Setelah dari kafe Yulia ,Ilham langsung pulang ,Ia sudah tidak sabar menceritakan apa yang diliatnya barusan .Ia juga menunjukkan bukti cctv yang ia dapat dari Arman.Cahaya begitu shock mendengar penuturan dari Ilham dan melihat bukti beripa foto yang Ilham ambil dari kafe juga copy rekaman cctv.
"Mbak sekarang tenangkan pikiran dulu, Istighfar dan tarik nafas lalu buang" ucap Ilham seraya memeluk Kakaknya.
"Selama ini, Mbak pasrah diperlakukan tidak adil. Mbak yang membantu kuliah dia hingga bisa seperti sekarang ini. Tapi ini balasan yang mbak dapatkan. Mbak tidak terima" ucap Cahaya emosi
"Apa yang akan mbak lakukan setelah ini" tanya Ilham.
"Aku akan labrak mereka dan gugat cerai Mas Ridwan" ucap Cahaya mengebu.
"Jangan dulu mbak ?" kata Ridwan
"Kamu mau lihat mbak terus terus terusan menderita?" ucap Cahaya geram.
"Kita harus balas mereka mbak, dulu sebelum bersama mbak dia bukan apa apa. Mbak harus kembalikan dia ketempat semula, enak aja dia menikmati semua jerih payah mbak" ucap Ilham menyeringai.
"Maksudmu bagaimana? mbak nggak ngerti?" tanya Cahaya.
"Seperti slogan spbu, dimulai dari 0 ya " ucap Ilham
"Ilham kamu nggak usah muter muter mbak nggak ngerti maksud kamu apa?" Cahaya makin bingung dengan ucapan Ilham
"Yang harus mbak lakukan adalah pura pura tidak tau tentang kelakuan suami bejatmu itu, Mbak harus bersikab seperti biasa seolah olah tidak ada apa apa" titah Ilham
"Mana bisa begitu, Mbak sakit hati .Ingin rasanya mbak cakar muka laki laki brengsek itu" Sewot cahaya.
"Kita main Cantik mbak, kita kumpulkan bukti yang lebih banyak lagi untuk menghancurkan dia. Agar dia tau sedang berhadapan dengan siapa dia sekarang" ucap Ilham menyeringai.
"Apa bukti itu tidak cukup untuk membungkam mulut Mas Ilham dan keluarganya?" tanya Cahaya.
"Itu belum cukup mbak, Seperti yang aku katakan tadi ingin mengembalikan dia keasalnya, sekarang Mbak ikuti saja apa yang aku minta. Aku sayang sama kamu mbak aku nggak rela kamu diperlakukan kaya begini, makanya nurutlah apa kataku mbak. Diluar sana masih banyak laki laki yang baik untuk kakakku ini" ucap Ilham
"Terserah kamulah, mbak nggak ngerti jalan pikiran kamu. Menurut mbak terlalu kamu itu terlalu rumit kalau mbak hanya ingin labrak dia dan maki maki sampai puas setelah itu cerai. Selesai" ucap Cahaya.
"Mbak nggak usah mikir macem macem, sekarang lakukan aktivitas seperti biasa sisanya serahkan padaku" ucap Ilham.
Seperti saran Ilham Cahaya melakikan aktivitasnya sehari hari tanpa memikirkan Ridwan kembali. Baginya Ridwan sudah mati.Keesokan harinya setelah Ilham ke kampus Ridwan datang kerumah Cahaya dengan mengajak Dinda.
"Ngapain laki laki brengsek itu kemari, bikin darting aja" batin Cahaya.
"Tenang Aya ...ingat kata Ilham harus main cantik" Cahaya berguman sambil menghela nafas
"Aya... aku datang" ucap Ridwan.
"Mau datang kek, mau mati kek peduli amat !" batin Cahaya
"Masuk mas" ucap Cahaya seraya berusaha tersenyum disaat hatinya tidak baik baik saja.
Sesaat lamanya Ridwan memperhatikan Cahaya.Ia tertegun melihat penampilan Cahaya yang sekarang .Kulit kusam nan legam kini telah berganti dengan Kulit putih terawat nyaris tanpa jerawat.
Seperti biasa Cahaya mencium tangan Ridwan meskipun sebenarnya dia udah neg .sebisa mungkin ia Tahan.
"Kulit Kamu halus banget ya" ucap Ridwan ketiga tanganya menyentuh tangan Cahaya.
"Berkat kamu mas, yang selalu kasih uang buat perawatan" sindir Cahaya.
"Maafin Aku ya!" ucap Ridwan
"Makan tuh maaf, tiap hari minta maaf kelakuan bukanya berubah malah tambah berulah" batin Cahaya.
"Kan belum lebaran mas kok minta maaf terus, kamu kan nggak pernah salah" Cahaya kembali menyindir.
"Oh ya, Kedatanganku kesini mau minta tolong kamu untuk jagain Dinda sebentar" kata Ridwan.Cahaya hanya bisa menghela nafas mendengar permintaan suami tak tau diri itu.
"Memangnya Dita kemana? dan Ibu juga ada dirumah kan, aku harus jualan kue. Emang boleh Dinda aku ajak panas panasan?" tanya Cahaya.
"Ya ,Janganlah ... Dinda lagi repot dan Ibu sedang tidak enak badan" ucap Ridwan seiba mungkin.
"Mas ...kamu pikir aku nggak punya kerjaan? kalau kamu mau Dinda aku ajak ya harus perbolehkan kuajak keliling jualan kue" ucap Cahaya.
"Aya...bukanya sekarang kamu udah nggak keliling lagi jualan sudah ada kurir yang ambil?" todong ridwan.
"Sialan dari mana dia tau tentang itu, pulang aja jarang dan toko kueku juga tidak disini. Laki laki ini bener bener picik , Bener kata Ilham aku harus main Cantik ngadepin manusia tidak tau malu satu ini" batin Cahaya.
"Ada beberapa toko yang mengharuskan aku sendiri yang antar" Dusta Cahaya.
"Tapi kamu gendong ya" pinta Ridwan.
" Terus kalau aku gendong Narayan gimana?" pancingku
"Kan Narayan itu laki laki, biar jalan sendiri " ucap Ridwan tanpa Dosa.
"Bener bener nggak punya hati kamu ya mas, Narayan itu anak kamu.Tapi kamu lebih mementingin tuyul ini" ucap Cahaya sambil menunjuk Dinda.
"Kamu jangan berlebihan deh Aya, kamu ingat dia Anak yatim harusnya kamu sayang dia" ucap Ridwan.
"Tuyul ini sudah terlalu banyak yang menyayangi sebelum dia menjadi yatim, sedangkan anakku nggak ada yang peduli selain aku Ibunya.Apa Narayan harus jadi anak yatim dulu baru kalian bisa menyayanginya" Cahaya seketika emosi ketika menyangkut Narayan Anaknya.Amarah yang sejak tadi ia pendam keluar juga.
"Jaga bicaramu Aya, kamu nyumpahi aku mati" sentak Ridwan.
"Oh kamu bapaknya? kok aku baru tau kemana aja selama ini" tanya Cahaya.
"Sudahlah Aya ...aku malas berdebat sama kamu, pokoknya aku titip Dinda. Aku sudah kesiangan " ucap Ridwan pada akirnya.
"Assalamualaikum....." ucap Ridwan seraya meninggalkan Cahaya dan Dinda.
"Sebel banget sama tuyul satu ini , malah dititipin segala" guman Cahaya.
"Heh... Tuyul kamu disini jangan nakal. Kalau kamu dorong dorong Narayan dan kamu pukuli kaya kemarin nanti kamu akan aku masukkan ke kardus dan kujual pada tukang rosok" ucap Cahaya menakut nakuti Dinda agar tidak nakal sama Narayan. Sebab Ia selalu dibuat darah tinggi dengan kelakuan bocah itu. Dinda hanya mengangguk sepertinya bocah itu benar benar takut kalau dijual ke tukang rosok.
Sebenci bencinya cahaya pada bocah itu ia tidak akan menyakiti bocah itu.Makan siangpun bocah itu dikasih menu yang sama dengan anaknya. Namun ia juga meperingatkan agar jangan menganggu anaknya makan. Biasanya bocah itu akan mengacak acak makanan Narayan seenak jidat.namun kali ini ia tidak mungkin berani karena ancaman Cahaya.
"Narayan...kita baikan ya ,kamu kan saudara aku. Papa kamu kan sekarang papa aku juga" kata Dinda.
"Nalayan nggak puna papa...itukan papana kak inda setiap hali dilumah kak inda ..." ucap Narayan polos. Cahaya yang mendengar ucapan anaknya seketika meneteskan air matanya ia tidak pernah menjelekkan Ayahnya didepan anaknya. Lalu kenapa anaknya bis berpikiran seperti itu?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Didin Wahidin
minta balik uang kuliah dr pendaftaran sampe lulus ma wisuda, berpa juta tuh habisnya, eneq gua lako Mokondo
2024-12-19
0
Yusni Ali
Wooow....bagus Aya.... Ridwan kamu akan menyesal
2023-04-10
0