Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy

PRANG!!!

Gibran membanting sendoknya, dia menatap tajam Darren yang menatapnya dengan terkejut. Baru kali ini Gibran berbuat hal yang tidak sopan di meja makan.

"Kelaja-aaannn telus! Dedek nda pelnah daddy pelhatiin! DEDEK MAU IKUT MOMMY AJA!!"

Gibran marah, dia turun dari kursinya dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Darren terdiam, dia masih belum tergerak setelah keterkejutannya tadi.

"Dad, Gabriel masih bisa mengerti jika pekerjaan adalah segalanya buat daddy. Tapi Gibran tidak, dia hanya butuh secuil perhatian daddy. Bahkan, di hari ibu kami tidak bisa merasakan bagaimana pelukan hangatnya. Kami hanya punya daddy, untuk itu daddy adalah harapan satu-satunya kami. Tapi daddy mengecewakan kami."

"Maaf dad, aku kenyang."

Kreett!!

Gabriel pun pergi ke kamar, meninggalkan Darren yang terdiam karena tertampar ucapan putranya sendiri.

"Apa aku telah melakukan kesalahan? aku hanya bekerja, dan itu untuk masa depan mereka." Gumam Darren.

Sementara di kamar, Gibran menangis sambil menelungkupkan wajahnya di bantal. Gabriel mendekati adiknya dan mengusap punggung kecil yang bergetar itu.

"Jangan menangis, daddy bekerja intuk kita. Supaaya dedek bisa beli mainan bagus, baju bagus, dan makan enak." Bujuk Gabriel.

"Dedek nda butuh mainan!! dedek cuman mau daddy!" Isak Gibran.

Tiba-tiba saja Gibran duduk, dia mengusap air matanya dan berlari kembali ke ruang makan. Di sana masih terdapat Darren yang tengah berperang dengan pemikirannya sendiri.

"Daddy." Panggil Gubran.

Darren tersentak kaget, saat melihat putranya berjalan cepat menghampirinya dengan mata sembab dan hidung memerah.

"Belapa uang yang daddy dapet celama catu jam kelja?" Tanya Gibran dengan suara seraknya.

Darren tampak terdiam sembari berpikir, dia tak mengerti maksud pertanyaan putranya. Namun, Darren pun menjawab nya.

"sepuluh juta," ujar Darren.

Gibran mengangguk, dia berlari lagi ke kamarnya. Tak peduli dirinya harus lelah turun tangga, dirinya masuk ke kamarnya dan berlari menuju lemarinya.

"Gibran, kamu mau ngapain?" Kaget Gabriel saat melihat Gibran mengambil celengan mereka.

"Abang diam caja," ujar Gibran yang masih fokus dengan celengan kaca berbentuk bola.

Gibran berjalan menuju balkon kamarnya, dia menatap celengan itu dan kemudian melemparnya.

PYAARR!!!

"GIBRAN!!!" Teriak Gabriel.

Mendengar pecahan dan teriakan Gabriel, Darren segera berlari ke kamar putranya dengan perasaan yang tak menentu. Di lihatnya kedua putranya berada di balkon, lebih tepatnya Gibran tengah mengambil uang di antara pecahan kaca.

"Apa yang kalian lakukan?"

"Daddy! adek memecahkan celengan kami!" Seru Gabriel.

Darren mendekati Gibran, dia melihat kaki putranya terluka karena terkena serpihan kaca. Celengan itu, terdapat pintu untuk mengambil isinya. Namun, tergembok. Sehingga Gibran membantingnya agar bisa mendapatkan uangnya.

"Gibran, apa yang kamu lakukan?" Tanya Darren dengan nafas memburu.

Gibran berhasil mengumpulkan uangnya, semua uangnya berwarna merah. Dia membawa uangnya menggunakan bajunya yang dia tekuk sedikit dan membawanya mendekat pada Darren.

"Cegini, cukup ndak buat bayal waktu daddy? Giblan cuman minta waktu daddy catu jam aja, kalau uangna kulang cetengah jam nda papa," ujar Gibran dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Darren terenyuh, putranya hanya menginginkan dirinya hadir di acara sekolahnya. Permintaan yang sangat sederhana, tetapi mengapa dia tak bisa memberikan hal sederhana yang begitu berharga untuk putranya?

Bahkan, Gabriel sampai ikutan menangis. Dia yang jarang menangis ikut merasakan betapa besar keinginan adiknya untuk meminta sang daddy menghadiri acara itu.

"Daddy tetep nda mau?" Tanya Gibran dengan suara bergetar.

"Sayang, maafkan daddy." Darren berlutut, dia memeluk tubuh putranya dengan erat. Bahkan, air matanya tak dapat terbendung lagi.

"Hiks ... hiks ... cucah cekali daddy ada waktu untuk dedek dan abang. Dedek nda pelnah lalang daddy kelja, tapi untuk catu hali caja daddy ikut. Dedek nda mau di ejek temen nantina kalna nanti di kila nda ada olang tua, dedek puna daddy. Tapi kenapa dedek nda bica kayak temen dedek?"

Darren menangis mendengar isi hati sang putra, bagaimana tidak? anak itu masih sangat polos, dia hanya berkata apa yang menurutnya benar. Dia berkata dari hati kecilnya yang tengah memberontak ingin di mengerti.

Gibran melepas pelukan Darren, dia menatap wajah Darren dengan pipinya yang basah karena air mata.

"Cebental cajaa, daddy ikutin acalana. Temenin dedek. Mommy udah di culga, kata bu gulu Giblan hanya bica kilim doa. Jadi dedek nda bica minta mommy ikut," ujar Gibran.

"Duitna macih kulang nda? dedek jual mainan becok, nanti uangna dedek kacihkan daddy yah,"

Dengan cepat Darren menggeleng, dia kembali merengkuh tubuh putranya. Bahkan uang yang ia tampung di bajunya sudah jatuh berserakan.

"Tidak sayang, jangan. Ya, daddy akan menemani kalian. Daddy akan menggantikan mommy kalian, daddy sayang kalian." Isak Darren.

Gibran kembali menangis sambil memeluk leher Darren, Gabriel pun berlari ke arah mereka dan memeluk erat keduanya. Mereka sama-sama tenggelam dalam tangis, mengungkapkan kesedihan mereka.

"Sudah, ayo kita obati lukamu."

****

Pagi harinya, seperti biasa si kembar bersiap sekolah. Namun, Gibran lupa mengerjakan PR. Darren memerintahkan pengasuh putranya untuk membantu tugas Gibran.

"Makanya kalau ada PR itu di kerjainn!!"

"Awww!!" Gibran mengusap pahanya yang habis di cubit oleh pengasuh nya itu.

"Jangan kerjanya maiiiinnn aja! gara-gara kamu, saya di omelin bapak mu tau gak!"

Gibran menahan tangisannya, dia menulis PR nya dengan air mata yang berjatuhan.

"Kok jawabannya segini? b0d0h banget sih jadi anaakk!!" Pengasuh itu mendorong kening Gibran dengan jari telunjuknya berulang kali.

Gibran menangis sedikit keras, pengasuh itu sedikit khawatir Darren dan Gabriel yang sedang makan di ruang nakan mendengar tangisan Gibran.

"Diam! atau saya jewer mulut mu itu!" Ancamnya dengan mata melotot.

Gibran membungkam mulutnya, dia menahan tangisannya hingga bahunya bergetar.

Cklek!

"Sudah selesai?"

Jantung pengasuh itu berdegup kencang, dia menunduk saat Darren masuk berniat ingin mengecek tugas putranya.

"Maaf tuan, den Gibran malah menangis karena takut telat," ujar pengasuh itu.

Darren mengerutkan keningnya, dia mendekati putranya dan melihat tugas sang putra.

"Tidak apa-apa, masukkan bukunya. Nanti daddy yang akan bicara sama guru adek, sekalian izin karema adek gak pakai sepatu." Ujar Dareen sambil mengusap kepala putranya. Darren memang menyuruh putranya untuk tak memakai sepatu dulu karena luka akibat pecahan kaca itu belum kering.

Dengan cepat, Gibran menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tasnya. Tak lupa dirinya menbawa sapu tangan milik Savanna di kantongnya, dan hal itu tak luput dari pandangan Darren.

"Sepertinya aku harus berbicara pada guru si kembar, karena sepertinya dia bisa mengambil hati anak-anak." Batin Darren.

Setelah selesai, Darren pun mengantar mereka ke sekolah. Sepanjang jalan, Gibran hanya dia sambil sesekali mengusap pahanya. Melihat gelagat adiknya, Gabriel yang curiga pun segera menyingkap celana adiknya.

"Bang, janan." Cicit Gibran sambil sesekali melirik ke arah kanan di mana daddynya yang masih sibuk dengan tabletnya.

Gabriel tak peduli, dia menyingkap celana kiri adiknya. Benar dugaan Gabriel, dia mendapati kembali warna keunguan itu.

Dia mengangkat wajahnya, menatap adiknya dengan tatapan sendu. Gibran menggeleng, membuat Gabriel pun tak bisa apa-apa.

"Ada apa? Kenapa kalian memasang wajah seperti itu?"

Pertanyaan Darren membuat keduanya membeku, tak berani hanya sekedar menatap Darren yang menatap mereka dengan kening mengerut.

_______

Ayooo jangan lupa dukungannya🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kecewa banget dgn kelakuan Derren.. begitu gak pedulinya dgn kondisi ank sehingga itu bebysister bisa seenaknya menyakiti Gibran.. pengen getok kepala Derren biar lebih waras jd daddy

2024-05-11

0

Ny Jeon

Ny Jeon

boleh benci dan tidak mencintai balik ibu nya si kembar, tapi mereka berdua (kembar) tidak bersalah atas semua yang terjadi di masa lalu .Sadar buat berubah menjadi lebih baik buat c kembar.

2024-05-08

1

titiek

titiek

blg aja sm daddy enak aj tu pengasuh udah dibyr mahal kok jahat gtu

2024-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!