Kisah pilu Tuan Will

Kini Darren dan Tuan Will saling berbincang, sedangkan kedua polisi tadi sudah kembali setelah mengintrogasi Darren.

"Apa anda memiliki seorang anak?" Tanya Darren tanpa menatap Tuan Will yang kini hanya menatap balkon ruang rawat Gibran.

"Ya, tapi sayangnya dia sudah pindah ke tempat yang lebih indah," ujar Tuan Will dengan tersenyum getir.

Gibran terhenyak saat Tuan Will berkata demikian, dia pun beralih menatap Tuan Will. Darren bisa merasakan betapa rindunya tuan Will pada anaknya, walau tertutupi dengan wajah cueknya.

"Apa anda tahu Tuan Darren, saya sangat menyalahkan anda atas apa yang menimpa putra anda." Jujur Tuan Will.

"Sebab, saya pernah ada di posisi anda. Beruntungnya, anda tidak sama seperti saya yang terlambat menyelamatkannya." Sambungnya.

Darren muoai tertarik dengan pembahasan Tuan Will, dia pun mengakui kesalahannya karena sudah menitipkan putranya begitu saja tanpa pengawasan.

"Saya dan istri saya menikah muda, bahkan kami baru lulus SMA. Setahun menikah, kami memiliki seorang putri. Dia sangat cantik dan manis, mirip seperti ibunya ...." Tuan Will menjeda ceritanya.

"Namun, saat putri kami berusia 3 bulan saya dan istri saya memutuskan untuk berkuliah. kami memiliki cita-cita yang harus kami gapai. Sehingga, kami berdua memutuskan untuk menyewa pengasuh."

"Awalnya tak ada yang aneh, kami melakukan kegiatan seperti biasa. Dan putri kami selalu bersama pengasuh nya. Hingga kami mulai mengabaikannya saat kami sudah menggapai impian kami. Istri saya menjadi seorang sekretaris di perusahaan ternama, dan saya menjadi pengacara. Tibalah saat dimana putriku berusia 6 tahun, saat tahun terakhir nya bersama kami."

Tuan Will menjada perkataan nya lagi, dia mengusap sudut matanya yang berair. Darren pun ikut terhanyut dalam cerita yang Will bawakan untuknya.

"Karena pengasuh putri kami sudah tua, kami memutuskan untuk mengganti pengasuh. Kami pikir, tidak perlu memantaunya karena saat pengaush yang pertama tak terjadi kasus apapun. Namun, ternyata kami salah. Kami mengantarkan anak kami sendiri ke pintu kematian."

"Pengasuh baru itu ... sering melakukan kekerasan, bahkan sering sekali saya mendapati rambut rontok di kasur putri kami. Saya pikir, mungkin sampo yang putri kami kenakan tidak cocok. Sehingga saya membeli merek baru, tetapi itu tidak menyembuhkannya."

"Dia sering menangis dan memegangi kepalanya, saya dan istri panik saat itu dan membawanya ke rumah sakit. Dokter mengatakan ada gumpalan darah di kepalanya akibat sering terbentur."

Tuan will yang tadinya memakai kaca mata pun membukanya sebab berembun akibat menangis. Dia mengusap nya sejenak dan memakainya lagi.

"Saat itu saya marah saat mengetahui fakta jika pengasuh itu selalu melakukan tindak kekerasan pada putri kami. Namun, pengasuh itu membela dirinya dengan mengatakan jika putri kami memang hiperaktif sehingga sulit di jaga. Tapi, kami sebagai orang tua tau jika anak kami tidak seaktif itu." Lirih Tuan Will.

"Dokter menyarankan untuk operasi, kami menyetujuinya. Namun naas, putri kami lelah berjuang. Dia pergi dengan senyuman manis di bibirnya."

Darren melirik kedua putranya yang sedang memakan cemilan di atas brankar, keduanya tampak saling melihat mainan yang merupakan hadiah dari cemilan tersebut.

Betapa bersyukurnya Darren karena mengetahui hal ini sejak awal, sehingga putranya tak bernasib sama dengan putri tuan Will.

"Maaf, aku turut berduka atas meninggalnya putrimu Tuan Will," ujar Darren.

"Ya terima kasih," ujar Tuan Will dan menampilkan senyum tipis.

"Anda beruntung karena tahu lebih awal tuan Darren. Bahkan masalah saya tak cukup sampai di situ, istri saya depresi dan meninggal karena overdosis obat penenang. Hingga saat ini, saya belum menikah lagi karena trauma akibat sempat gagal menjaga keluarga kecil saya. Maka dari situlah saya bertekad menjadi pengacara yang sukses, saya ingin menjatuhkan penjahat sejatuh-jatuhnya hingga tak ada lagi lawan saya yang akan membelanya."

Darren terdiam, mungkin jika terjadi apa-apa dengan Gibran dia akan sama seperti Tuan Will. Kehilangan anak merupakan hal terberat bagi seorang ayah, dimana dia merasa gagal menjaga anaknya.

"Tuan Darren, satu hal yang saya minta. Jangan titipkan anak anda pada orang yang anak anda tidak suka. Sebab, anak kecil hatinya masih bersih. Dia tahu mana yang tulus dan mana yang tidak." Pinta Tuan Will dengan sorot kata ketegasan.

***

Ruang rawat Gibran tengah ramai karena teman-teman Darren banyak yang menjenguknya, termasuk Adinda yang kini tengah menjaili si kembar.

"ONTY!!!!" Teriak Gibran saat pipinya di cubit oleh Adinda.

"Apa ganteng? mau jadi calon suami onty tidak?"

Darren memukul pelan bahu Adinda, dengan wajah kesalnya dia menyingkirkan Adinda dari dekat putranya.

"Mana mau anak gue sama calon janda, ya kali dia sama calon janda." Ketus Darren.

"Ya gimana dong, habisnya anak lo ganteng," ujar Adinda.

Sedangkan Shanum, dia sedang duduk bersama Dimas. Ya, Shanum dan Dimas adalah sepasang suami istri. Keduanya tengah menjaga anak mereka yang kini ikut masuk dalam ruangan itu.

"Eh Darren, beberapa hari lalu kita ketemu Savanna loh dia ...,"

"Dinda!!" Tegur Shanum saat sahabatnya itu akan menceritakan keberadaan Savanna.

"Eh iya lupa." Seru Adinda sambil menepuk keningnya.

Seketika Darren mengerutkan keningnya, dia berjalan mendekati Adinda yang beringsut mundur. Teman Darren yang lain pun ikut menatap mereka berdua.

"Lo ketemu Savanna?" Tanya Darren.

"I-iya, ketemu doang tapi gak tau dimana kosannya," ujar Adinda dengan polosnya.

"DINDA!!!" Geram Shanum.

Adinda menutup mulutnya, Darren pun menyeringai menatap wanita di hadapannya yang tak sengaja membeberkan tempat tinggal Savanna.

"Kosan yah, di dekat rumah sakit?"

"Mana ada! orang Savanna guru anak lo, dia ngekosnya di deket sekolah lah!"

Shanum menepuk keningnya, temannya ini sangat ember ketika lawan bicaranya salah. Seharusnya sebelum mereka datang, Shanum menutup mulut Adinda terlebih dahulu.

"Aduh, keceplosan lagi! lo sih pake acara nanya!!" Kesal Adinda.

Darren tersenyum, dia berbalik dan memdekati putranya yang sedang memperhatikan mainan baru milik nya.

"Gibran sayang, daddy boleh tanya?"

"Heum?" Gibran lun menatap daddynya dengan tatapan bingung.

"Kemarin yang datang guru yang Gibran ceritain , yang Gibran bilang cantik itu kan?" Tanya Darren dan Gibran pun mengangguk kan kepalanya sambil menutup wajahnya karena malu.

Mendapati respon putranya Gibran tersenyum senang, dia bisa menarik informasi tentang Savanna pada putranya.

"Ooohh jadi bu guru kemarin yang ngasih sapu tangannya sama Gibran, pantes aja yah anak daddy ini sampe sayang banget. Gurunya cantik soalnya." Goda Darren.

"Daddy, janan di jelacin. Malu dedek jadina," ujar Gibran tersenyum malu-malu.

Darren tersenyum puas, itu artinya Savanna adalah guru di sekolah Gibran. Darren tahu dirinya harus kemana jika ingin menemui Savanna, pria itu tak mencernanya sedati awal mengapa bisa kemarin Savanna berada di ruangannya jika tidak mengenal putranya? Memang, lemot sekali dia.

"Pantas saja kemarin Savanna menyebut dirinya guru si kembar." Batin Darren senang.

Darren pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kepala sekolah untuk meminta nomor ponsel Savanna. Tak lama, kepala sekolah pun mengirimkannya. Darren yang begitu senang segera menelfonnya.

"Gibran mau kan kalau bu guru cantiknya Gibran datang?" Tanya Darren dengan tersenyum misterius.

Gibran pun mengangguk lucu, Darren mendekati ponselnya pada Gibran ketika tersambung.

"Halo, dengan siapa ini?" Tanya Savanna di sebrang sana.

"Bu gulu, katana mau dateng. Dedek tunggu loh, kalau nda dateng. Dedek cedih jadina," ujar Gubran dengan semangat.

Tampak, Savanna terdiam Hingga beberapa saat membuat yang lain pun turut memantau.

"Apa di sana ada daddy Gibran?" Tanya Savanna memastikan.

Gibran menatap Darren, seketika Darren menggelengkan kepalanya agar putranya tak mengatakan keberadaan dirinya.

"Daddy kelual tadi," ujar Gibran.

Darren tersenyum luas, berbeda dengan Dimas yang menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekanakan Darren demi menemui sang pujaan hati.

"Otak polos anaknya di rusak bapaknya sendiri" ujar Dimas sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau aku pergi, kamu kayak Darren gak?" Tanya Shanum membuat Dimas seperti melihat adanya tanda-tanda bahaya.

"Ya enggaklah, kalau aku buntingin anak orang baru aku bujuk kamu," ujar Dimas tanpa sadar dan dengan santainya dia kembali bermain bersama anaknya.

Mendengar jawaban suaminya, seketika darah Shanum mendidih. Dia mencubit perut Dimas dengan sangat kencang.

"AAAAA SAYANG SAKIT YANG!! AWWWW!!!"

"SANA!! BUNTINGIN KEBO!!"

______

Jangan lupa dukungannya😻😻😻

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Mbayangne Gibran waktu malu2...

2024-11-02

1

awesome moment

awesome moment

wkwkwkkwkwk...cyrclenya msh sma yo balikan lg lah

2025-03-28

0

Ririn

Ririn

lucunya..

2024-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!