"REVA RAVA BANGUN."
Si kembar yang mendengar kegaduhan dan teriakan Viola mulai keluar dari kamar, terlihat keadaan mereka yang jelas sedang tertidur namun terbangun oleh teriakan kakaknya itu.
Rava malah ikut panik sesaat dirinya melihat Viola menggendong tubuh Hana.
"Kak, Hana kenapa kak?" Tanya Rava sembari mereka semua menuruni tangga.
"Tubuh Hana panas kita harus bawa dia ke rumah sakit. Rava cepetan hubungi ibu sama ayah, dan Reva tolong ambilin tas kakak yang di gantung di balik pintu kamar kakak. Cepetan!!" Viola buru-buru membawa Hana ke luar rumah, Reva dan Rava segera melaksanakan perintah kakaknya tersebut.
Hingga setelah itu, mereka siap untuk segera pergi ke rumah sakit dan tak lupa Reva mengunci pintu rumah agar tak kemalingan. Namun karena tidak ada mobil di garasi Viola terpaksa menganggu tetangganya dan memintanya untuk meminjamkan mobil mereka sebentar. Walau awalnya wajah mereka sedikit kebingungan untuk memberikan pinjaman atau tidak namun pada akhirnya mereka pun mengiyakannya setelah melihat Hana yang begitu tak berdaya. Dengan cepat Viola segera memasukkan Hana ke dalam mobil begitu pun dengan si kembar.
Viola yang sudah memiliki surat ijin mengemudi serta KTP itu siap mengendarai mobil, dengan kecepatan penuh Viola membawa mobil itu ke rumah sakit terdekat. Reva dan Rava kini memegang tubuh Hana yang masih belum membaik.
"Selimuti tubuh Hana Rav." Ucap Reva menyuruh Rava mengambil selimut yang ada di sampingnya itu.
"Rava udah hubungi ibu sama ayah?" Tanya Viola yang tetap mengemudikan mobil.
"Ayah gak ada respon bahkan telponnya langsung mati."
"IBU, CEPETAN HUBUNGI IBU." Teriak Viola dengan suara yang gemetar.
"Iya ini juga lagi telpon ibu." Tak hanya Viola Rava juga gemetaran mengetik di handphonenya.
Untungnya Jane segera mengangkat telpon Rava dan dengan cepat Rava memberitahukan situasi mereka saat ini, lantas mendengar suara Rava yang gemetar di telpon itu Jane segera pergi dari kantornya dan mengambil jaket serta tasnya.
Jane dengan kecepatan penuh mengendarai mobilnya menuju rumah sakit yang di tuju Viola. Hatinya gelisah, emosi karena suaminya yang tak membantu apa-apa.
Hingga setelah sampai di rumah sakit, Viola segera menyuruh para suster yang ada di sana untuk segera memeriksa keadaan Hana. Akan tetapi penanganan di sini sangat lambat dengan alasan harus registrasi dahulu serta alasan lainnya.
Tapi Viola bukanlah gadis yang sabaran, dengan berani ia mengancam pegawai di sana dan menyuruhnya untuk segera memanggil dokter yang ada.
"Cepat lakukan perintahku atau akan ku buat rumah sakit ini mendapat rating terburuk dalam sejarah."
Pegawai yang melihat tatapan seram dari Viola itu pun segera mengangguk dan menyuruh rekannya yang lain menuruti perintahnya. Dan benar saja tak lama kemudian dokter pun datang, penampilannya berbeda dari dokter biasanya dokter laki-laki ini lebih muda dan lebih tampan dari artis-artis di luar sana. Sekejap Viola terpesona akan penampilannya tersebut namun ia mulai menggelengkan kepalanya karena yang terpenting hari ini adalah kondisi Hana.
"Tenanglah nona, gadis kecil ini akan baik-baik saja. Cepat bawa dia ke kamar pasien." Titah dokter muda itu pada bawahannya.
Dan dengan cepat perintahnya segera di laksanakan, Viola kagum dan dari kekagumannya tersebut Viola merasa ia akan jatuh cinta pada dokter tampan itu.
Jane kini sudah berada di lingkungan rumah sakit tepat setelah ia memarkirkan mobilnya Jane berlari masuk ke dalam, netranya terus mencari-cari keberadaan anaknya.
Kedatangan Jane dari pintu masuk depan membuat orang-orang di dalam sana menatapnya apalagi saat ia membuka pintu itu dengan kencang.
Tak hanya orang lain saja yang menatapnya aneh tapi juga Viola yang terkejut dengan ibunya yang bercucuran keringat. Segera ia hampiri sang ibu dan menanyakan keadaannya.
"IBU, ibu gakpapa kan?" Viola sedikit khawatir dengan ibunya yang kesusahan bernafas dengan baik.
"Hana, Hana mana?" Jane tak menjawab pertanyaan Viola ia hanya fokus pada keadaannya saat ini.
"Hana sekarang lagi di rawat sama dokter di kamar pasien, ibu jangan khawatir Hana pasti baik-baik aja kok." Viola mencoba menenangkan Jane sembari ia juga menyuruh Jane untuk duduk di kursi yang ada di sana.
"Kalian berdua, jaga ibu sana." Bisik Viola pada adik kembarnya, lantas Reva dan Rava segera menghampiri sang ibu dengan menemaninya di sana. Sedangkan Viola pergi mengambil air minum yang ada di tempat itu lalu kembali dan memberikannya pada Jane.
"Ayah udah di telpon belum Vi?" Tanya Jane pada Viola dengan panggilan singkatnya, Viola mengangguk tapi ia memberitahunya kalau sampai saat ini telpon ayah mati dan tidak bisa di telpon.
Sedangkan dua orang suster menghampiri mereka berempat yang sedang duduk di sana meminta agar segera registrasi. Melihat itu Jane segera bangkit dan mengikuti dua suster itu ke tempat pendaftaran.
Kini tinggal mereka bertiga yang tersisa dan terlihat wajah mereka semua kusam, kantung mata hitam karena kekurangan tidur lalu penampilan mereka saat ini sangat kasihan. Hingga tak terasa akan waktu yang terus berjalan Reva dan Rava akhirnya tertidur dengan posisi masih duduk sedangkan kepalanya bersandar di bahu Viola.
Beberapa menit kemudian Jane datang menghampiri mereka, melihat kedua anaknya yang kembar itu sudah tertidur pulas ia hanya bisa menghela nafasnya pelan sedang Viola sibuk di depan layar hpnya.
"Vi, kamu pulang saja sekalian bawa mereka ke rumah kasihan kalau harus menunggu di sini." Jane mulai berbicara hingga Viola pun mematikan hpnya dan menjawab dengan pelan.
"Baiklah, tapi Bu gimana keadaan Hana sekarang?" Tanya Viola pada Jane.
"Baru saja Hana di infus dan juga di kasih obat bius, kamu pulang saja biar ibu tunggu di sini."
Viola mengangguk dan menuruti Jane kali ini dengan baik, lantas Jane pun membantu Viola membawa si kembar masuk ke dalam mobil. Tak lama itu, di parkiran mobil Jane memberinya satu perintah lagi.
"Vi, kalau ayah datang kasih tahu keadaan kita sekarang suruh dia cepat-cepat kemari. Dan juga Vi, pagi-pagi jangan lupa beberes rumah dan juga siapin sarapan buat ade-ade sebelum kamu masuk sekolah."
"Iya Bu, tapi Bu-kenapa gak Viola absen aja dulu untuk besok. Toh si kembar juga besok libur." Viola meminta agar dirinya ijin tidak masuk sekolah besok akan tetapi Jane menggeleng, pikirnya sekolah itu penting.
"Gak usah, kamu sekolah saja biar si kembar nunggu rumah. Udah malam, bahaya di jalan karena itu kamu harus hati-hati gak boleh ngebut." Jane mendorong tubuh Viola untuk segera masuk ke dalam mobil, Viola pun tak bisa berbuat apa-apa dan dia hanya bisa menghela nafasnya lalu ia mulai menyalakan mobilnya dan Viola melambaikan tangannya sebelum mobil hilang pandangan dari Jane.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Tanpa Nama
inget Vi, ada Agam jangan jatuh cinta Ama tuh dokter
2023-03-18
1
Uud
apa suami Jane , selingkuh? .
Hana anak indigo ya ?
2023-03-06
1