Setelah kejadian Dinda mengadu pada Ridwan entah mengapa anak kecil itu lebih sering bermain ke kontrakan Cahaya.
"Huh... riwayat mengasuh si tuyul itu lagi" batin Cahaya.
"Hallo... tante miskin aku datan ladi" ucap Dinda tidak sopan
"Mas ngapain sih, bawa tuyul itu kesini. Mas pikir aku nggak ada kerjaan, suruh ngasuh anak itu" tanya Cahaya geram.
"Kamu jangan begitu, dia ponakanku itu artinya ponakanmu juga, lagian kamu kan jaganya sekalian jaga Narayan" ucap Ridwan
"Tapi aku tidak suka mas, anaknya nakal dan tidak sopan" ucap Cahaya
" Ya kamu maklumi aja, namanya juga anak-anak" kata Ridwan
"Kamu tau nggak kemarin dia mencakar Narayan. Nih liat, lukanya sampai sekarang masih ada bekasnya .Saat aku lerai dia malah mengigitku" ucap Cahaya seraya memperlihatkan bekas gigitan ditanganya.
"Namanya juga anak-anak kamu maklumi aja, sekarang aku mau berangkat kerja aku titip dia, kamu jangan jutekin" kata Ridwan
"Titip, titip, memang aku jasa penitipan tiap hari kerjanya nitip terus, mana anaknya nakal begini. Aku nggak mau ya mas ngutang diwarung gara gara anak ini" ucap Cahaya
"Ini buat uang jajan dia" ucap Ridwan seraya memberikan selembar uang dua puluh ribu rupiah
"Keren banget kamu mas, uang jajan tuyul ini sama dengan nafkahku" ucap Aya sambil berdecak sebal
"Kamu nggak usah cerewet , buktinya kamu sampai sekarang nggak kelaparan itu artinya cukup jangan serakah kamu" ucapnya sambil berlalu meninggalkan Cahaya. Sementara Cahaya hanya diam.Toh dia protes juga nggak bakal digubris
"Pakde berangkat dulu ya, kamu dirumah baik baik saja, jangan nakal kasian Bude" Nasehat Ridwan
"Iya pakde ... semanat keljana bial kita bica liburan ladi" ucap Dinda. Ridwan hanya tersenyum seraya mengacak rambut Dinda gemas.
Selepas kepegian Ridwan, Cahaya langsung mendekati Dinda
"Dinda tadi kamu bilang liburan? kapan kamu liburan" tanya Cahaya mulai kepo
"Kamu nenye bertanya tanya" ucap Dinda menyebalkan
Sekuat tenaga Cahaya berusaha tidak marah .
"Dasar Tuyul , kalau aku tidak butuh informasi dari kamu sudah aku getok kepalamu yang rambutnya tak seberapa itu" Batin Cahaya Seraya mengurut dadanya namun ia tidak kekurangan Ide untuk mengorek informasi dari Dinda
"Ya sudah kalau tidak mau cerita, bude mau ke warung sama Narayan kamu dirumah dulu, bude repot bawa dagangan dan Narayan jadi nggak bisa bawa kamu" ucap Cahaya
"Bude ikut..." ucap Dinda
" Kamu kan bukan temenya bude, karena kamu nggak cerita sama bude" ucap Cahaya menjebak Dinda
"Tapi bude janji nggak bilang bilang ke Pakde kalau Inda celita" kata Dinda
"Iya Bude janji, kita kan temenan" ucap Cahaya
"Jadi minggu lalu kita ke Bandung, liburan dan ninep di hotel bagus banet" kata Dinda antusias
"Dalam rangka apa kamu kesana?" tanya Cahaya
"kata nenek pakde naik jabatan jadi managel gitu" kata Dinda
"Jeduarrrr...." bagai disambar petir mendengar cerita Dinda
"Tega teganya kamu mas, disini anak dan istri kamu makan seadanya dirumah sementara kamu malah liburan dengan orang lain, padahal kamu bisa kuliah karena aku" batin Cahaya nelangsa. Jika ia langsung bertanya pada suaminya pasti dia akan mengelak. Ia harus mengumpulkan bukti dahulu sebelum mengkonfirmasi ke suaminya.
Sore hari Ridwan pulang dari kantor langsung pulang kekontrakanya karena Dinda ada disana
"Dinda tadi kamu nakal nggak?" tanya Ridwan
"Enggak kan sekalang aku belteman cama bude, ya kan bude" ucap Dinda .
"Mas kamu kan sudah lama kerja di sana, kamu nggak ada keiginan gitu ngajak aku dan Narahan jalan jalan gitu?" pancing Cahaya
"Aya... kamu kaya nggak tau aja, dari mana uang untuk jalan jalan kita bisa hidup sehari hari aja sudah syukur" ucap Ridwan
"Cih... dasar laki laki nggak bertanggung jawab awas saja nanti kalau aku sudah punya bukti" batin Cahaya
"Ya udah mas" ucap cahaya pada akirnya
"Nah gitu dong, ini baru istri mas yang penurut" ucap Ridwan
"Iya saking penurutnya kamu bohongi terus" batin Cahaya
"Mas aku bisa selalu memaafkan kamu, asal jangan satu hal yaitu perselingkuhan, kalau kamu sudah melakukan itu aku akan tingalin kamu" ucap Cahaya.
"Ya nggak mungkinlah Aya, siapa yang mau dengan laki laki kaya aku selain kamu" ucap Ridwan
"Iya juga ya mas" ucap Cahaya sambil tersenyum. Membayangkan perempuan mana yang mau menikah dan diajak menderita seperti dirinya. Ia sebenarnya juga menyadari kalau dia bodoh mau maunya diajak hidup sengsara denga Ridwan.
Keesokan harinya cahaya mengantar pesanan kue kue kewarung langananya.
"Aya ... kok baru pasok kuenya sekarang padahal kuenya sudah habis dari kemarin" ucap pemilik warung
"Kemarin itu riweh bu, soalnya ponakanku dititipin ditempatku" ucap Cahaya
"Anaknya Dita maksud kamu?" tanya pemilik warung
"Iya bu" kata Cahaya
"Enak bener dia kemarin dia kesalon sama ponakanku uang suaminya kerja di BUMN itu, lha kok enak enakan anaknya dititipin kamu" ucap pemilik warung
"Kok Ibu tau, kalau Dita kemarin ke salon" tanya Cahaya
"Ya taulah , sebelum kesalon mereka mampir kesini sebentar" ucap pemilik warung
"Sialan ... aku dijadikan babu gratis oleh Dita" batin Cahaya
"Yang Ibu heran itu, si Dita suaminya kerjanya cuma kaya gitu penampilanya waw banget, sementara kamu suami kami pekerjaan mentereng tapi penampilan kamu maaf ya cahaya ...kaya gitu" kata pemilik warung terlalu jujur
"Ya dia punya uang bu, sementara saya tidak" ucap Cahaya
"Aya, Ibu itu sebenarnya kasihan sama kamu. Nasib kamu kok begini amat Ibu saranin kamu coba kamu selidiki suami kamu kayanya ada yang nggak beres, masa suami kerja mentereng istrinya dibiarkan kerja sambil momong begitu" kata Ibu pemilik Warung.
"Saya percaya sama, suami saya bu" ucap Cahaya menutupi keadaan rumah tangganya.
"Ya sudah ... kalau itu maumu, Aya kamu coba bawa kue kue kamu ke teman Ibu dia punya kafe di deket kantor suami kamu. kalau kamu mau Ibu hubungi dia biar bantu menjualkan kue kue kamu, disana pasti laku secara kue kamu enak " kata Ibu pemilik warung
"Ya bu, saya mau banget.Terima kasih sudah bantu saya" ucap Cahaya terharu dengan kebaikan pemilik warung.sesaat kemudian pemilik warung menghubungi temanya pemilik cafe dan atas rekomendasi pemilik warung itu mereka setuju Cahaya memasok kue kue disana.
"Akhamdulillah besuk pesanan kue nambah, Narayan ini rejeki kamu nak" ucap Cahaya sembari menciumi pipi putranya
"Tapi aku harus diam diam, kalau mas Ridwan tau pasti ia tidak mengijinkan" batin Cahaya.
"Krompyang....." terdengar suara seperti benda jatuh dari dalam kontrakan Cahaya .Ia segera melihat kedalam kontrakanya .Betapa terkejutnya saat sampai dikontrakan Dinda sudah disana dan mengacak acak rumahnya dan memecahkan sebagian perabot Cahaya
"Ya Tuhan.....cobaan apa lagi ini, peralatan ini hasil kredit belum lunas sekarang sudah dipecahin Tuyul satu ini" geram Cahaya
"Ada apa sih Aya kok teriak teriak" tanya Ridwan dari dalam rumah
"Liat kelakuan ponakanmu, perabotanku dipecahin semua padahal itu belum lunas" ucap Cahaya geram
"Hallah nggak usah dibesar besarkan, hanya masalah kaya gitu besuk kamu kredit lagi" ucapnya enteng
"Kredit lagi katamu mas, yang kemarin aja belum lunas. Susah payah aku ngumpulin uang buat kredit, kalau aku kredit kamu mau bayarin?" tanya Cahaya sambil menangis
Ridwan hanya diam tidak menangapi ucapan Cahaya ia segera mengendong ponakanya dan membawanya pulang .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Yusni Ali
, Gregetan.... udah cerai aja
2023-04-10
0