"Saya terima nikah dan kawinnya Faradiba Harahap dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." ucap Taka dengan begitu lantang di saksikan oleh semua tamu yang datang ke masjid.
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAAAAHHHHH ..." teriak semuanya.
"Alhamdulilaah .."
Sanjaya dan Hartati, Isma dan suaminya yang bernama Surya mengucapkan kata syukur lantaran kini mereka menjadi besan. Kebahagiaan terpancar di wajah mereka.
Kini setelah mereka di nyatakan sah, barulah Diba di bawa masuk untuk menemui suaminya. Sebab mereka tidak sandingkan saat acara ijab kabul. Itu permintaan Diba yang tidak ingin melihat suaminya sebelum mereka sah.
Semua pasang mata tertuju pada pengantin wanita di ambang pintu. Terutama Taka. Pusat perhatian pria itu seketika tersita pada wanita bercadar dengan pakaian pengantin bernuansa putih.
Diba tak henti-hentinya mengucap asma Allah begitu melihat wajah suaminya.
"MasyaAllah .. Sungguh indah ciptaanmu."
Sambil berjalan di antar oleh kedua orang yang mendampinginya di sisi kiri kanan, Diba terus menerus memuji nama Allah atas ketampanan wajah suaminya. Sementara Taka sendiri masih di buat penasaran seperti apa wajah istrinya.
Diba duduk di samping suaminya. Sepasang mata mereka bertemu. Taka hanya bisa melihat kedua manik mata Diba saja. Tapi itu sangat cantik. Bulu mata yang yang lentik tanpa sambungan bulu mata palsu dan manik mata yang sedikit kecoklatan itu memancarkan sebuah kebahagiaan.
Diba menjabat tangan suaminya, lalu mengecup punggung tangan itu cukup lama.
"Assalamu'alaikum, mas."
Suara Diba terdengar sangat lembut. Sehingga Taka merasa terhipnotis oleh kelembutan wanita itu.
"I-iya, Walaikumsalam," jawab Taka gugup.
Semua orang yang ikut hadir ikut bahagia melihat kedua pengantin ini. Bahkan tidak jarang dari mereka yang meminta agar Taka mencium istrinya.
Usai menyematkan cincin di jari manis Diba, Taka menangkup kedua pipi istrinya. Semua sudah tidak sabar ingin menyaksikan momen cium kening yang tidak jarang di lakukan oleh para pengantin usai akad.
Alih-alih Diba yang gugup, justru Taka sendiri yang di buat gemetaran sekarang. Ia merasa tidak layak menyentuh perempuan seperti Diba yang menjaga kehormatannya dan suci ini. Namun sekarang perempuan itu sudah menjadi istrinya.
Cup!
Sebuah kecupan mendarat di kening Diba. Perempuan itu kembali menyerukan asma Allah di dalam hatinya begitu merasakan sebuah nikmat yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya.
Semua orang yang menyaksikan bersorak ikut senang. Terutama mama papa Taka, dan ayah ibu Diba. Mereka senang lantaran perjodohan ini berjalan dengan lancar.
Setelah acara akad selesai, Taka kini pulang ke rumah orang tua Diba. Mulai hari ini ia akan tinggal di sana.
"Selamat ya, mama sangat bahagia karena kamu menikah dengan Diba. Mama berharap pernikahan ini merupakan pernikahan yang pertama dan terakhir buat kalian. Semoga bahagia menyertaimu," ucap Hartati.
"Iya, ma."
"Terima kasih, ma," ucap Diba.
"Jaga sikap selama tinggal di rumah mertuamu, ya." pesan Sanjaya di angguki oleh Taka.
"Iya, pa."
"Kalau begitu mama sama papa mau pulang, ya. Kapan-kapan main ke rumah mama."
"Iya, ma. Mama sama papa hati-hati di jalan."
"Iya, sayang."
Hartati memeluk putranya cukup erat. Lalu berpindah memeluk menantunya.
"Titip Taka, ya," bisik Hartati pada Diba.
"Iya, ma. Aku pasti akan menjaga mas Taka."
"Terima kasih, sayang."
Hartati percaya jika Taka akan hidup jauh lebih baik jika bersama Diba. Jika Taka saja mudah terbawa oleh Vina, maka ia yakin jika putranya bisa terbawa ke hal yang lebih baik oleh Diba.
Sanjaya dan Hartati berpamitan pada besan nya, tidak lupa menitipkan Taka dan meminta mereka untuk menegur putranya jika salah.
Setelah semua acara selesai dan kedua orang tua Taka pulang, Diba mengajak suaminya untuk beristirahat di kamar. Kebetulan pria itu sedikit lelah setelah seharian bertemu banyak orang untuk mengucapkan selamat.
Taka menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur dengan kedua mata terpejam. Sementara Diba hendak mengganti pakaian.
Taka memijat pelipisnya, kepalanya sedikit pening. Ia membuka matanya dan mendapati pemandangan yang cukup membuatnya terkejut.
"Huaaa .."
Taka terperanjat bahkan hampir loncat dari tempat tidur. Diba yang hanya menggunakan sebatas brraa dan cellana dallam menoleh.
"Ada apa, mas?" tanya Diba tidak menyadari jika dirinya kini tengah tellanjang di depan suaminya, dan ia rasa itu hal yang wajar.
Berbeda sekali dengan yang di rasakan oleh Taka, perempuan yang sebelumnya ia lihat tertutup semuanya kini terbuka semuanya.
Taka sampai menelan salivanya dengan susah payah. Sekujur tubuhnya menegang melihat kecantikan wajah dan kemolekan tubuh Diba saat ini.
"Kucing itu ternyata anggora."
_Bersambung_
...🗣️Pengumuman...
...Halo .. Ini novel baru Wind Rahma dengan genre religi. Di adakan event singkat di novel ini, aku akan memilih tiga komentar terbaik dan akan mendapatkan pulsa masing-masing sebesar sepuluh ribu rupiah. Pemenang akan di umumkan di akhir bulan. Jadi tinggalkan komentar terbaik kalian. Jangan lupa like, tekan love, hadiah poin dan koin, dan tonton iklan yang ada di kolom hadiah untuk mendukung Wind Rahma❣️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Tri Novita Kusumawati
cerita mu agak aneh ini thor dari awal jugak, meskipun bercadar klo mau nikah calon suami di izinkan melihat wajah calon istri Lo bukan seperti ini.. yaa meskipun cerita fiktif yaa tapi paling gak masih masuk di logika gitu
2024-06-13
0
Mamah F4
kok gak ada malu2nya ya.ku aja yg gak islami banget malulah ma suami d malam pertama.
2024-01-13
0
Siti Tanisah
y g PP dah sah ini ..Jan di pikir Diba suaminya tidur x hihihi
2023-05-05
1