Pov Cahaya
Hari pertama menjadi istri Ridwan mertuaku masih memperlakukanku dengan baik .Namun setelah seminggu menikah dengan Ridwan dan pernikahan kami didaftarkan kepengadilan agama sikab mertuaku sudah mulai kelihatan.Sore ini aku baru saja pulang dari pabrik sampai dirumah aku hanya dapat menghela nafas .Rumah berantakan cucian piring dan perabotan seabrek ditambah lagi cucian pakaian numpuk segunung.
"Cahaya setelah kamu ganti baju, kamu beresin rumah dan masak Ibu sudah lapar sekali" kata Ibu mertuaku.
"Loh memangnya Ibu nggak masak?" tanyaku
"Lah ngapain Ibu cape cape masak kan ada kamu menantu Ibu" ucap Mertuaku
"Lah seharian Ibu ngapain aja?, rumah masih berantakan cucian segunung, sampah berserakan dimana mana" tanyaku halus aku mencoba bersabar
"Iya Ibu santai santai lah, ngapain juga Ibu repot repot kan ada kamu sebagai menantu Ibu, apa gunanya punya menantu kalau Ibu masih kerja sendiri" ucap Ibu mertuaku . Aku semakin geram mendengar penuturan mertuaku sebisa mungkin aku tahan lalu aku mulai membersihkan rumah, mencuci setelah semua selesai aku juga harus memasak. Rasanya aku sangat lelah.
Makin hari makin menjadi kelakuan Ibunya Mas Ridwan, setiap hari kerjanya hanya ongkang ongkang dan setiap bulanya dia juga minta jatah uang dariku dan juga Mas Ridwan.
"Ya Tuhan...
sampai kapan aku begini,aku bener benar nggak kuat lelah jiwa ragaku" Batinku nelangsa
"Kenapa sayang kok kamu melamun?" tanya Mas Ridwan
"Aku capek mas, bayangkan saja setiap hari harus bangun jam empat memasak terus ke pabrik, pulang jam lima sore sampai rumah masih membereskan kekacauan rumah dan menyiapkan makan malam, tidur baru jam sebelas belum lagi nanti kamu minta jatah. Aku bener bener capek mas" ucapku pada Mas Ridwan
"Maafkan aku dek, nanti aku coba bicara sama Ibu" kata Ridwan. Kemudian ia melangkah menuju kamar Ibunya
"Bu, aku mau bicara" kata Mas Ridwan
"Bicaralah!" ucap Ibunya Mas Ridwan
"Bu, tolong kalau dirumah Ibu bantu bantu bersih bersih ,mencuci masak kasian Cahaya dia masih kerja dan pulang kerumah kondisi rumah berantakan" kata Mas Ridwan
"Hallah istri kamu itu tukang ngadu, Ibu sudah tua.Sudah sepantasnya Ibu istirahat. Apa gunanya punya menantu kalau ibu masih sibuk kerja" cerocos Ibu Niar Ibunya Mas Ridwan
"Ya ... setidaknya bantu Cahaya dikitlah bu, minimal bantu masak aja atau bersih bersih aja jangan semua pekerjaan dikasih Cahaya" ucap Mas Ridwan
"Kamu sekarang berani ya ,nyuruh nyuruh Ibu seperti pembantu mengerjakan pekerjaan rumah" ucap bu Tini (mertuaku )emosi
"Bukan begitu bu ...." ucap Ridwan
Yang membuat mertuaku semakin murka
"Awas saja kamu Cahaya, kalau Ridwan sudah berangkat kerja.aku bakal kasih pelajaran sama kamu" mertuaku berguman. Dan benar saja setelah Mas Ridwan berangkat kerja mertuaku sibuk memaki makiku. Sementara Aku hanya bisa menagis dan pasrah ketika aku di maki maki mertuaku .
Setelah kejadian itu mertuaku semakin menjadi jadi kelakuanya setiap hari ada saja ulahnya yang membuatku menderita.Tubuhku kian hari kian kurus. Kini aku tidak bisa mengirim uang keorang tuaku dikampung uang gajiku habis untuk memenuhi tuntutan mertuaku yang ingin ini dan itu. Sampai suatu ketika aku tumbang juga. Aku pingsan saat di pabrik kemudian dibawa ke klinik dari klinik menyarankan untuk dibawa kerumah sakit agar mendapat perawatan intensif.
"Istri saya sakit apa dok?" tanya Mas Ridwan pada dokter dirumah sakit
"Istri bapak sakit tipes" kata dokter
"Kenapa bisa begitu? apa penyebabnya dok?," pertanyaan bodoh keluar dari mulut Mas Ridwan
"Banyak penyebabnya antara lain makan tidak teratur, makanan pedas dan juga stres juga bisa memicunya" ucap dokter menjelaskan pada Ridwan
"Cahaya tidak pernah makan makanan pedas jadi kemungkinan dia stres dan pola makanya tidak teratur" kata Ridwan
"Saya sarankan sebaiknya jaga pola makan istri anda dan istirahat yang cukup" kata dokter. Setelah dari ruang dokter Ridwan melihat keadaanku.Ia melihatku kini tengah tergolek lemas dengan selang infus menancap dipergelangan tanganya.Tubuhku kurus wajahnya pucat pasi . kelihatanya Mas Ridwan sangat prihatin melihat keadaanku .
"Mas ...aku sakit apa?" tanyaku
"Kamu tipes sayang" kata Ridwan
"Mas boleh nggak kalau sehabis dari sini kita ngontrak aja deket pabrik" pintaku pada Mas Ridwan jujur saja aku sudah tidak kuat bila harus serumah lagi dengan mertuaku
"Akan aku pikirkan sayang nanti aku bilang ke Ibu dulu" ucap Mas Ridwan.Mendengar ucapan Ridwan seketika Aku langsung melengos. Aku sudah tau pasti mertuaku tidak akan mengijinkanya. Dan benar saja ketika Mas Ridwan membicarakan keiginanku ibunya langsung menolak mentah mentah. Setelah dari rumah sakit Aku kembali kerumah mertuaku selama masa pemulihan. Jika Mas Ridwan ada di rumah ia akan memperlakukanku dengan baik tapi begitu Mas Ridwan berangkat kerja lagi maka aku tidak diijinkan untuk istirahat. Sampai suatu ketika aku tumbang kembali.
Kali ini dokter bener bener menyuruhku Bedrest .kata dokter aku tidak boleh kecapean .Mas Ridwan mendekati ibunya entah apa yang dibicarakan dengan mertuaku itu akirnya ia setuju kami pindah rumah dan mengontrak rumah dekat pabrik.
Setelah tinggal terpisah dengan mertuaku kondisiku berangsur membaik .Uang gajianku bisa aku pegang sendiri dan Mas Ridwan juga memegang uang gajinya sendiri.
"Aya... kalau kita terus terusan kerja dipabrik begini kondisi keuangan kita akan begini terus bagaimana nanti kalau kita punya anak tentunya kebutuhan kita semakin banyak" ucap Mas Ridwan
"Ya mau gimana lagi Mas, kita syukuri aja apa yang kita punya " ucapku
"Maksudku begini Aya, kamu jangan hamil dulu sebaiknya kamu pakai alat kontrasepsi agar kita jangan punya anak dulu, aku belum siap" ucap Mas Ridwan
Jujur aku kaget mendengar penuturan Mas Ridwan, bagaimana bisa kita sudah menikah tapi dia bilang belum siap punya anak
"Mas anak itu Rejeki dari yang kuasa dan aku percaya setiap anak punya rejeki masing masing" ucapku aku coba memberi pengertian Mas Ridwan
"Aya kamu benar tapi kamu pernah berfikir enggak kalau nanti kita punya anak terus sekolahnya bagaimana? belum lagi susunya, popoknya intinya aku belum siap scara materi untuk punya anak.Jadi sebaiknya kamu nurut apa kata suami kamu" ucap Mas Ridwan tak terbantahkan dan aku hanya bisa menuruti perintahnya .
"Aya ... untuk meningkatkan ekonomi keluarga kita, salah satu dari kita harus punya pendapatan yang lebih" kata Mas Ridwan
"Aku nggak faham kemana arah pembicaraan Mas Ridwan, gimana ceritanya kita sama sama kuli pabrik pulang juga sudah sore bahkan kadang malam gaji juga pas pasan dan nggak mungkin kita nyambi usaha karena keterbatasan modal dan waktu" ucapku
"Maksudku begini Aya ... aku kan kerja dan kamu juga kerja, bagaimana kalau aku kuliah lagi nanti kalau sudah lulus aku cari kerja yang bagus agar masa depan kita bisa terjamin" ucap Mas Ridwan
"Maksudmu kamu mau berhenti kerja begitu mas?" tanyaku
TBC...
jangan lupa like ,comment dan Favorite ya
love you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
💎Kamarinaya👒
apa mungkin ridwan nikahi cahaya juga ada apa"nya ya
2023-05-06
0
Yusni Ali
Lama - lama sifat Ridwan mirip ibunya,.....
2023-04-10
0
AJ_86
Maaf kak ... punten ...🙏😊 jika boleh aku kasih saran, perbaiki tanda baca dan tanda petik juga jangan pake spasi.
Contoh: "Mas, jangan seperti itu," kataku. Perhatikan tanda petik dan baca. Insha Allah nanti semakin enak dibaca 😊🙏🥰
Cara penulisannya sudah ok 👍 ceritanya juga bagus, aku suka. Sekedar share pengalaman. Soalnya aku juga masih banyak belajar. Punten nggih 🙏🥰🥰
2023-03-11
2