Tertangkap

Sesampainya di rumah, suasana rumah Darren tampak riuh akibat kedatangan dua mobil polisi. Melihat itu, Darren sudah yakin jika semua bukti tentang pengasuh si kembar telah terkumpul.

"Daddy, itu mobik polici kan?" Tanya Gibran meyakinkan.

"Iya, ayo kita keluar." Ajak Darren dan membawa Gibran ke gendongannya.

Darren keluar bersamaan dengan Gibran, mereka berjalan mendekat ke pintu utama. Langkahnya terhenti saat melihat seorang wanita yang di seret paksa oleh dua orang polisi.

"LEPASKAN!! LEPASKAN!! APA HAK ANDA MENANGKAP SAYA HAH!!!!"

Pengasuh si kembar telah di ringkus polisi, Tuan Will sudah mengurus semuanya. Surat penagkapannya pun sudah keluar, sehingga tibalah hari ini dimana pengasuh itu akan di hawa ke kantor polisi untuk di mintai keterangan.

"TUAN!!!" Pekik Pengasuh itu saat melihat Darren yang berdiri tak jauh darinya.

Pengasuh itu tiba-tiba saja bersimpuh di bawah kaki Darren, dia memohon bantuan agar polisi itu melepaskannya. Namun, Darren menatapnya dengan tatapan datar. Ada kilat amarah di sana, jika saja Gibran tak ada di gendongannya. ENtah apa yang terjadi pada wanita di hadapannya ini.

"Daddy." Cicit Gibran merasa takut.

"Tak apa baby," ujar Darren dan mengelus bahu bergetar putranya.

Gabriel yang berdiri di samling Darren menatap pengasuh itu dengan senyuman tipis, dia percaya jika akan tiba hari dimana semuanya terbongkar.

"Aku sudah pernah bilang bibi, kamu memang mengunci mulut kami. Tapi, kebenaran akan selalau menang. Selamat menikmati masa tahanan yang begitu menyenangkan," ujar Gabriel sebelum dirinya pergi dari sana meninggalkan mereka.

"Tuan hiks ... maafkan saya, saya menyesal. Saya janji, tidak akan mengulanginya." Isak pengasuh itu sambil berusaha menggapai tangan Darren.

Darren menepis tangan pengasuh itu, dia memundurkan langkahnya dan menatap tajam wanita yang bersimpuh itu.

"Saat kamu menyakiti putraku, apa kamu tak pernah berfikir jika perlakuanmu hampir saja membunuh putraku?! Bagaimana jika aku tahu lebih lambat? entah apa yang terjadi pada putraku ini. Jika hal itu sampai terjadi, bukan hanya di penjara. Akan ku pastikan, kau akan masuk ke kuburan!" Sentak Darren.

"Beruntung kau seorang wanita, jika tidak aku sudah memukul wajah sombongmu itu. Sehingga, kau tidak bisa lagi menampakkan wajahmu pada siapapun!" Geram Darren.

Darren pun pergi dari hadapan pengasuh itu, dia tak peduli pengasuh itu kini meraung memohon padanya.

***

Darren dengan telaten menyuapi Gibran makan, dengan kesabaran penuh dia menghadapi keleletan putranya.

Sepertinya pria itu berniat akan mengurus putranya sendiri tanpa mencari pengganti pengasuh yang lama. Dia cukup trauma setelah kejadian ini.

"Gibran, makannya di kunyah. Jangan di **** begitu." Tegur Darren.

"Ya daddy." Sahut Gibran sebentar dan lanjut menyusun mobilnya di atas meja makan.

Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Itulah Gibran, berbeda dengan Gabriel yang sudah menyelesaikan makannya.

"Panggil saja pengasuh itu lagi dad, biar Gibran di paksa sama dia." Sinis Gabriel.

"ABANG! jahat banget cih, helan." Seru Gibran tak terima.

"Cepat makanya kalau gitu, nanti pengasuh balik lagi. Jangan nangis kalau di paksa." Ancam Gabriel.

Dengan merengut kesal dan pipi menggembung, Gibran mengunyah cepat makanannya. Namun, entah mengapa Gibran malah menjadi mual.

"Hwek!"

Dengan cepat Darren meletakkan telapak tangannya di mulut Gibran, anak itu memuntahkan makannya yang baru saja dia kunyah.

"Gabriel, tolong ambilkan tisu." Titah Darren.

Gabriel mengambil tisu yang berada di dekatnya, dia turun dari kursinya dan berjalan menghampiri Darren.

"Ini dad, kelamaan di mulut jadi mual itu."

Darren menaruh makanan yang di muntahkan Gibran ke tisu, dirinya juga membersihkan tangannya dan juga mulut putranya

"Hiks ... nda cuka muntah, nda cuka." Rengek Gibran.

"Yang suka siapa? orang aneh kalau suka," ujar Gabriel dengan sinis.

Gabriel hanya kesal, daddy mereka belum makan siang bahkan dari pagi. Akan tetapi, Gibran malah membuat ulah. Sebagai kakak yang baik, Gabriel menegur adiknya itu.

"Sudah-sudah, Gibran kalau gak enak makan lain kali bilang yah." Sela Darren.

Gibran mengangguk, Darren membantu putranya bebersih. Setelahnya, single daddy itu membawa putranya ke kamar dan mengajak nya tidur siang.

Sedangkan Gabriel, dia pergi ke dapur. Meminta pada pelayan untuk membuatkan adiknya susu. Tak lama, susu itu pun jadi. Gabriel berniat akan membawanya, tetapi suara cempreng seseorang membuat langkahnya terhenti.

"YUHUUU!!! PONAKAN COMEL ONTYYY!!! ONTY DAN DATENG NIH!"

Dania pulang dari sekolahnya, dia memutuskan unyuk menjenguk ponakannya. Sebab, dirinya baru sempat sekarang. Banyak ujian yang harus ia lakukan kemarin-marin dan baru sempat jenguk saat ini.

"Jangan berisik Aunty, adek sedang tidur siang." Tegur Gabriel berjalan mendekat ke arahnya.

"Aaaa ponakan onty yang manis, tapi masih manisan onty. Apa kabar sayang?" Seru Dania dan memeluk ponakannya itu.

Gabriel memasang wajah tertekan saat Dania memeluknya, setelah terlepas dia memandang Dania dengan raut wajah yang kembali datar.

"Gabriel ke kamar dulu, mau kasih susu buat adek." Pamit Gabriel.

Setelah Gabriel pergi, Dania berniat ke kamar tamu untuk mengganti pakaian nya. Dia berencana menginap, sementara untuk menjaga ponakannya.

Namun, belum saja dia melangkah. Netranya melihat seorang wanita yang menjadi musuhnya selama ini. Siapa lagi kalau bukan Nadira, dia tak suka dengan wanita itu.

"Ngapain lagi si cicak kering dateng, mau buat drama lagi?!" Batin Dania kesal.

Dania berjalan menghampiri Nadira yang masuk dengan membawa rantang makanan, remaja itu berdehem pelan dengan menatap tajam wanita dewasa di hadapannya.

"EKHEM! Bawa rantang lagi mba? kayak kang nganter makanan aja yah." Sindir Dania.

"Eh Dania, udah pulang sekolah? tumben kesini?" Nadira mengalihkan pembicaraan, membuat Dania memutar bola matanya malas.

"Biar gak ada cicak kering yang cari perhatian!" Ketusnya.

"Cicak kering?" Bingung Nadira.

Dania melipat tangannya, dia mengamati penampilan Nadira siang ini. Pakaiannya sangat berlebihan menurut Dania, seperti akan ke acara pertemuan penting.

"Perasaan abang gue lagi gak ngadain acara, ngapain mba dandan heboh kayak gini?" Tanya Dania.

"Ekhem itu ... oh ya, aku kesini kau jenguk Gibran. Aku juga masakin masakan sehat buat dia biar cepat sembuh," ujar Nadira.

"Emangnya bang Darren ngasih anaknya racun terus apa?!" Sewot Dania.

Nadira yang mulai jengah pun menatap kesal adik dari pria yang ia suka tersebut, niatnya baik. Hanya ingin pendekatan diri dengan si kembar, tetapi sikapnya yang seperti ini lah membuat Dania tak suka.

"Kamu kenapa sih benci banget sama mba? mba kan cuman niatnya baik, mau perhatiin Gibran sama ponakan mba," ujar Nadira.

"Niat baik modal modus yah mba," ujar Dania sinis.

"CK!" Nadira melengos begitu saja, dia berlalu dari hadapan Dania yang menatapnya tak percaya.

Dengan tangan terkepal erat, Dania mengejar langkah Nadira yang akan masuk ke kamar Darren. Sebelum itu terjadi, Dania harus menahannya.

Cklek!

"Darren, aku ...,"

SRETT!!

PRANG!!!

"Bisa gak sih lo gak gatel sama abang gue!!!!"

Rantang yang Nadira bawa kini terletak mengenaskan di lantai, Nadira menatap terkejut ke arah Dania yang menatapnya tajam.

"Dania, apa yang kamu lakukan? mba hanya ingin memberi makan siang untuk ponakan kita, kenapa kamu seperti ini?" Lirih Nadira dengan suara bergetar.

Netra Nadira melirik kamar Darren, rupanya pria itu berjalan mendekati mereka sambil menggendong Gibran. Nadira menjalankan perannya, dia membuat seolah dirinya sedang di bully saat ini.

"Ada apa ini?" Tanya Darren dengan bingung.

"Darren! adikmu membuang rantangku, aku sudah capek-capek membuat makanan untuk Gibran. Tapi, adikmu malah membuangnya," ujar Nadira dengan air mata palsunya.

Darren melihat ke lantai, dimana banyak makanan yang berserakan. Netranya menatap tajam adiknya yang kini menatap nyalang pada Nadira.

"Tidak baik membuang makanan Dan," ujar Darren dengan tegas membuat Nadira menyeringai karena merasa menang.

"Tapi abang, dia ...,"

"Seharusnya kamu seret dia keluar dan kunci pintu nya, jangan biarkan dia masuk menimbulkan kekacauan di rumah abang."

______

LIKE DAN KOMEN DULU, BARU SCROLL🥶🥶🥶

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

cicak keringnya dimakan kucing dunk

2025-03-28

0

Ririn

Ririn

wkkkk cicak mati dong

2024-11-12

1

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Nah lho......😩😩😩😩😩

2024-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!