penghancur mood Darren

"Tuan, sudah sampai." Ujar seorang supir sambil menoleh sedikit ke belakang.

Darren mengalihkan tatapannya pada luar jendela, tak terasa mereka sudah sampai di sekolah si kembar. Darren pun keluar dan membantu kedua anaknya turun.

"Ayo, daddy antar sampai kelas," ujar Darren.

Dareen menggandeng tangan putranya, dia mengajak putra kembarnya masuk ke dalam.kelas. Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, lebih tepatnya pada Darren. Pria yang berparas tampan itu sudah seperti hot daddy di mata mereka.

"Ganteng banget, paksu kalah ini." Gumam seorang ibu dari salah satu murid.

Darren tak memperdulikan tatapan mereka, dia hanya berjalan dengan pandangan lurus ke depan.

"Tuan Darren,"

Darren menghentikan langkahnya, dia berbalik dan mendapati kepala sekolah yang tersenyum ramah padanya. Darren pun ikut membalas senyumannya, dia melepas genggaman tangannya pada Gabriel dan menjabat tangan kepala sekolah.

"Wah, tumben sekali anda menyempatkan waktu berkunjung ke sekolah kami," ujar kepala sekolah.

"Iya pak, saya mengantar anak kembar saya. Kebetulan mau izin juga, maaf jika Gibran memakai sendal. Sebab kakinya sedang terluka." ujar Darren.

Kepala sekolah melihat kaki Gibra, memang beberapa ada luka goresan dan masih terdapat plester luka.

"Oh iya, gak papa tuan. Dari pada lukanya lama sembuh. Yasudah, ayo Gibran Gabriel bapak anter ke kelas," ujar keoala sekolah.

Gabriel dan Gibran pun masuk ke dalam kelas, dan Darren memutuskan untuk langsung ke kantor. Dia mengeluarkan ponselnya untuk mengecek email yang masuk, tetapi telinganya menangkap suara yang begitu familiar di telinganya.

"Baik pak, tidak apa-apa. Jika pakai sepatu pasti akan sakit,"

Deghh!!!

Seketika jantung Darren berpacu dengan cepat, bahkan kini wajahnya kian memucat. Dia menoleh ke arah sekelilingnya, hanya orang yang berlalu lalang. Netranya beralih menatap pintu kelas putranya yang dekat dengannya, entah dorongan dari mana dia berjalan mendekat.

Langkah kaki terdengar mendekat, Darren terhenti sejenak saat pintu ruang kelas itu terbuka secara mendadak.

"Eh maaf tuan."

Darren menghela nafas pelan, seorang wanita yang juga merupakan guru di sekolah itu hampir saja menabrak Darren.

"Iya, tidak papa," ujar Darren.

Darren berbalik, dia menggelengkan sejenak kepalanya dan melanjutkan langkahnya. Sementara di kelas, Savanna sedang memperhatikan luka di kaki Gibran.

Benar, tadi adalah suara Savanna. Namun, memang ada guru lain jiga di sana yang mengobrol dengan Savanna.

"Kenapa bisa terluka?" Tanya Savanna dengan lembut.

"Dedek abic pecahin celengan," ujar Gibran dengan suara lirih.

"Untuk apa?" Bingung Savanna. Pasalnya, yang Savanna tahu sekolahan tempat dia mengajar ini adalah sekolah elit. Jelas mereka orang berada.

"Buat banyak waktu daddy, daddy cibuk kelja telus. Dedek mau caat pelayaan hali ibu daddy dateng, dedek cama abang cuman puna daddy aja," ujar Gibran dengan suara bergetar menahan tangis.

Savanna terenyuh, dia memeluk Gibran untuk menyalurkan kekuatan. Gibran menjadi menangis, bahkan Gabriel yang sedang membaca buku pun diam-diam ikut menangis.

"Jahat sekali dia, apa tidak bisa sebentar saja meluangkan waktu untuk anaknya." Geram Savanna dalam hatinya.

"Jangan menangis, malu tuh temen-temennya pada ngeliatin," ujar Savanan dan melepas pelukannya.

Gibran melihat sekelilingnya, ternyata temannya sudah mengerumuninya. Gibran pun menghapus air matanya di bantu oleh Savanna.

"Ayo anak-anak, jam pelajaran akan di mulai!" Seru Savanna membubarkan mereka.

Sementara di kantor, Darren masih terngiang dengan suara yang mirip sekali dengan Savanna. Dia masih penasaran, suara itu masih melekat di ingatannya.

"Walaupun aku tidak lagi mendengar suaranya selama 6 tahun. Tapi, mengapa suaranya masih melekat di ingatanku? Aku sangat yakin itu suara Savanna, tapi sangat mustahil dia berada di sekolah putraku." Gumam Darren.

"Pasti hanya kebetulan saja," ujar Darren selanjutnya.

Darren melanjutkan kerjaannya yang tertunda, dia kembali terfokus pada layar laptopnya. Di tengah pekerjaannya, Darren baru ingat dia harus membicarakan tentang pengunduran cek lokasi proyek pekan depan.

Darren pun menelpon Reno, dia menceritakan jika dirinya tak bisa ikut pekan depan. Dia meminta waktu pengunduran.

"Sebenernya sih waktunya udah mepet, tapi ... oke lah, gak masalah. Kita bisa tunda," ujar Reno.

"Terima kasih Ren," ujar Darren.

"Santai, kasihan anak lo. Nadia udah enggak ada, hanya lo yang mereka miliki," ujar Reno.

"Ehm, kalau gitu gue balik kerja. See you,"

Darren mematikan sambungan nya, dia kembali pada laptopnya. Namun, lagi-lagi kerjanya harus tertunda karena ruangannya di kunjungi oleh seseorang yang paling dia hindari.

Cklek!!

"Darren! aku bawakan makanan, kata tante kamu suka udang. Aku memasakkan udang asam manis untukmu!"

Darren menghela nafas kasar, wajahnya sudah tak enak di pandang. Kini raut wajahnya sudah sedatar triplek bukan lagi tembok.

"Aku juga membawa jus wortel untukmu, katanya ini bagus untuk kesehatan. Kau selalu lelah bekerjanya, makanya aku membuatnya untukmu," ujar Nadira dengan antusias.

"Jika kau ingin aku sehat, maka enyahlah dari hidupku! Apa kau tahu, kehadiran mu itu membuatku darah tinggi?" Ketus Darren.

Perkataan Darren membuat Nadira yang sedang menaruh rantang makan seketika terhenti. Netranya beralih menatap Darren dengan menahan tangis. Merasa sakit hati akibat perkataan Darren yang sangat menusuk.

"Sampai kapan? sampai kapan kamu menutup hatimu? Nadia sudah tidak ada, aku hanya ingin menjadi ibu pengganti buat si kembar. Mereka butuh sosok ibu, apa kamu tidak memikirkan itu Darren?" Ujar Nadira dengan suara bergetar sambil tangannya meremas pegangan rantang yang ia bawa.

"Nadira, dengan kakakmu saja aku tidak bisa jatuh hati padanya apalagi denganmu. Wajah kalian sama persis, apa kau tahu? aku sangat membenci kakakmu. Sangat ... sebab dia, gadis yang aku cintai sekarang entah ada dimana. Impianku memiliki keluarga dengannya hancur. Naasnya ku harus menikahi kakakmu!" Balas Darren.

"Kamu yang menghancurkan masa depan Nadia! dia hanya korban!!" Sentak Nadira.

"Yah, korban. Di bilang korban bukan, di bilang bukan juga korban. Bagaimana bisa korban menikmati pemerkosaan? jika dia merasa korban, seharusnya dia menolak. Dia bisa menendangku, tetapi dia menikmatinya. Karena sedari awal dia sudah mengincar ku. Sudahlah, lebih baik kau pergi sebelum aku menyeretmu keluar. Bikin hancur moodku saja,"

Nadira terdiam, dia menatap lantai-lantai kantor Darren dengan tatapan yang tak dapat di arti kan. Sedangkan Darren, dia kembali fokus pada pekerjaannya.

"Apa yang kau tunggu lagi? keluar sana! cuaca hari ini sangat terik, kehadiranku membuat AC ruanganku tidak berfungsi dengan baik."

BRAK!!

Nadira menjatuhkan rantang yang ia bawa, wanita itu berlari keluar dengan air kata yang berjatuhan. Darren menghela nafas kasar, dia mengakui kata-kata nya sungguh pedas. Tapi, dirinya memang sengaja agar Nadira menjauh darinya.

"Mereka hanya bisa membuat masalah dalam hidupku bertambah. Haaah ... Savanna, jika dulu kita menjadi keluarga. Pasti saat ini aku sangat berbahagia," ujar Darren dalam hatinya.

Sedangkan di posisi Nadira, wanita itu keluar dari gedung perkantoran Darren. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo! tante! Darren menolakku lagi! dia berkat seolah aku benalu di hidupnya! aku kecewa dengan ucapannya," ujar Nadira dengan suara bergetar.

"Astaga sayang, tante akan menegur anak itu. Jangan menangis oke, tante akan bicara padanya."

TUUTT!!

Nadira mematikan ponselnya, dia menghapus kasar air matanya. Kedua tangannya terkepal erat, dengan sorot kata yang tajam dia pun berkata.

"Darren harus menjadi milikku."

Terpopuler

Comments

kriwil

kriwil

kayak laki laki cuma daren adek kakak sama gatel

2025-03-29

0

Ririn

Ririn

ini dia kurir ya

2024-11-12

0

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ibarat kata orang jawa mbak ini tumbak cucukan wkwk udah besar itu coba nyelesaiin masalah sendiri mbak jangan dikit2 ngadu, kalo mau ngadu noh sana di pos pengaduan masyarakat sekalian

2024-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!