Darren bertanya tentang sapu tangan

Larut malam, Darren kembali ke rumahnya. Wajahnya terlihat sangat lelah, dirinya terlalu sibuk bekerja hingga lupa waktu.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, dirinya berniat akan segera tidur. Namun, netranya melirik ke arah kamar putra kembarnya. Langkahnya terhenti, mendadak hatinya tergerak ingin masuk untuk melihat anak-anaknya.

Cklek!

Benar saha, Darren masuk ke kamar putra kembarnya. Kamar dengan nuansa biru laut dengan motif planet ciri khas anak-anak, di tengah kamar terdapat ranjang king size tempat tidur kedua putra kembarnya.

Perlahan, Darren melangkah mendekati mereka. Di tatapnya dengan seksama wajah kedua anak kembarnya yang cenderung mirip dengannya.

Darren duduk di tepi kasur, tepat di sebelah Gabriel. Dia mengamati putra sulungnya yang selalu tidur dengan memeluk buku, begitu sukanya putranya dengan buku. Bahkan sama membawanya tidur.

"Dia selalu membaca buku, tiada hari tanpa buku." Lirih Darren.

Daddy dari si kembar itu mengambil buku yang berada di pelukan Gabriel, dia meletakkan di atas nakas dan setelahnya beralih menarik menarik selimut putranya yang sedikit turun.

Cup!

"Good night sayang," ujar Darren setelah mencium kening putranya dengan sayang.

Tatapan Darren beralih pada si bungsu, berbeda dengan Gabriel. Gibran tidur sedikit lasak, bahkan kakinya sudah keluar dari selimut dan menindih sang kembaran.

Darren menggelengkan kepalanya, dia beranjak memutari ranjang dan membenarkan posisi tidur Gibran.

Saat membenarkan posisi putranya, netra Darren menangkap sebuah kain yabg putranya pegang erat.

"APa ini?" Gumam Darren.

Darren mengambil kain itu, tetapi cengkraman putranya begitu erat. Dia sampai heran, putranya itu tertidur tetapi mengapa sangat sulit benda itu di ambil olehnya.

Tak kehabisan akal, Darren beranjak mendekati meja khusus putranya. Di sana sudah terdapat stok susu bubuk dan juga termos air panas, dia membuat susu untuk putra bungsunya itu.

Darren mengocok botol susu, dia kembali mendekat pada Gibran dan mencoba memasukkan ujung dot susu pada mulut putranya.

"Eum ...." Gibran mulai meminumnya, bahkan dia sampai melepas kain itu untuk memegang botol susunya.

Rencana Darren berhasil, dia melepaskan botol yang sudah di pegang putranya dan beralih mengambil kain yang sedari tadi di genggam erat oleh Gibran.

"Sapu tangan?" Batin Darren.

Tak sengaja Darren mencium aroma yang sangat familiar, dia mengendus sapu tangan itu. Masih terdapat aroma parfum, parfum yang sangat dia hafal hingga saat ini.

"Ini ... wangi Vanilla, wangi Savanna." Gumam Darren.

"Dari mana Gibran mendapat sapu tangan ini?"

Darren melirik putranya, botol susu itu sudah hampir habis. Segera Darren menaruh kembali sapu tangan itu dan mencium kening Gibran sebelum memutuskan untuk keluar dari sana.

Benar saja, setelah susu itu habis Gibran terbangun. Dia melihat botol susunya dan menjauhkan nya dari mulutnya.

"Eum ... capu tanganna mana?" Gumam Gibran.

Gibran melihat sapu tangan kesayangannya berada di sebelah bantalnya, dia oun mengambilnya dan menggenggam erat sapu tangan itu seolah takut kehilangan.Tak lama, anak manis itu kembali terlelap.

***

Tap!

Tap!

Tao!

Seorang wanita berpakaian seragam baby sitter tengah berjalan ke arah kamar si kembar, wajahnya terlihat sangat kesal.

"Awas saja, jam segini masih juga belum bangun. Aku akan cubit pipinya." Gerutu wanita itu.

Cklek!

Wanita itu begitu terkejut saat melihat Gibran yang sudah siap dengan pakaian sekolahnya, tampak kedua anak kembar itu terkejut saat melihat baby sitter mereka.

"Abang." Cicit Gibran, segera bersembunyi di belakang tubuh sang abang.

"Jangan sakiti adikku, kali ini dia bangun sendiri dan tidak rewel." Ujar Gabriel sambil memeluk adiknya.

Tampaknya baby sitter itu mengangkat satu sudut bibirnya, dia menutup pintu dan berjalan mendekati dua G yang sedang ketakutan.

"Begini dong! jadi saya gak perlu repot-repot membangun kan anak cengeng seperti dia!" Bentaknya.

Gibran tak seperti Gabriel, anak itu sulit di bangunkan. Bahkan Gabriel yang sudah teriak pun Gibran tak bangun juga, tetapi entah mengapa pagi ini Gibran tampak bersemangat.

Gabriel bersyukur, karena hari ini adiknya tam mendapati cubitan atau bentakan dari baby sitter mereka.

"Saya peringat kan kembali, jangan lapor apapun sama daddy kalian. Ingat! jika kalian mengadu maka akan ku cubit kalian habis-habisan!" Ancamnya sambil menunjuk ke arah wajah Gabriel.

Mereka mengangguk patuh, takut dengan ancaman wanita itu. Mungkin orang dewasa berpikir, kenapa tidak mengadu saja? toh dia akan di keluarkan? Namun, mereka hanyalah anak kecil. Jika di ancam akan takut dan menjadi menurut karena paksaan. Yang dia pikirkan, terpenting dirinya aman. Pikiran mereka masih polos, hatinya pun bersih.

"Bagus! ke ruang makan sekarang!" Titahnya dan berlaku begitu saja.

Gibran melepas pelukannya, dia menatap ke arah pintu yang terbuka. Wajahnya masih terlihat ketakutan.

"Dedek takut." Lirih Gibran.

"Mulai besok, jangan memancing amarahnya. Jangan sulit jika abang bangunkan, jika dia yang bangunkan akan banyak lagi luka biru di paha mu." Titah Gabriel.

Gibran mengangguk cepat, tapi entahlah besok dia akan cepat bangun atau tidak.

Sementara di meja makan, Darren sedikit merasa ada yang aneh. Tak seperti biasanya, pagi ini benar-benar sunyi.

"Tumben sekali Gibran tidak rewel, biasanya pagi selalu ribut dengan suara tangis dia." Gumam Darren.

Tak lama, terdengar langkah kaki dari arah tangga. Muncullah kedua putra kembarnya yang sudah rapih bahkan dengan tas di bahunya.

"Tumben kamu tidak menangis," ujar Darren pada Gibran yang akan menarik kursi.

"Daddy ini aneh, dedek nanis di malahi. Dedek nda nanis di helanin, pucing pala dedek. Nda tau mana yang betul." Kesal Gibran.

Gabriel hanya diam, dia duduk di meja makan sambil membaca bukunya. Sedangkan Gibran, dia langsung mengambil roti dan memakannya.

"Tumben sekali, Gibran sangat aneh hari ini." Batin Darren.

Lagi-lagi Darren melihat sapu tangan yang semalam putranya bawa tidur, dia sangat penasaran sebenarnya ada apa dengan sapu tangan itu.

"Gibran." Panggil Darren.

"Heum?"

"Ekhem, daddy mau tanya. Itu, sapu tangan milik siapa?" Tanya Darren dengan mata yang melirik sapu tangan itu.

Gibran menyembunyikan sapu tangan itu, dia menggeleng dan hal itu membuat Darren kesal. Tak biasanya Gibran seperti itu, itulah yang membuat Darren merasa penasaran.

"Dedek, daddy tanya itu sapu tangan punya siapa?" Tanya Darren dengan lembut, mencoba membujuk putranya.

"Puna pacal dedek, daddy janan lihat. Nanti daddy cuka," ujar Gibran.

Darren menghela nafas sabar, dia yakin putranya hanya berbicara melantur. Sebab, anak seusia Gibran masih tidak paham soal pacar.

"Itu sapu tangan milik guru baru kami, katanya adek guru baru itu yang menemaninya Saat daddy lupa menjemputnya lusa kemarin." Sahut Gabriel tanpa mengalih pandangannya dari buku yang ia baca.

"ABANG! EMBEL BANGET CIH MULUTNA!! NDA BETUL ITU!!!" Sewot Gibran.

Darren mengangguk mengerti, dia beralih menatap Gibran yang masih menatap tajam sang kembaran.

"Ooohh dari guru tersayang ceritanya." Ledek Darren.

"Daddy." Cicit Gibran dengan senyum malu-malu.

"Ya, dia guru baru yang sangat cantik. Wajahnya tidak asing, tapi aku kupa pernah lihat dimana. Pokoknya, dia guru yang baik dan lembut." Celetuk Gabriel.

"Oh ya? siapa namanya?" Seru Darren merasa tertarik.

_________

Maaf yah kawan, kali ini up satu🤧🤧🤧 sibuk banget aku hari ini. Biasalah, hari senin💆‍♀️💆‍♀️💆‍♀️. Tapi tenang kok, kalau besok waktunya lebih longgar aku up 3 yah🥰🥰🥰 untuk menggantikan hari ini.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

apa rumah Derren gak ada cctv.. ank di sakiti ama bebysister kok gak tau.. teledor banget Derren sebagai orang tua

2024-05-11

0

Putri Sera

Putri Sera

gimana gak nangis wong ank mu korban kdrt

2024-05-06

0

Jenn

Jenn

nda betul itu, gemesss bgtt🤏🤏

2024-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!