Perdebatan sengit Reno dan Darren

"Sejak kapan kalian dekat?" Tanya Darren sambil menatap cangkir kopi yang yang masih panas.

Keduanya menikmati kopi panas di sebuah kafe yang dekat dari rumah sakit atas usulan Darren karena suasana yang lebih sepi dan nyaman.

"Cukup lama," ujar Reno dengan cuek.

Darren menganggukkan kepalanya, dia meminum kopi yang masih asapnya mengepul itu. Bibir dan lidahnya memang panas. Tetapi, hatinya lebih panas saat mendengar dua kata saja dari Reno.

"Bisa kamu jauhi Savanna? aku masih mencintainya," ujar Darren dengan sopan.

" Maaf, tidak bisa. Sejujurnya, sudah sangat lama aku mencintai Savanna. Namun, aku terpaksa harus mundur karena komitmen yang kalian pegang. Aku paham posisiku saat itu, sehingga aku memilih untuk mundur," ujar Reno dengan tegas.

Darren pun diam, dirinya sadar siapa yang akan menyerahkan wanita yang ia cintai deki permintaan seorang laki-laki lainnya?

"Darren, aku tahu kamu mencintai Savanna. Tapi, sadarlah. Dulu kau menyakitinya, kau meninggalkannya dengan luka yang menganga di hatinya. Bahkan untuk melihatmu saat ini pun, dirinya enggan," ujar Reno dengan senyuman tipisnya.

"Savanna masih mencintaiku, dia masih mencintaiku. Bahkan, kami berhasil menahan perasaan kami hingga bertahun-tahun lamanya." Lirih Darren.

Reno terkekeh, dia menyeruput kopinya dan menatap dalam mata Darren yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.

"Itu Dulu,"

"Coba kamu pikir, jaman sekarang mana ada wanita yang menerima anak orang? apalagi hasil dari perselingkuhan." Sambung Reno.

BRAK!!

"TUTUP MULUTMU ITU RENO!!!" Gertak Darren. Bahkan kini semua pengunjung menatap mereka dengan tatapan kaget akibat Darren yang menggebrak meja.

Reno tak terkejut, dia sudah tahu sifat temannya yang mudah marah. Seperti saat ini, Darren pria yang mudah tersulut emosi. Berbeda dengan Reno yang tenang, tetapi mematikan.

"Apa yang salah? Gabriel dan Gibran merupakan anak dari perselingkuhanmu dengan Nadia."

"Aku tidak berselingkuh!" Tekan Darren dengan tangan terkepal.

"Ooohh gak selingkuh, terus si kembar hasil benih siapa kalau gitu?" Tanya Reno dengan bibir menyeringai.

Reno pun bangkit dari duduknya, dia berjalan mendekat ke arah Darren sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

"Dengar baik-baik Darren, sekali saja kamu menyakiti perasaan seorang wanita. Maka baginya kamu adalah butiran debu yang sekalinya di tiup Huffh ... langsung hilang dari hatinya dalam sekejap." Bisik Reno sambil memperaktekkan meniup debu di tangannya.

Reno puas melihat wajah Darren yang menatapnya penuh amarah, dia pun mengambil dompetnya yang berada di kantong celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari sana.

Tak!

Reno tersenyum miring setelah meletakkan uang di atas meja, dia kembali memasukkan dompetnya dan pergi begitu saja dari hadapan Darren.

Darren tetap terdiam, kata-kata Reno membuat amarahnya meletup. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya, menatap nyalang uang yang Reno berikan.

"Coba kamu pikir, jaman sekarang mana ada wanita yang menerima anak orang? apalagi hasil dari perselingkuhan,"

Darren mengusap kasar wajahnya, dia juga turut menaruh uang tak peduli jika uang mereka terlalu banyak. Setelahnya Darren memutuskan untuk kembali ke rumah sakit dengan perasaan yang kacau.

Cklek!!

"Abisnya kamu lucu kalau senyum,"

"Apan sih Ren! diam, jangan berisik. Kau suka sekali menggombal! syutt diam! si kembar sedang tidur!"

Baru saja hatinya sakit karena ucapan Reno, Darren kembali di buat patah hati kala melihat Reno dan Savanna saling duduk di tepi brankar Gibran dengan bercanda ria.

EKHEM!!

Keduanya sontak terkejut mendengar deheman dari Darren, Savanna yang salah tingkah pun bangkit dari duduknya dan mengambil tas selempangnya yang berada di nakas.

"Maaf kak, kami harus pulang. Sebagai perwakilan sekolah, kami doakan agar Gibran segera pulih kembali." Ucap Savanna sambil menatap Darren dengan wajah datarnya.

Darren pun mengangguk, tak lupa dirinya mengucapkan terima kasih. Savanna berniat berpamitan pada si kembar yang kini tidur berdua di atas brankar.

"Jangan di ganggu, biarkan mereka istirahat," ujar Darren dengan nada dingin.

Tubuh Savanna sampai terjingkat kaget, dia menoleh menatap Darren dengan wajah kikuknya. Awalnya, dia berniat memberi kecupan selamat tinggal pada keduanya sebelum ia pulang. Namun, rupanya Darren tak mengizinkannya.

"Dan tolong, jangan kasih mereka perhatian lebih. Aku takut, mereka akan ketergantungan denganmu. Savanna," ujar Darren dengan membuang wajahnya ke samping. Dirinya enggan menatap wajah wanita yang ia cintai.

Savanna mengangguk kaku, dia pun pergi lebih dulu sebelum Reno. Setelah Savanna hilang di balik pintu, Reno mendekati Darren yang tetap pada posisinya.

"Aku setuju dengan keputusanmu, sobat." Gumam Reno sambil menepuk bahu Darren sebelum dirinya pergi menyusul Savanna.

Terdengar suara pintu kembali tertutup, Darren pun melemaskan bahunya. Dirinya benar-benar lemas, apalagi saat melihat wajah datar Savanna atas keputusan dirinya.

"Benar kata Reno, mana mau Savanna kembali denganku." Kekeh Darren dengan mata yang berkaca-kaca.

***

Malam hari, Gibran sudah menghabiskan makan malamnya dengan semangat. Bahkan, saat minum obat pun anak itu tidak menolak. Awalnya Darren heran, tak biasanya putranya semenurut ini.

"Daddy, mana puding dedek?" Tanya Gibran sambil mengusap mulutnya sehabis minum air.

"Puding?" Beo Darren.

"Iya, tadi di kacih cama bu gulu tantik. Mana?" Tanya Gibran menagih pemberian Savanna.

Darren melihat ke sekeliling ruangan, netranya terjatuh pada paperbag yang tadi Sore Savanna bawa. Dia pun mendekati benda itu yang tergeletak di atas nakas.

Darren mengambilnya dan membukanya, dia duduk di tepi brankar sambil menatap puding yang Savanna buat untuk putranya.

"Cinikan!" Pekik Gibran mengambil paksa puding yang berada di tangan Darren.

"Hati-hati bukanya, tanganmu bisa terluka." Khawatir Darren saat melihat Gibran berusaha membukanya.

Trak!

Gibran berhasil membukanya, dia mengambil sendok yang berada di tangan Darren dan menyendok puding itu dengan cepat.

Melihat sang putra yang lahap sekali memakan puding buatan Savanna membuat Darren memperhatikan puding itu, dulu Savanna pernah membuatkannya semasa mereka SMA.

"Coba dek, bagi." Cicit Gabriel menatap penuh minat puding coklat milik Gibran.

"Nda boleh!" Pekik Gibran.

"Adek, gak boleh gitu. Bagi abang," ujar Darren dengan lembut sambil mengusap kepala putra bungsunya.

Gibran dengan tak rela pun menyerahkan kotak puding itu pada sang kembaran, Gabriel dengan semangat merebutnya dan menyendokkannya.

"Jangan banyak-banyak loh! nda betul itu!!" Pekik Gibran saat Gabriel menyendokkan sangat banyak.

Gabriel menghiraukannya, dia memakan puding itu. Sekali suap, Gabriel memejamkan matanya menikmati puding yang begitu enak.

"Enwak cywekali!" Seru Gabriel dengan mulut penuh dengan puding.

"AABAANGGG!!" Rengek Gibran.

"Sudah-sudah, daddy juga mau!" Rebut Darren.

"DADDY!!!!" Pekik keduanya.

Darren memakannya dengan suapan besar, setelahnya dia memberikan kotak puding yang sisa sedikit itu ke pangkuan Gibran.

Dengan tatapan sedihnya Gibran menatap puding yang masuk ke dalam mulut sang daddy. Hingga, Gibran tak menyadari jika sisa puding tadi sudah habis termakan oleh Gabriel yang secara diam-diam mengambil puding itu dengan tangan kosong.

"Daddy tuh, Giblan kan makanna jadi ce-di ... kit. Loh kok, habis?!" Pekik Gibran menatap kotak puding yang sudah habis tak tersisa.

Seketika Gibran menoleh, dia melihat Gabriel menjilati tangannya dengan mulut menggelembung.

"AAAABAAANGG!!! HIKS ... HUAAAA!!!NDA BETUL! NDA BETUL! NDA BETUL POKOKNAAA!!!"

Gibran menidurkan tubuhnya dan meliuk-liuk sambil menangis, dia sudah seperti cacing kepanasan saat ini. Membuat Darren dan Gabriel terkekeh melihatnya.

"Puding dedek huaaa!!!"

"Sudah jangan seperti itu, nanti sakit pinggang nya," ujar Darren dan membenarkan letak tidur putranya.

"Puding dedek hiks ... Puding hiks ...." Isak Gibran yang masih menangis.

"Iya, abang keluarin lagi nih. Sini, mana tangannya."

Dengan polosnya, Gibran menghentikan tangisannya dan menyerahkan tangannya. Gabriel tersenyum menyeringai, dia menarik telapak tangan adiknya dan meludahkannya.

"Pyuh!!"

"IIIHHH JOLOOOKKK HIKS HUAAAA!!!! NDA BETUL DACAAALL!!"

"Gabriel." Peringat Darren.

"Pudingnya gak mau keluar daddy." Jawab Gabriel dengan wajah lugunya membuat Darren menepuk keningnya.

Beginilah Gabriel, dingin-dingin tapi jail. Yah, dia hanya jail pada Gibran saja. Selain itu, jangan harap dirinya menunjukkan sikap humorisnya pada siapapun selain kembarannya.

_____

Lanjut gak nih🤭🤭🤭

Terpopuler

Comments

Citraleka Dhami

Citraleka Dhami

kasihan mereka kalau aku jadi Savana mau dengerin ceritanya Darren dulu kan itu terjadi karna dia gak sadar kan lagian Darren stia smaa savanna😥

2024-12-15

0

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Darren sedang menuai karma ya....
dulu Savanna lebih sakit dari itu...

2024-11-02

0

Ririn

Ririn

buat ku aja uangnya

2024-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!