Ketakutan Darren

"Apa maksud lo bilang gue b0d0h?" Sentak Darren.

Domas menghela nafas pelan, dia tak langsung menjawab. DIrinya berjalan menuju Gabriel dan sedikit mengangkat anak itu, setelahnya Dimas menurunkan tubuh Gabriel tepat di sebelah Gibran.

"Jaman sekarang banyak kasus tentang pengasuh yang buruk, memang kita tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain. Tapi, apa salahnya kita waspada? kita tidak pernah tahu dia seperti apa? apa dia bisa menyayangi anak yang bukan dari rahimnya?"

"Darren, banyak kasus seorang pengasuh membunuh anak majikan. Dengan santainya lo memberi hak penuh pada pengasuh itu merawat anak lo. Bahkan lo jarang sekali ada di rumah, sehingga lo gak tau bagaimana perangai dia."

"Tapi, banyak orang yang memakai jasa pengasuh kan?" Ujar Darren berusaha membela diri.

Dimas menghela nafas pelan, dia berkacak pinggang dan menatap temannya itu dengan kesal.

"Kemarin gue dapet kasus p3lec3han, seorang bocah seumuran anak lo dengan berjenis kelamin laki-laki mendapat p3l3c3han s3ksu4l oleh pengasuh nya. Bukan gue mengklaim semua pengasuh itu sama, tapi kejadian itu sebagai teguran kita para orang tua agar lebih berhati-hati. Lo gak tau bagaimana mental mereka setelah kejadian mengerikan itu. Bahkan anak itu sampai takut sama semua orang, termasuk ibunya." Jelas Dimas panjang lebar.

Dareen terdiam, dia membenarkan perkataan Dimas. Mendadak, dirinya sangat khawatir dengan kondisi putranya.

"Dim, co-coba lo cek. A-apa putra gue juga me-mengalaminya? gu-gue takut ...,"

"Apa putra lo mengalami perubahan sikap? Seperti sering diam, takut di sentuh orang, atau dia mengeluh sakit pada bagian belakangnya?" Tanya Dimas penuh selidik.

Darren terdiam, beberapa hari ini putranya terlihat senang dan tak pernah mengeluh sakit. Darren pun tak melihat ada kejanggalan dari pertanyaan Dimas barusan.

"Beberapa hari ini dia memang aneh, tapi ... Eh!! lo mau ngapain!!!" Pekik Darren saat Dimas akan membuka celana anaknya.

"Katanya anak lo aneh, mau gue cek sebentar!"

"Peang! gue belum selesai ngomong! maksud gue, memang belakangan ini dia aneh, lebih sering tersenyum dan merasa sangat bahagia." Kesal Darren.

Dimas menjauhkan tangannya yang akan membuka celana Gibran, dia mengangguk kepalanya sambil menunjukkan cengirannya.

"Aneh yah." Gumam Dimas.

"Mungkin dia sedang suka dengan teman sekolahnya," ujar Dimas.

"Mana mungkin, Gibran masih berumur 5 tahun. Mana ngerti dia suka-sukaan begitu," ujar Darren tak terima.

"Yasudah, gue pulang malam ini. Besok pagi kita ketemu di rumah sakit, gue tunggu lo di ruangan gue," ujar Dimas dan mengemasi peralatannya.

Darren membenarkan kembali posisi tidur Gibran, dia menarik selimut menutupi tubuh putra kembarnya dengan sangat pelan.

"Ayo gue anter ke depan," ujar Darren setelah memastikan anaknya tidur dengan nyenyak.

***

Pagi hari, Savanna berniat akan berangkat ke sekolah. Dia sedang mengunci pintu rumahnya, dan menaruhnya di dalam tas nya.

"Sava!"

Savanna membalikkan badannya, keningnya mengerut kala melihat Reno yang tengah bersandar di depan mobil sedan mewahnya.

"Reno? lo ngapain kesini?" Bingung Savanna.

Reno mendekat, dengan tersenyum manis dia berhenti tepat di hadapan Savanna yang memandangnya dengan bingung.

"Pagi tuan putri." Sapa Reno.

Savanna terkekeh. "Pagi-pagi gombalnya udah lancar yah Ren." Ujar Savanna sambil menggelengkan kepalanya.

"Lo kan tuan putri gue Sav," ujar Reno.

"Iya, tuan putri dalam khayalan lo, udah lah gue mau berangkat!" Seru Savanna dan beranjak meninggalkan Reno.

Reno tersenyum sambil menggelengkan kepalanya menatap kepergian Savanna.

"Gak papa, khayalan saat ini. Masa depan nanti, akan menjadi kenyataan." Gumam Reno.

"SAV! TUNGGU! GUE ANTER!" Seru Reno dan menyusul Savanna.

Savanna berangkat ke sekolah dengan Reno, keduanya saling mengobrol cerita saat SMA dulu. Sesekali mereka tertawa bersama saat ada cerita yang lucu.

"Iya, lo sering banget terlambat. Sampai Darren harus ...,"

Tiba-tiba Savanna menghentikan ucapannya, senyumnya luntur seketika saat dirinya tak sengaja mengucap nama orang yang dia benci.

"Sav, kenapa?" Tanya Reno sambil melirik Savanna yang kini berwajah datar.

"Gak papa, udah cepet bawanya nanti keburu telat." Ujar Savanna sambil membuang wajahnya ke luar jendela.

Reno tak lagi berdebat, dia paham kondisi Savanna. Tak boleh ada yang membahas Darren, jika tidak mood Savanna akan hancur saat itu juga.

Darren menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah, Savanna pun membuka sabuk pengamannya dan akan beranjak keluar.

"Savanna, tunggu!" Ujar Reno.

"Ya? oh iya gue lupa, makasih yah Ren lo udah anter gue. Btw, lain kali gak usah. Nanti gue nya keterusan mau nebeng lo." Ujar Savanna sambil tersenyum lembut.

"Bukan itu maksud gue, maksud gue itu ...,"

Savanna menatap Reno, dia tengah menunggu perkataan Reno selanjutnya. Namun, pria itu tak juga kunjung bicara. Savanna melirik jam tangannya, waktu masuk sebentar lagi dan Savanna harus masuk kelas segera.

"Ren, nanti li bisa bicara lewat chat kan yah? ni nomor gue, kalau ada yang mau di bahas chat ke no itu aja. Sebentar lagi bell masuk soalnya," ujar Savanna dan memberikan kartu namanya.

Reno memaksa senyumnya, dia mengambil kartu nama itu dan melambaikan tangannya saat Savanna keluar dari mobilnya.

Netra Reno beralih menatap kartu nama itu, dia menghela nafas pelan dan menyadarkan tubuhnya di jok pengemudi.

"Hah ... susah banget sih ungkapinnya!" Greget Reno.

"Tinggal bilang 'Sav! gue suka sama lo! Lo mau gak nikah sama gue?!' Eh enggak! terlalu bar-bar. Ekhem, 'Sav! gue butuh istri. Lo mau gak jadi istri gue?' IIHHHJ GAK JUGA!!! ARGHH!!!"

Reno mengacak rambutnya, sulit sekali baginya mengajak Savanna untuk menikah. Reno memang pandai membuat wanita baper padanya, tapi tak berlaku bagi Savanna sehingga membuat Reno kesulitan mengungkapkan rasa yang ia pendam.

"Udah lah, yang terpenting gue dapet nomornya." Seru Reno membahagiakan diri sendiri.

Sementara Savanna, sedang berada di kelas mengabsen nama murid. Namun, kursi yang di duduk si lembar masih kosong. Hal itu membuat Savanna bertanya-tanya pada seluruh murid.

"Ini Gibran sama Gabriel kemana yah?" Tanya Savanna.

"Enggak tahu bu," ujar seorang anak perempuan yang duduk di belakang meja si kembar.

Savanna mengangguk, dia kembali melihat buku absen. Namun, netranya melihat sebuah amplop putih yang berada di mejanya.

"Apa ini." Gumam Savanna.

Savanna menunda pengabsenan, dia mengambil amplop itu dan membukanya. Ternyata isinya sebuah kertas, Savanna pun membuka kertas itu dan membacanya.

"Teruntuk wali kelas Gibran dan Gabriel, maaf saya hanya menyampaikan lewat pesan karena saya tak mempunyai nomor anda.

saat ini Gibran tengah sakit, kondisinya sedikit serius sehingga saya memutuskan membawanya ke rumah sakit. Mungkin beberapa hari ke depan dia tidak akan masuk, begitu pun dengan Gabriel yang akan menemani adiknya.

Sekian, terimakasih.

Salam, ayah si kembar.

Ada perasaan khawatir di hati Savanna tentang kondisi Gibran, apalagi saat dia melihat luka yang terdapat di kaki Gibran.

"Apa karena luka kemarin? masa sih sampe di bawa ke rumah sakit? Sore jenguk aja kali yah?" Gumam Savanna.

"Iya deh, nanti gue tanya kepala sekolah dimana rumah sakitnya." Batin Savanna.

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Moga2 ketemu ya....Savana ma Darren

2024-11-02

0

Ririn

Ririn

asyikk ketemu daren

2024-11-12

0

Ririn

Ririn

mungkin butuh khusus merangkai kata.. untuk bicara... dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini..

lagunya pas dgn kondisi reno

2024-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!