Pahala Seorang Istri

Diba memakai baju gantinya dan berjalan ke arah ranjang tempat tidur duduk di sebelah sisi kosong suaminya yang tengah menutupi wajah menggunakan bantal.

"Mas .." Sentuhan tangan Diba di bahu Taka membuat pria itu refleks kaget dan membuka bantal yang di gunakan untuk menutupi bagian wajah.

"I-iya," jawab Taka gugup.

"Kamu kenapa, mas? Mana ada kucing?"

Diba mencari keberadaan kucing anggora yang di maksud suaminya tadi. Padahal ia sama sekali tidak miara kucing di rumah.

Taka sedikit gelagapan. Kenapa juga ia harus membahas kucing itu di depan Diba.

"A-aku .." Taka semakin gugup karena Diba menatapnya dengan jarak yang cukup dekat.

Ia masih tidak menyangka jika wanita di balik cadar itu memiliki kadar kecantikan yang sangat sempurna. Hidung mancung, bibir sedikit kemerahan, dan dagu yang sedikit runcing natural.

"Mas .."

Panggilan Diba menarik paksa Taka dari segala pemikirannya.

"I-iya, Fara. Aku-"

"Mas panggil aku Diba saja," pungkas Diba.

Taka mengangguk. Rasanya ia ingin merutuki dirinya karena bisa se gugup ini di depan Diba. Pesona Diba lah yang membuat ia jadi se gugup ini.

"Iya, Diba," jawab Taka menurut.

Diba mengulas senyum begitu mendengar suaminya mengucapkan namanya. Apalagi saat mengingat Taka begitu lantangnya mengucapkan nama waktu akad tadi.

"Jadi mas lihat kucing dimana tadi?"

Lagi-lagi Diba membahas soal kucing. Mau tidak mau Taka terpaksa harus berbohong soal ini.

"Iya, Diba. Jadi, kemarin aku-"

Taka membulatkan matanya begitu telunjuk Diba menempel di bibirnya.

"Mas tidak boleh memanggil diri mas dengan sebutan aku. Harus mas, ya!" pinta wanita itu membuat sekujur tubuh Taka merasa tegang saja.

Diba menarik kembali jari telunjuknya dan Taka pun mengangguk.

"I-iya."

"Sekarang mas lanjutkan cerita kucingnya."

Taka mengangguk lagi. "Iya, Diba. Jadi, kemarin mas .."

Taka menghentikan kalimatnya sejenak melihat Diba tersenyum begitu ia memanggil dirinya dengan sebutan mas sesuai permintaannya.

"Di lanjut, mas."

"Ah, iya. Maaf, maaf."

Taka menghela napas menghirup banyak oksigen. Entah kenapa suhu kamar mendadak panas dingin. Ia pun melanjutkan ceritanya mengenai kucing anggora.

"Jadi, kemarin mas sempat beli kucing di rumah untuk di pelihara."

"Mas suka kucing?"

Taka terpaksa mengangguk karena sebenarnya ia pun ngarang.

"MasyaAllah .. Kucing itu salah satu binatang yang paling di sayangi Rasulullah."

"I-iya, Diba. Jadi ceritanya begini, mama sama papa mas menawarkan mas untuk membeli seekor kucing. Tapi mas belum tahu itu kucing apa dan mas di minta untuk bayar saja kucingnya. Dan sekarang mas sudah tahu kalau kucing itu ternyata kucing anggora. Cantik, mungil."

Taka menatap Diba dengan tatapan kagum dan penuh syukur karena ia tidak hanya menikahi seorang wanita yang cantik luar dalam. Ia harus berterima kasih kepada mama dan papanya.

"Lalu sekarang kucing anggoranya dimana?"

"Ada di sini," jawab Taka tanpa sadar.

Diba menoleh ke kiri dan kanan, ke belakang bahkan ke kolong ranjang tempat tidur.

"Mana, mas?"

Pertanyaan Diba membuat Taka sadar jika Diba tidak tahu jika kucing anggora yang di maksud itu bukan kucing beneran, melainkan dirinya.

"Maksud mas, kucingnya ada di rumah. Mas lupa jika mas sekarang di rumah Diba."

Diba mengulas senyum. "Lain kali mas bawa kucing anggoranya ke sini, ya."

"Iya, nanti mas bawa buat Diba."

"Terima kasih, mas."

"Sama-sama."

Keduanya saling melempar senyum. Hingga Diba mengingat pahala yang di janjikan oleh Allah untuk seorang istri yang minta jatah duluan. Sebab malam ini merupakan malam pertama pernikahan mereka.

Diba menggeser posisi duduknya lebih dekat dengan suaminya. Tidak hanya dekat, bahkan rapat. Sampai Taka sadar jika ini merupakan malam pertama bagi keduanya.

"Kenapa harus mepet-mepet?" tanya pria itu seraya menahan suhu tubuhnya yang terasa mulai panas dingin lagi.

Diba membisikkan sesuatu yang terasa menggelitik di telinganya.

"Seutuhnya Diba ini milik mas. Apa mas mau tubuh Diba malam ini?"

Iris mata Taka seketika melebar. Jakun nya terlihat naik turun mendapat penawaran tersebut.

_Bersambung_

Terpopuler

Comments

Boby

Boby

kesannya Diba murah banget

2024-11-05

0

Mamah F4

Mamah F4

kok kesannya jadi s Diba yg agresip ya..

2024-01-13

0

Mbah Edhok

Mbah Edhok

diba mencari amal ibadah pada suami krn nanti akan dibangun rumah disurga ...

2023-05-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!