurmu biar cepat pulih" kata Aditia lalu berjalan menuju ke kamar mandi. Adira yg melihat punggung Aditia yang menjauh hanya bisa tersenyum sinis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nike Natalie
kerennnn
2023-06-21
0
Tining Revi
aku suka wanita yang kuat. tidak gampang di tindas.
2023-02-27
6