Hampir bertemu

"Namana ... dedek nda tau. Lupa." Ujar Gibran dengan cengiran polosnya.

Darren menggelengkan kepalanya, sudah biasa putranya lupa dengan nama orang. Bahkan namanya sendiri pun kadang dia lupa karena keseringan memanggil diri sendiri dedek.

***

BRAK!!

Darren dan sekretaris Awan yang membahas pekerjaan terlonjak kaget saat pintu terbuka paksa. Seorang wanita paruh baya memasuki ruangan Darren dengan wajah menahan amarah.

Sekretaris Awan langsung saja berdiri dari duduknya dan berdiri di samping sang tuan, sedangkan Darren. Pria tampan itu menghela nafas kasar.

"Bisa pelan-pelan gak sih mom, Darren kaget jadinya," ujar Darren dengan kesal.

Delia menatap tajam putranya, sedangkan Darren dia bersikap biasa saja. Sebab, dirinya tahu maksud kedatangan sang ibu adalah untuk memarahinya karena aduan Nadira.

"Darren! kamu apakan Nadira sampai dia nangis kayak gitu hah?!" Sentak Delia.

"Mom, yang anak mommy itu aku atau Nadira sih? kalau dia nangis yang sudah biarkan saja, mau dia nyemplung kek. Atau mati sekalipun, itu bukan urusan kita bukan?" Kesal Darren.

"DARREN!! Nadira itu tante nya anak kamu! sekaligus calon istri kamu! dia yang akan menjadi ibu pengganti si kembar!" Seru Delia dengan penuh penekanan.

Muak? tentu saja, Darren lelah hidupnya selalu di atur oleh sang ibu. Dia ingin memilih jalan hidupnya sendiri, tetapi Delia selalu mengatur hidupnya. Bahkan, soal hati pun ibunya yang atur. Darren benar-benar lelah, hanya karena Nadira kembaran istrinya sang ibu dengan kekeuh ingin menikahkannya dengan Nadira.

"Darren tidak ingin menikah, TI-TIK!" Ujar Darren sambil berdiri dari duduknya.

"Darren! mau jadi anak jurang ajar kanu hah?!"

Darren mengontrol emosinya, memupuk kesabaran yang kini sudah setipis tisu. Sekretaris Awan bahkan sampai pergi karena tak ingin ikut campur masalah ibu dan anak itu.

"Oke, alasan mommy ingin menjodohkanku dengan Nadira karena dia adalah tante dari si kembar. Apa tidak cukup dia jadi tante si kembar saja? kenapa harus menjadi istriku? lagi pula, tanpa menjadi istriku pun dia bisa menyayangi keponakannya bukan?" ucap Darren dengan nada kemah.

"Darren, karena dia tante si kembar makanya mommy jodohkan kamu sama dia! dia pasti akan menyayangi anak kamu dengan baik, sebab dia tantenya. Percaya sama mommy, kau pasti akan mencintainya," ujar Delia berusaha membujuk.

Rasanya kepala Darren mau pecah, sama Nadia saja dia tidak cinta apalagi Nadira? cintanya untuk Savanna sudah sangat menggebu, bahkan untuk menyisakan sedikit tempat di hatinya untuk wanita lain dirinya tak mampu.

"Mom, ayolah. Si kembar juga gak deket sama tantenya, kenapa harus Nadira? Aku tidak suka wanita manja, sombong, dan kekanakan!" Kesal Darren.

"Tapi mommy maunya kamu menikah dengan Nadira!!!" Kekeuh Delia.

"Haah ... kalau gitu, mommy aja sana yang nikah sama dia. Darren mau jemput si kembar, bye mom," ujar Darren dan pergi begitu saja setelah membuat Delia kesal.

Delia menghentakkan kakinya, dia membenarkan tas mahalnya yang berada di lengannya sambil mendengus kesal.

"Apa sih hebatnya si Savanna itu! bahkan setelah menikah dengan Nadia dia tak pernah membuka hati untuk istrinya! Bahkan hingga kini, dia menolak pasti karena Savanna!" Gerutu Delia.

Sedangkan di tempat berbeda, Savanna yang sedang menulis di papan tulis mendadak bersin-bersin. Dia menunda tugasnya untuk menatap wajahnya.

"Siapa yang membicarakanku." Gumam Savanna sambil mengusap hidungnya.

"Oke anak-anak, sampai disini pelajaran kita. Oh ya, pekan depan, adalah hari ibu. Sekolah akan mengadakan perayaan hari ibu, untuk itu kalian di harapkan datang bersama orang tua kalian. Terutama ibu kalian, oke anak-anak?"

"Oke buuuu." Sahut mereka kompak kecuali dua G.

Singkatnya, semua murid pun pulang. Mereka bersalaman pada Savanna, dengan berbaris rapih. Dua G, barisan urutan paling belakang.

"Bu gulu," ujar Gibran dengan kepala tertunduk.

"Hm? ada apa nak?" Tanya Savanna sedikit membungkukkan badannya.

"Dedek cama abang nda ada mommy, kita nda bica ikut." Ujar Gibran sambil mengangkat wajahnya, matanya kini sudah terlihat berkaca-kaca.

Mendengar itu, Savanna mengerutkan keningnya. Perkataan Gibran memiliki 2 makna, mommy nya tidak tinggal bersamanya atau sudah tiada.

"Kata abang, mommy ada di sulga. Kalau ikut acalana, kita cucul mommy dulu Di cana. Tapi kata abang jauh," ujar Gibran dengan polosnya.

Savanna mengerti, dia berlutut dan memegang bahu Gibran. Dia turut sedih mendengar nya, anak kembar di hadapannya ini sudah tak memiliki ibu.

"Benar kata abang, kita belum boleh susul mommy Gibran dan Gabriel. Tapi, kita bisa mengirimkan hadiah padanya," ujar Savanna dengan tersenyum lembut.

"Hadiah?" Tanya dua G.

"Iya, hadiah berupa dia dari anak baik. Gibran dan Gabriel, kirim doa saja. Soal acara, kalian ikut saja. Nanti bu guru yang akan menjelaskan pada yang lain hm? kalian kan masih memiliki ayah bukan?"

keduanya kompak menggeleng, Savanna kira kembar di hadapannya ini yatim piatu. Namun, seharusnya perkataan Gibran membuat Savanna bersyukur.

"Kita nda puna ayah, puna na daddy." Cetus Gibran.

"Ck, kau ini! Ayah itu daddy! dasar tidak lintar!" KEsal Gabriel.

"Telus, kenapa abang ikut geleng kepalana?" Balas adiknya.

"Kan abang cuma ikut kamu!" Bela Gabriel.

"Ya cama aja! Nda betul juga kan!!"

Kedua anak kembar itu ribut, seperti hal yang sudah biasa keduanya ribut. Savanna mencoba menghentikan perdebatan mereka dengan menegur lembut.

"Sudah jangan berdebat, oke. Pekan depan, ajak saja daddy kalian. Kalian masih punya daddy, ajaklah dia untuk mendampingi kalian," ujar Savanna.

Gibran dan Gabriel mengangguk lesu, mereka sudah prediksikan jika Darren tak akan mungkin datang ke sekolahnya. Daddy mereka itu gila kerja, bahkan menemani mereka belajar saja tidak bisa.

"Yasudah, ayo ibu temani ke parkiran. Takutnya kalian belum di jemput." Ajak Savanna.

Mereka bertiga pun kini jalan beriringan, kedua anak kembar itu sedari tadi menunduk memikirkan bagaimana mereka akan membujuk Darren datang ke acara sekolah mereka.

"Abang, itu mobil daddy bukan cih?" Bisik Ginran.

Gabriel mengarahkan pandangannya pada sebuah mobil sedan putih yang terparkir di depan gerbang sekolah. Ya, itu mobil milik daddynya. Gabriel sedikit bingung sebenarnya, karena tumben sekali daddy nya menjemput mereka.

"Bu gulu, daddy cudah jemput." Seru Gibran.

"Oh ya? mana mobilnya?" Tanya Savanna.

"Itu!" Unjuk Gibran.

Savanna mengangkat wajahnya, dia melihat sedan putih yang Gibran maksud mobil milik sang daddy. Savanna pun tersenyum, dia mengantar keduanya mendekati mobil itu.

DERRTT!! DERTT!!

"Eh, ibu harus angkat panggilan dulu. Gibran sama Gabriel hati-hati yah pulang nya," ujar Savanna dan mengelus kepala mereka.

Savanna berbalik, dia mengangkat panggilan telpon. Sedangkan di dalam mobil, Darren sedang menelpon kliennya.

"Oh, iya baik pak. Nantinya konveksi itu akan kami bangun, baik pak. Saya mengerti. Terima kasih," ujar Darren dan mematikan sambungan telponnya.

Darren beralih menatap luar jendela mobilnya, dirinya melihat dua G sedang berbicara dengan seorang wanita.

Darren pun memilih keluar, tetapi saat dia mendekat wanita yang dia lihat yadi berbalik dan berjalan pergi.

"Daddy!!" Pekik Gibran.

Darren tersenyum, dia membawa Gibran ke dalam gendongannya. Netranya tak lepas dari wanita yang berjalan menjauh dari mereka.

"Tadi itu guru adek dan abang?" Tanya Darren sambil menggandeng Gabriel mendekati mobil.

"Iya, gulu tantik. Pacal Dedek janan di ambil, nanti dedek malah,"

Darren menggelengkan kepalanya, dia memasukkan putranya ke kursi penumpang yang sudah tersedia tempat khusus balita.

Kembali lagi dengan Savanna, wanita itu baru saja di telpon oleh temannya dan mengajak dirinya bertemu di sebuah kafe.

Savanna pergi menuju kafe yang temannya maksud, ternyata benar kedua temannya berkumpul untuk menunggu dirinya.

"SAVANNA!" seru mereka.

Savanna yang melihat kehadiran mereka tersenyum, dia melangkah mendekat dan memeluk keduanya secara bergantian.

"Widihh ... muka makin cantik aja, body makin bagus juga,"

"Lo bisa aja Din, enggak kok. Kalian juga makin cantik," ujar Savanna dengan senyum tipis.

Tatapan Savanna beralih pada bayi yang tengahnya gendong, dia mengusap pipi bayi itu sambil menatap wajah temannya.

"Sudah berapa bukan num?" Tanya Savanna.

"Jalan 5 bulan Sav, kapan nih nyusul?" ujar teman Savanna yang bernama Shanum.

Savanna tersenyum tipis, dia juga tidak tau kapan dia akan menikah. Sampai saat ini, belum ada laki-laki yang sreg di hatinya.

"Kalau kamu Adinda, sudah punya anak berapa?" Tanya Savanna mengalihkan topik.

"Oh, gue belum Lagi proses cerai juga sih." Celetuk Adinda dengan santai.

Sontak saja keduanya menoleh dengan pandangan terkejut, sedangkan yang di tatapan hanya menatap keduanya santai sambil meminum jus nya.

"Kenapa?" Tanya Adinda.

"Lo bukannya sama Rendi itu bucin setengah mati yah?" Tanya Shanum dengan hati-hati.

Adinda mengangguk membenarkan, dia tak bohong soal itu. Mereka menikah karena cinta, tetapi pertengkaran dalam rumah tangga tetapi terjadi bukan?

"Rendi ada main di belakang gue, sekali ... dua kali gue masih diem. Tapi kali ini gue gak bisa maafin dia, kalian tau kenapa?"

Kompak keduanya menggeleng, Adinda tersenyum menatap keduanya.

"Dia udah buntingin anak orang," ujar Adinda.

Shanum dan Savanna saling tatap menatap, kompak keduanya beralih menatap Adinda yang terlihat sangat santai.

"Terus lo mau sidangnya kapan?" Tanya Savanna.

"Ya nanti, suami gue juga belum tahu gue mau cerein dia. Dia juga gak tau kalau gue tahu rahasia dia ini, setelah gue dapetin hartanya. Baru gue lepasin dia," ujar Adinda.

Shanum bertepuk tangan, tak menyangka dengan ide Adinda. Sedangkan Savanna, dia merasa ada yang aneh dengan cara Adinda.

"Itu artinya kamu memerasnya?" Tanya Savanna.

"Bukan memeras, lebih tepatnya kita mempertahankan hak kita. Enak aja, kita mundur pelakor yang senang! bestieee. Kita yang support dia, sampai dia sesukses sekarang. Eh, udah sukses kita yang di tinggal, jangan harap. Jahat sih jahat, lebih jahatan siapa? hilang harta, atau hancurnya hati? nyesek bestieee ...," ujar Adinda dengan wajah yang di hiasi dengan senyum.

"Bener juga kata Dinda Sav, kalau nantinya Rendi nuntut istrinya. Dinda gak bisa di penjarakan karena terlindungi undang-undangan, bagus din! teruskan!" Seru Shanum.

Savanna mengangguk, dia tahu soal itu. Tentang hak istri terhadap harta suami. Dirinya pikir, teman-tekannya yang sudah menikah kehidupan mereka beruntung. Namun, tampaknya Savanna yang belum beruntung.

*****

Maafkan author kawan, mati lampu😭😭😭 tadi jam 9 kerjaan baru selesai. Niat hati mau double up, liat batrai tinggal 16% dan baru jadi 1 chapter sekarang tinggal 3%😭😭😭. Mau di paksa ya charger nya di colokin dimana😭😭😭.

Tapi tenang yah, ini aku udah panjangin dari biasanya kok🥰🥰🥰

Nah, Alhamdulillah nya kerjaan author sudah mulai santai. Jadi besok bisa deh author triple up😍. Doain author semoga besok gak ada halangan yah😭😭😭

1600 kata yah kawan💆‍♀️

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

masih heran dgn sifat mama Derren.. egoisnya tingkat mampus.. jelas tau di pernikahan pertama anknya gak bahagia ini kok mau dia ulangan lagi menjerumuskan ank dlm lubang yg sama.. itu Delia bego apa saraf ya..

2024-05-11

0

Leng Loy

Leng Loy

Iya iya pacalna Dedek 😅

2024-03-08

0

risc@chan

risc@chan

yaah dek nanti saingan ama dedy loh 😁😁😁

2024-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!