Rasa penyesalan itu, masih ada

Semua murid menatap Gibran, bocah imut itu turun dari kursinya dan berlari memutari meja memeluk Savanna.

Savanna terkejut, sedari tadi dia selalu bergantian melihat Gabriel dan Gibran. Dirinya masih tak percaya jika mereka berdua kembar dengan sifat yang sangat bertolak belakang.

"Onty ngapain di cekolah dedek?" Tanya Gibran setelah melepas pelukannya.

"E-eh, eum tante jadi guru disini. Ayo Gibran, duduk lagi." Ajak Savanna.

Gibran menurut, wajahnya pun berbinar senang. Gabriel merasa aneh, sejak adiknya melihat Savanna dia tak pernah berhenti tersenyum.

"Ayah membeli dua donat, Reyhan memakan satu donat. Sisa berapa donat yang ayah miliki?" Tanya Savanna pada murid-muridnya sambil menunjuk sebuah gambar di papan tulis.

Anak murid langsung menggunakan media berhitung dengan sebuah gambar yang sudah di siapkan, mereka mengambil satu gambar donat dari dua donat.

"SATUUU!!!"

"Habis!"

Semua murid menatap ke arah Gibran, karena jawaban mereka tak sama. Begitu pula dengan Savanna, dia mendekati Gibran dan melihat meja milik anak itu.

"Kok bisa habis?" Tanya Savanna.

"Kan ayah puna dua donat, maca Leyhan doang yang di kacih. Dedek nda? kan donatna ada dua, nda boleh pelit. Nda betul itu," ujar Gibran dan mengundang tawa para murid.

Savanna terkekeh gemas, dia mencubit lembut pipi putih Gibran sehingga membuat anak itu terpekik senang.

"Bukan gitu maksudnya sayang, maksudnya itu ...,"

BRUGH!!!

"E-EHH!!"

Gibran terjatuh dari bangkunya sambil memegangi d4d4nya, dia tersenyum tanpa beban. Gabriel yang melihat adiknya terjatuh oun akan membantunya, akan tetapi perkataan Gibran membuat Gabriel kesal.

"Di panggil cayang cama pacal," ujar Gibran dengan polosnya.

Gabriel mendorong kening adiknya dengan jari telunjuknya, dia kesal dengan adiknya yang sangat dramatis itu.

"Pacar ... pacar, belajar R yang bener! nyebut pacar aja pacal! belajar R dulu! baru pacar!" Ketus Gabriel.

Savanna menggelengkan kepalanya, dia jadi teringat saat dia masih remaja. Banyak yang menggombalinya, bahkan di umurnya yang tidak remaja lagi pun masih ada yang menggombali.

Sedangkan di kantor, Darren terbengong di meja kerjanya. Tujuan hidupnya saat ini hanya untuk kedua anaknya, cintanya kandas. Impian cintanya hancur, membuat Darren tak berminat menikah lagi karena cintanya yang masih ada untuk Savanna.

"Pasti dia sudah menikah, dan memiliki anak yang lucu. Andai saat itu aku tak meminum minuman laknat itu, asti saat ini kami mengurus bersama anak kami."

Berandai-andai adalah hal yang tidak di perbolehkan, Darren menyesali semuanya. Dia menyakiti hati dua wanita, satu wanita yang di cintainya. Satu lagi, wanita yang menjadi korban kejahatan yang tidak ia sengaja.

"Nadia, saat dia hampir tiada pun dia masih sempatnya mengatakan mencintaiku. Dia menikah denganku, kehidupan nya berubah menjadi neraka. Aku tak mencintainya, aku tak memenuhi hak batinnya sebagai istri. Tapi, dia tetap bersedia berdiri di sampingku."

"Apa aku begitu jahat padanya? tapi ini semua keinginannya, dia ingin aku. dan dia berhasil mendapatkan aku, ini bukan sepenuhnya salahku. Yah, bukan salahku. Dia yang mau sendiri, dia ...."

Darren mencengkram kepalanya, rasa bersalahnya pada Savanna membuatnya terus menyalahkan Nadia atas peristiwa yang terjadi. Dia sangat menyesali hari itu, dia membenci Nadia. Bahkan, dirinya jarang pulang.

"Kau puas Nadia? Setelah kau membuat hubunganku dan Savanna putus, kau berhasil membuatku menikahimu. Tapi, tapi kau meninggalkanku mengurus anak kita hah?! puas kamu! apa kamu puas melihatku seperti ini! dendammu terbalaskan bukan!" Histeris DArren.

Di saat Darren kembali mengingat Savanna, dia akan mengeluarkan seluruh emosinya. Hari ini beruntung, tak ada barang yang Darren jadikan sebagai pelampiasan.

Tok!

Tok!

Cklek!

"Maaf tuan, nyonya Nadira datang menemui anda," ujar sekretaris Darren.

Darren berdecak kesal, dia menyandarkan badannya pada kursi kebesarannya sambil memejamkan matanya.

"EKHEM!"

Darren membuka matanya, dia menegakkan tubuhnya dan menatap wanita yang memiliki wajah sama persis seperti Nadia.

"Maaf kakak ipar, aku hanya ingin mengantar makan siang. Aku tau kalau kamu belum makan, dan aku ingin mengajakmu makan bersama," ujar Nadira dengan senyum riang.

Mood Darren bukannya membaik malah semakin memburuk, dia sungguh alergi dengan wanita yang masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Apa hidupmu membosankan Nadira?" Tanya Darren dengan nada sedikit kesal.

Nadira yang akan menaruh rantang makanan di meja kerja Darren pun seketika mengangkat wajahnya.

"Maksud kakak ipar apa? aku hanya membawakan makan siang saja, tadi tante bilang jika beberapa hari ini kakak ipar jarang makan. Aku tidak ingin kakak ipar sakit, karena kan kak Nadia telah menitipkanmu padaku," ujar Nadira dengan tatapan sendu.

"Sejak kapan Nadia menitipkanku padamu? di saat detik terakhirnya bahkan kamu tidak ada di rumah sakit. Bagaimana bisa Nadia menitipkan ku padamu?" Sengit Darren.

"Kenapa kakak ipar selalu memusuhiku, apa salahku? aku hanya ingin berniat baik. Tidak ingin kakak ipar sakit, itu aja," ujar Nadira dengan netra berkaca-kaca.

Darren muak, sangat muak dengan wanita di hadapannya. Selama ini, Delia selalu mendekatkannya dengan Nadira. Ibunya itu mengatakan jika Nadira akan menjadi calon ibu yang baik buat si kembar hanya karena Nadira adalah tante mereka.

Namun, dengan Nadia Darren saja tidak suka apalagi Nadira. Namun, Delia tetaplah Delia. Dia selalu memaksa Darren menuruti perkataannya.

"Sebelum aku marah, lebih baik kamu keluar," ujar Darren dengan tatapan dinginnya.

"Kakak ipar, aku hanya ingin memperhatikan mu. Tante Delia kan bilang, kalau kita ...,"

"Pintu keluar ada di sebelah sana, jika kamu berkata sepatah kata lagi ... aku akan menyeretmu keluar saat itu juga." Penekanan Darren membuat Nadira ketakutan, akhirnya dia memilih keluar setelah meletakkan rantang yang ia bawa di atas meja kerja Darren.

Wanita itu keluar sambil menangis, Darren sudah tebak nanti malam dia pasti akan di omeli oleh ibunya karena membuat Nadira menangis.

"WAAANNN!!!"

"Iya tuan!" Seru sekretaris Darren yang datang dengan tergesa-gesa.

"Buang rantang itu!" Titah Darren sambil melirik ke sebuah rantang.

Sekretaris yang bernama Awan itu menatap rantang yang Darren maksud, dia mendekat dan mengambil rantang itu.

"Maaf tuan, rantangnya masih banyak isinya. Kalau di buang mubadzir, kata ibu saya kalau buang makanan itu do ...,"

"Jangan ceramahi saya sekarang, mood saya sedang buruk. Kalau kamu mau, makan saja. Kalau kamu keracunan atau kena guna-guna jangan salahin saya," ujar Darren dengan entengnya.

"Ha? guna-guna? tapi kata ibu saya ...,"

"Berhenti bicara kata ibu, kata ibu, kata ibu! Apa kau akan berkata juga, kata ibu saya cara cebok begini. Cara berpacaran begini, cara putus begini. Huh?!" Kesal Darren.

Biasanya Darren hanya akan menaggapinya dengan diam, tetapi moodnya sangat buruk karena kedatangan Nadira.

Sekretaris Awan sangat patuh pada ibunya, semua perkataan sang ibu selalu dia ingat. Yang mana membuat temani-temannya terus mengejeknya anak ibu.

"Keluarlah dan hubungi perusahaan Reno, proyek di lampung sedang ada masalah!" Titah DArren.

"Baik tuan," ujar Sekretaris Awan dan pergi dari ruangan Darren sambil membawa rantang.

Brak.

"Kata ibu, kata ibu terus, kenapa gak kata bapak sesekali. Huft ... benar-benar anak berbakti." Gumam Darren sambil menggelengkan kepalanya.

_____

Jangan lupa dukungannya🥰🥰🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

wkwkwkk

2025-03-28

0

Nurlaela

Nurlaela

owwwww, owwwww

2024-12-10

0

Ririn

Ririn

ihh ada ulet keket

2024-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Menerima lamaran
2 Hancur nya sebuah hubungan
3 Pergi
4 Bertemu si kembar
5 Rasa penyesalan itu, masih ada
6 Darren bertanya tentang sapu tangan
7 Hampir bertemu
8 Ketidakpekaan Savanna
9 Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10 penghancur mood Darren
11 Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12 Ketakutan Darren
13 Bertemu kembali
14 Gibran membongkar semuanya
15 Kisah pilu Tuan Will
16 Sesaknya hati Darren
17 Perdebatan sengit Reno dan Darren
18 Onty tukang ketling
19 Tertangkap
20 Dania VS Nadira
21 Hali ayah
22 Aku memaafkan kalian
23 Maukah kamu menjadi istriku?
24 Gagal lagi, gagal lagi
25 Tentang uang Gibran
26 Benda yang Gibran dapat
27 Tentang perasaan Darren dan Savanna
28 Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29 Video Nadia
30 Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31 Pernikahan Darren
32 Pernikahan yang gagal
33 Gabriel yang malang
34 Reno yang aneh
35 Mama Savanna
36 Siapa ayahku mom?
37 Pertemuan Reno dengan Nadira
38 Hati yang tidak di paksa
39 3 bulan kemudian, kehidupan baru
40 Kata mutiara Gibran
41 Berita buruk
42 Kata pedas Adinda untuk mantan
43 Mulutna oma
44 dedek mau di taluh cini?
45 Tidak bisa bebas
46 Penolakan Delia
47 Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48 Permintaan aneh Sava
49 Savanna hamil
50 problem Dania dan Satria
51 Terpaksa menikah
52 Sah!!
53 Kegabutan bumil
54 Omelan Gabriel
55 Kamu adalah putra kandung Abhi
56 Penolakan Darren
57 Selesai
58 Ekstra part
59 Ektra part 2
60 EKTRA PART TERAKHIR.
61 ???
62 62
63 63
64 64
65 Pengumuman ekstra part
66 darft
67 draft
68 EKTRA PART TERAKHIR
69 KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Menerima lamaran
2
Hancur nya sebuah hubungan
3
Pergi
4
Bertemu si kembar
5
Rasa penyesalan itu, masih ada
6
Darren bertanya tentang sapu tangan
7
Hampir bertemu
8
Ketidakpekaan Savanna
9
Dedek hanya ingin cedikit waktu daddy
10
penghancur mood Darren
11
Kenapa bisa tubuhmu penuh luka?
12
Ketakutan Darren
13
Bertemu kembali
14
Gibran membongkar semuanya
15
Kisah pilu Tuan Will
16
Sesaknya hati Darren
17
Perdebatan sengit Reno dan Darren
18
Onty tukang ketling
19
Tertangkap
20
Dania VS Nadira
21
Hali ayah
22
Aku memaafkan kalian
23
Maukah kamu menjadi istriku?
24
Gagal lagi, gagal lagi
25
Tentang uang Gibran
26
Benda yang Gibran dapat
27
Tentang perasaan Darren dan Savanna
28
Punya pacar 2, gue setiain dua-duanya!
29
Video Nadia
30
Dia hanya mencintaimu, tidak dengan kami
31
Pernikahan Darren
32
Pernikahan yang gagal
33
Gabriel yang malang
34
Reno yang aneh
35
Mama Savanna
36
Siapa ayahku mom?
37
Pertemuan Reno dengan Nadira
38
Hati yang tidak di paksa
39
3 bulan kemudian, kehidupan baru
40
Kata mutiara Gibran
41
Berita buruk
42
Kata pedas Adinda untuk mantan
43
Mulutna oma
44
dedek mau di taluh cini?
45
Tidak bisa bebas
46
Penolakan Delia
47
Kedewasaan Gabriel dan si iseng Gibran
48
Permintaan aneh Sava
49
Savanna hamil
50
problem Dania dan Satria
51
Terpaksa menikah
52
Sah!!
53
Kegabutan bumil
54
Omelan Gabriel
55
Kamu adalah putra kandung Abhi
56
Penolakan Darren
57
Selesai
58
Ekstra part
59
Ektra part 2
60
EKTRA PART TERAKHIR.
61
???
62
62
63
63
64
64
65
Pengumuman ekstra part
66
darft
67
draft
68
EKTRA PART TERAKHIR
69
KEMBAR GENIUS MILIK CEO GALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!