Aswan kritis

Pagi hari Cahaya dikejutkan dengan kedatangan mertuanya.Begitu datang langsung menyerang Cahaya dengan kata kata pedas

"Hei ...menantu nggak ada guna, bisa bisanya kamu nyuruh suami kamu melawan Ibu" geram Mertua Cahaya

"Maksud Ibu apa? Aya bener bener nggak ngerti" ucap Cahaya yang masih kebingungan dengan ucapan mertuanya.

"Nggak usah sok polos, kamu kan yang melarang Ridwan mengangkat pangilan telephoneku semalam" Tuduh mertua Cahaya.

"Oh masalah itu, Demi Tuhan saya sudah menyuruh mas Ridwan untuk mengangkat ponselnya" ungkap Cahaya

"Jangan bawa bawa Tuhan dengan mulut busukmu itu, Nyawa anakku diujung tanduk bisa bisanya kamu larang dia mengangkat pangilanku" ucap Mertua cahaya.Sementara Ridwan segera keluar mendengar keributan diluar.

" Ada apa ini kok pagi pagi sudah rame banget?" tanya Ridwan tanpa dosa

"Ada apa, ada apa,? puas kamu setelah sembunyi dibalik rok istrimu, kamu gila ya? Ibu semalam hubungi kamu nggak diangkat" omel Ibunya Ridwan

"Memangnya apa bu?, kok sampai malam malam menghubungi Ridwan" tanya Ridwan

"Makanya kalau orang tua telephone itu diangkat jangan gara gara takut istri ogah mengangkat telephone penting" ucap Ibunya Ridwan

"Dari tadi Ibu muter muter ngomongnya, intinya kenapa kemarin malam menghubungiku" tanya Ridwan pada akhirnya

"Hik..hiks... " ibunya Ridwan malah menangis sesengukan

"Ibu jauh jauh kesini cuman pingin nangis? aku mau kekantor teruskan saja Dramanya" ucap Ridwan kesal .

"Adekmu Aswan kecelakaan, sekarang dirumah sakit" ucap Ibunya Ridwan pada akirnya.

"Kenapa nggak ngomong dari tadi malah muter muter, sekarang kita kesana" ucap Ridwan

"Aku ikut mas" kata Cahaya

"Cepetan kita kerumah Ibu dulu, ambil mobil dinas" ucap Ridwan

"Mobil Dinas? mobil dinas siapa mas?" tanya Cahaya

"Punyakulah ...cepetan lelet banget" ucap Ridwan. Cahaya bener bener Syok mengetahui Ridwan mempunyai mobil dinas. Ia selalu pontang panting kesana kemari jalan kaki, bahkan ketika Narayan sakit terpaksa ia naik ojek. Sementara selama ini mertua dan Dita bisa kemana mana menggunakan mobil dinas Ridwan. Yang dulu selalu Ridwan bilang itu mobil Aswan. Cahaya tersenyum getir Rasanya ia ingin menanyakan lebih lanjut namun situasinya belum pas. Saat ini yang jadi prioritas adalah keselamatan Aswan.Mobil terus bergerak menuju Rumah sakit .Sesampainya dirumah sakit mereka langsung menuju UGD karena kondisi Aswan parah.

"Mas Ridwan ...hiks ...hiks" Dita langsung menghabur memeluk Ridwan .

"What dia peluk laki gue? dan mas Ridwan malah membalas pelukanya, tenang Aya ...tenang Dinda lebih butuh suamimu" batin Cahaya terus berkecamuk melihat Dita terus terusan memeluk Ridwab dan Ridwan juga memeluknya dengan erat sesekali menciumi pucuk kepala Dita

"Apakah pantas laki laki dan perempuan bukan muhrim berpelukan seperti itu dan mereka berpelukan bukan hanya sebentar" batin Cahaya meraung menahan kecemburuan.

"Aya kamu belikan makanan dan minuman untuk Dita" titah mertua Cahaya

"Iya bu, mana uangnya?" tanya Cahaya

"Pelit banget jadi orang, pakai uang kamu dong" Ibu Ridwan membentak Cahaya

"Saya nggak bawa uang bu" kata Cahaya apa adanya

"Dasar pelit, udah tau saudara kecelakaan kaya gini harusnya kamu kesini bawa uang banyak" umpat mertua cahaya .

"Uang dari mana bu, sedangkan sehari hari saja saya kerja serabutan untuk nutupi kebutuhan"ucap Cahaya

"Ngelawan terus! nggak bersyukur punya suami kerja mapan" omel mertua Cahaya.Sementara Cahaya hanya dia percuma saja ia bicara karena akan selalu salah dimata mertuanya.

"Udah ini ada uang, kamu belikan makan dan minum Dita" Ridwan memberikan selembar uang berwarna merah, seumur umur hidup bersama Ridwan ia belum pernah dikasih uang seratus ribu, ini hanya untuk uang jajan Dita dengan begitu gampangnya Ridwan mengeluarkan uang. Rasanya ingin protes namun lagi lagi situasinya tidak memungkinkan.

"Aku titip Narayan sebentar" ucap Cahaya

"Kamu nggak liat, aku lagi nenangin Dita " bentak Ridwan.

"What... dia lebih pilih nenangin Dita dari pada anaknya" batin Cahaya mengeliat

"Bu, titip Narayan ya?" ucap Cahaya.

"Kamu nggak liat ibu lagi sedih? malah kamu suruh momong" ucap Mertua Cahaya. Kemudian Cahaya bergegas keluar mencari makanan dan membawa Narayan ikut serta. Sampai diparkiran ia bertemu dengan Ibu Yulia.

"Aya ... mau kemana kamu?" tanya Yulia.

"Mau cari makanan bu" jawab Cahaya

"Kok kamu dirumah sakit? siapa yang sakit dan kenapa Narayan dibawa kesini " tanya Yulia

"Yang sakit Ipar saya bu, dia habis kecelakaan dan Narayan nggak ada yang menjaga jadi terpaksa saya bawa" ucap Cahaya apa adanya.

"Udah Narayan Biar Ibu bawa aja, kasian dia masih terlalu kecil. Rumah sakit bukan tempat bermain dia, kebetulan aku mau pulang nanti kamu ambil dia di kafe" kata Yulia

"Tapi ..bu"

"Tidak ada tapi tapian, kamu nggak sayang sama anak kamu ,kalau lama lama disini ia bisa ketularan penyakit" ucap Yulia sambil mengendong Narayan.

"Terima kasih bu" ucap Cahaya sambil berkaca kaca, ia terharu sekali dengan kebaikan Yulia.Mertuanya saja tidak pernah mengangap Narayan ada.

Mobil Yang dikendarai Yulia melaju meninggalkan Rumah sakit.Sementara Cahaya langsung membeli makanan dan minuman .

"Lama banget, beli makan aja" umpat mertua Cahaya.

"Mana kembalianya nanti kamu tilep lagi" ucap Mertua Cahaya lagi

Cahaya hanya bisa mengehela nafas. Tak ada yang mananyakan keberadaan Narayan padahal tadi ia bersama Narayan .Tak ada satupun yang peduli Narayan dimana dan kenapa Cahaya sendiri dimana Narayan sama sekali nggak ada yang perduli termasuk Ridwan ayah kandung Narayan.Setelah mereka makan hingga kenyang tak ada satupun yang menawari Cahaya makan dan menanyakan sudah makan atau belum.

Ketika sore hari Rombongan temen teman Ridwan datang kerumah sakit untuk menengok Aswan.

"Mbak Cahaya disini juga" tanya Salah satu teman Ridwan tapi yang ditanya bukan Aya melainkan Dita

"Iya" sahut Dita

"What... Dita mengaku namanya Cahaya, apa peduli gue mau pakai nama matahari juga silahkan suka suka dialah " batin Cahaya .

"Mbak ini pembantunya Ridwan ya?" tanya salah seorang teman mas Ridwan kepadaku. Mungkin karena pakaianku lusuh sehingga dia mengira aku pembantunya mas Ridwan.

"Bukan saya... " belum sempat Cahaya meneruskan kata katanya sudah di jawab mertuanya

"Ini keponakanku" jawab mertua Cahaya .

"Apa maksudnya dia bilang kalau aku keponakanya, apa dia malu dengan penampilanku? aku begini kan juga karena anaknya kasih nafkah nggak layak dan Mas Ridwan bisa bisanya dia diam saja aku dibilang ponakanya" Cahaya kembali membatin.

"Kita ngobrol disana saja" ucap Ibu mertua Cahaya .sengaja menjauhkan Cahaya dari teman teman Ridwan. Cahaya kemudian pergi ia sadar kehadiranya tidak diharapkan ia menuju toilet disana ia bertemu dengan salah satu teman perempuan Ridwan.

"Mbak temenya Mas Ridwan ya? yang disana tadi?" tanya Cahaya Ramah

"Iya mbak, mbak ponakanya Pak Ridwan ya?" tanya perempuan tadu

"Iya ..." kata Cahaya ingin tau lebih jauh tentang Ridwan yang selama ini tidak ia ketahui.

"Mbak udah lama kerja dengan Mas Ridwan " tanya Cahaya hati hati

"Udah mbak, saya masuk pas istrinya lahiran, ituloh Bu Cahaya yang tadi itu" ucap perempuan tadi.

"Maksudnya perempuan ini apa?" batin Cahaya

"Ohhh... dimana istrinya Mas Ridwan melahirkan dulu saya pingin tau aja saya baru aja dari kampung jadi nggak tau apa apa soal mas Ridwan dan keluarganya" kata Cahaya memancing

"Dirumah sakit ini juga, Diruang VVIP tentunya kan maklum istrinya Manager mbak Fasilitasnya waw punya" kata perempuan tadi.

"Oh ya? anaknya laki laki apa perempuan mbak" tanya Cahaya

"Laki laki namanya Narayan kalau nggak salah" tutur perempuan tersebut.

"Yang ini bukan" Cahaya memperlihatkan foto Narayan bersama Dinda

"Iya yang ini" perempuan tersebut menunjuk Dinda .

"Mbak Yakin" tanya Cahaya

"Yakinlah, karena saya yang mengurus BPJS pak Ridwan dan keluarga" jawab perempuan tadi

"Sialan jadi selama ini Dita dan Dinda memakai namaku dan nama Narayan untuk memakai fasilitas BPJS mas Ridwan, bisa bisa mereka melakukan ini semua sama aku" batin Cahaya.

Terpopuler

Comments

Yusni Ali

Yusni Ali

Dasar suami dan mertua yg kejam

2023-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Terhalang Restu
2 Acting Ibunya Ridwan
3 Di Grebek Warga
4 Pindah Rumah
5 Cahaya Hamil
6 Nafkah dua puluh ribu
7 Slip gaji Ridwan
8 Dinda
9 Bertemu orang baru
10 Ibu Yulia
11 Aswan kritis
12 Bangkit
13 Ridwan pulang
14 Rencana Ilham
15 Dinda
16 Detektif Ilham
17 Ambang batas kesabaran
18 Video Viral
19 Pov Ridwan
20 Tuntutan
21 Denda
22 Sidang perceraian
23 Sidang putusan
24 Penyelidikan kasus Ilham
25 Ridwan jadi tersangka
26 Pov Sila
27 Nasib Ridwan
28 Lamaran juragan Sukirman
29 Usaha Ridwan
30 Gagal
31 Arman mulai mendekati Cahaya
32 Tamasya ke Taman safari
33 Menjauh
34 Gundah Gulana
35 Shella
36 Pertolongan Ilham
37 Dinda Sakit
38 Vonis penyakit Dinda
39 Keluarga benalu
40 Narayan diculik
41 Narayan Sakit
42 Surat perjanjian
43 Berubah jadi Ultraman
44 Masalah baru
45 Dinda kecelakaan
46 Sebuah Fakta
47 Talak
48 Hancur
49 Narayan ulang Tahun
50 Binar
51 Masuk sarang buaya
52 Narayan bertemu neneknya ditaman
53 Narayan hilang lagi
54 Insiden pagi hari
55 Sidang RT
56 Kericuhan
57 Sah
58 Ilham pulang
59 Menyelesaikan masalah dengan cara Ilham
60 Sanksi sosial
61 Dinda lagi
62 Hari Ayah
63 Siapa Anda ?
64 Pesta
65 perang dingin
66 Kedatangan Siti
67 Tertampar kenyataan
68 Reog kecil
69 Menyerahkan Dinda pada Ayah kandungnya
70 Rencana pesta di Panti
71 Tuyul beraksi
72 Dita mendapat pekerjaan baru
73 Visual
74 Nasib Dita
75 Tertangkap
76 ular Betina
77 Adu jotos
78 Takut kehilangan
79 Dimana Aya
80 Cahaya pulang
81 Kangen
82 Marni
83 Semakin Dekat
84 Bubar
85 Menjalani takdir
86 Berbaikan
87 Pengalaman Mistis Ridwan
88 Ulang Tahun perusahaan
89 Penyesalan datangnya belakangan
90 Ingin disisi mereka kembali
91 Bertemu Dinda kembali
92 Usaha baru Ridwan
93 Menjalankan Aksi
94 Berjuang kembali mendapatkan Aya
95 Nekat
96 Semakin nekat
97 Kabar bahagia ditengah huru hara
98 Membebaskan Ridwan
99 Over Protektive
100 Bertemu Dita
101 Aya Hilang
102 Shella lagi
103 Kedatangan Sila
104 Kedatangan Sukirman
105 Sila kecelakaan
106 Harga yang harus dibayar
107 Menyalahkan Nasib
108 Meminta maaf
109 Shella kembali berulah
110 Ular betina jilid 2
111 Belum ada titik terang
112 Mama Yulia
113 Berdamai
114 Sendiri memeluk sepi
115 Membiasakan dengan keadaan
116 Secuil perhatian dari Narayan
117 Rukiyah
118 Akibat Musrik dan main dukun
119 Shella terkena musibah
120 Aya masuk Rumah sakit
121 Masih Marahan
122 Shella terpuruk
123 Nasib Shella
124 Akhir kisah Shella
125 Kedatangan Ibunya Ridwan
126 Diacuhkan
127 Semua akan indah pada waktunya
128 Novel baru
129 novel baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Terhalang Restu
2
Acting Ibunya Ridwan
3
Di Grebek Warga
4
Pindah Rumah
5
Cahaya Hamil
6
Nafkah dua puluh ribu
7
Slip gaji Ridwan
8
Dinda
9
Bertemu orang baru
10
Ibu Yulia
11
Aswan kritis
12
Bangkit
13
Ridwan pulang
14
Rencana Ilham
15
Dinda
16
Detektif Ilham
17
Ambang batas kesabaran
18
Video Viral
19
Pov Ridwan
20
Tuntutan
21
Denda
22
Sidang perceraian
23
Sidang putusan
24
Penyelidikan kasus Ilham
25
Ridwan jadi tersangka
26
Pov Sila
27
Nasib Ridwan
28
Lamaran juragan Sukirman
29
Usaha Ridwan
30
Gagal
31
Arman mulai mendekati Cahaya
32
Tamasya ke Taman safari
33
Menjauh
34
Gundah Gulana
35
Shella
36
Pertolongan Ilham
37
Dinda Sakit
38
Vonis penyakit Dinda
39
Keluarga benalu
40
Narayan diculik
41
Narayan Sakit
42
Surat perjanjian
43
Berubah jadi Ultraman
44
Masalah baru
45
Dinda kecelakaan
46
Sebuah Fakta
47
Talak
48
Hancur
49
Narayan ulang Tahun
50
Binar
51
Masuk sarang buaya
52
Narayan bertemu neneknya ditaman
53
Narayan hilang lagi
54
Insiden pagi hari
55
Sidang RT
56
Kericuhan
57
Sah
58
Ilham pulang
59
Menyelesaikan masalah dengan cara Ilham
60
Sanksi sosial
61
Dinda lagi
62
Hari Ayah
63
Siapa Anda ?
64
Pesta
65
perang dingin
66
Kedatangan Siti
67
Tertampar kenyataan
68
Reog kecil
69
Menyerahkan Dinda pada Ayah kandungnya
70
Rencana pesta di Panti
71
Tuyul beraksi
72
Dita mendapat pekerjaan baru
73
Visual
74
Nasib Dita
75
Tertangkap
76
ular Betina
77
Adu jotos
78
Takut kehilangan
79
Dimana Aya
80
Cahaya pulang
81
Kangen
82
Marni
83
Semakin Dekat
84
Bubar
85
Menjalani takdir
86
Berbaikan
87
Pengalaman Mistis Ridwan
88
Ulang Tahun perusahaan
89
Penyesalan datangnya belakangan
90
Ingin disisi mereka kembali
91
Bertemu Dinda kembali
92
Usaha baru Ridwan
93
Menjalankan Aksi
94
Berjuang kembali mendapatkan Aya
95
Nekat
96
Semakin nekat
97
Kabar bahagia ditengah huru hara
98
Membebaskan Ridwan
99
Over Protektive
100
Bertemu Dita
101
Aya Hilang
102
Shella lagi
103
Kedatangan Sila
104
Kedatangan Sukirman
105
Sila kecelakaan
106
Harga yang harus dibayar
107
Menyalahkan Nasib
108
Meminta maaf
109
Shella kembali berulah
110
Ular betina jilid 2
111
Belum ada titik terang
112
Mama Yulia
113
Berdamai
114
Sendiri memeluk sepi
115
Membiasakan dengan keadaan
116
Secuil perhatian dari Narayan
117
Rukiyah
118
Akibat Musrik dan main dukun
119
Shella terkena musibah
120
Aya masuk Rumah sakit
121
Masih Marahan
122
Shella terpuruk
123
Nasib Shella
124
Akhir kisah Shella
125
Kedatangan Ibunya Ridwan
126
Diacuhkan
127
Semua akan indah pada waktunya
128
Novel baru
129
novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!