Part : 3 (Panik)

Maretta langsung panik ketika membaca pesan dari Adik iparnya. Ada apa dengan suaminya. Dia jadi deg deg an. Dia mandi dengan cepatnya, lalu dia buru-buru keluar menuju mobilnya.

Dilajukannya mobil kesayangannya itu dengan cepat. Dia tak peduli dengan keadaan jalanan kota ini, yang penting dia segera sampai di rumah sakit.

Setibanya dia dirumah sakit, Retta langsung menuju kamar dimana suaminya dirawat. Dan kagetnya disitu ada perempuan berambut panjang lagi duduk deket tempat tidur suaminya, padahal disitu juga ada mertuanya juga, kok nggak sungkan. Siapakah dia. Batin Retta.

Dia mengurungkan niatannya untuk masuk ke kamar tersebut. Retta masih menatap pemandangan dihadapannya itu. Berkecamuk pikiran dikepalanya. Lalu tiba-tiba pundaknya ada yang menepuk.

"Mbak, Retta.! kenapa nggak masuk?" tanya Sesil. Ternyata tangan Sesil yang menepuk pundak Retta barusan.

Sedangkan Retta masih terdiam, kemudian Sesil menuntunku untuk duduk dikursi depan kamar.

"Sebenarnya ada apa, Sil. Perempuan itu siapa?" tanya Retta.

Sesil hanya terdiam sambil memandangi wanita yang ada dihadapinya dengan penuh haru. Setelah itu dia memeluk Retta erat-erat sambil menangis.

"Mbak Retta yang sabar, ya?" ucap Sesil sambil memeluk Retta erat.

"Ada apa, Sil. Jangan bikin Mbak kawatir gini, dong?" tanya Retta panik.

"Mbak Retta jangan kaget, ya?" ucap Sesil.

"Iya, ngomong aja. Kamu ini sebenarnya kenapa!" seru Retta.

Retta jadi semakin penasaran dengan sikap Sesil yang tiba-tiba menangis sambil memeluknya. Tak lama kemudian dia melepaskan pelukannya.

"Mbak, perempuan itu adalah is..tri siri nya Mas Yoga!" ucap Sesil sambil terbata.

Ucapan Sesil hampir meledakan isi kepala Retta. Dia hampir nggak percaya dengan ucapan yang barusan keluar dari mulut Sesil. Sebelumnya Retta hanya menganggap suaminya hanya selingkuh. Tapi, ini ternyata sudah menikah siri.

Maretta menundukan kepalanya dengan ditopang oleh kedua tangannya. Dia terus mengeluh kenapa dirinya harus mengalami cobaan seperti ini. Pernikahannya belum genap dua tahun, tapi dirinya sudah dihadapkan dengan cobaan seperti ini.

Sesil yang mendapati Kakak iparnya jadi syok dan sedih, dia kembali memeluk Retta yang menangis sesenggukan. Kini tubuhnya sudah nggak lemas lagi, seperti pertama kali Sesil mengabarkan berita itu.

Tak lama kemudian, Ayah mertua Retta keluar kamar dan melihat Sesil yang lagi memeluk Kakak iparnya.

"Retta, masuklah.!" ucap Ayah mertuanya.

Kemudian mereka beranjak dari tempat duduknya dan menuju ruangan itu didampingi Sesil Adik iparnya. Seketika mereka yang didalam ruangan itu menoleh setelah melihat kedatangan Sesil dan Retta.

"Retta, ada yang mau aku katakan.. Tapi, sebelumnya aku minta maaf karena semua ini mungkin tidak seperti yang kamu harapkan." ucap Yoga.

Retta masih terdiam sambi menyeka sisa air mataku. Sesil masih disampingku dan mengelus punggungku dengan lembut.

"Emangnya Mas Yoga mau menyampaikan apa?" tanya Retta pelan.

"Soal meeting keluar kota kemarin itu, memang ide aku sendiri. Karena aku ada janji dengan Della untuk mengajaknya pergi." ucap Yoga sembari melirik kearah perempuan itu.

"Aku nggak nyangka, Mas Yoga bisa berbuat seperti itu.!" jawab Retta.

"Aku mengaku bersalah, Ta. Karena aku nggak jujur sama kamu, semuanya diluar kuasaku. Saat itu aku kalut, masalah kerjaan dikantor begitu membuatku hampir stress. Setelah itu Della hadir. Awalnya memang Della klien aku dikantor, tapi lama-lama intensitas komunikasi diantara kami begitu sering dan akhirnya munculah rasa itu. Kemudian kami menjalani hubungan dibelakang kamu sampai akhirnya Della hamil. Orang tuanya meminta pertanggung jawaban sama aku untuk segera menikahinya karena mereka nggak mau anaknya melahirkan tanpa suami. Lalu terjadilah pernikahan itu. Mama sama Papa juga nggak tahu, baru tadi pagi mereka tahu. Mereka pun sempat marah dan kecewa sama aku." terang Yoga panjang lebar.

"Mas Yoga, kamu sudah selesai bicaranya?" tanya Retta.

"Sudah, Ta. Kamu mau ngomong apa?" tanya Yoga.

"Jujur aku kecewa banget sama kamu, Mas. Aku juga nggak percaya kalau kamu setega ini sama aku. Pernikahan kita aja belum genap dua tahun, kamu sudah seperti ini. Aku akui Mas, aku memang wanita karir dan sibuk kadang kunjungan ke luar kota. Tapi, kalau dikhianati seperti ini siapa yang nggak sakit hati. Sekuat apapun aku, setegar apapun aku, bahkan aku bisa membawahi anak buah yang bermacam-macam karakternya, tetap saja aku wanita dan seorang istri, jika dikhianati suaminya seperti ini akan rapuh juga." jelas Retta dengan meneteskan air mata.

"Ta, aku mohon, maafkan aku, ya. Aku ngga bisa meninggalkan Della yang sedang hamil" jawab Yoga.

"Mas Yoga lebih memilih dan nggak bisa meninggalkan dia yang lagi hamil. Oh aku tahu sekarang! mungkin aku sampai sekarang belum menunjukan tanda-tanda kehamilan, jadi Mas Yoga memilih dia. Kamu tahu Mas, aku sekarang sudah mulai program hamil, aku ke dokter dan mengeluarkan uang banyak buat cepat hamil. Kita dulu kan periksa, kalau diantara kita nggak ada masalah. Mungkin hanya aku nya saja yang belum dikasih." jawab Retta.

"Bukan itu, Ta. Aku tahu akan hal itu, aku juga nggak mempermasalahkan hal itu. Ini murni memang kekhilafan kami berdua." sahut Yoga.

Disamping Retta masih berdiri Sesil yang dengan setia mengelus pundak Retta guna memberi kekuatan. Kedua orang tua Yoga melirik kearah perempuan itu. Terlihat dia masih menunduk dan nggak berani mengangkat wajahnya.

Kemudian Retta mendekatinya dan perempuan itu mundur perlahan. Dia memandangi perempuan itu dari atas sampai bawah.

"Maaf, mbak sebelumnya masih gadis atau sudah pernah menikah?" tanya Retta.

"Kenapa, mbak bertanya seperti itu?" jawab Della.

"Saya hanya ingin tahu saja. Jawab pertanyaan saya!" seru Retta.

"Saya belum pernah menikah, Mbak." jawab Della.

"Sayang ya, padahal kamu cantik, masih bisa mencari laki-laki yang masih bujang, tampan serta yang tajir. Bukan mengambil suami orang begini!" ucap Retta dengan mata berkaca-kaca.

"Maafkan saya, Mbak." jawabnya sambil menunduk.

"Kamu juga, Mas. Kenapa juga kamu selingkuh dengan perempuan ini. Apa yang kurang dari aku dibandingkan dia.!" ucap Retta.

"Iya, Ta. Aku minta maaf." ucap Yoga.

"Ya sudah, sekarang percuma saja jika aku marah, nangis bahkan aku melakukan sesuatu hal yang akan melukai kalian beruda. Toh, semuanya sudah terjadi dan nggak bisa dihilangkan jejaknya. Perempuan ini juga sudah hamil anak kamu, ada darah dagingmu yang tumbuh dalam perut perempuan ini, Mas. Jadi sekarang aku putuskan kalau aku saja yang mundur!" jelasku dengan suara yang bergetar karena menahan tangis.

"Mbak Retta! apa Mbak sudah memikirkannya matang-matang!" seru Sesil.

Sejenak semua yang ada diruangan itu terkejut dengan keputusan Retta. Terlebih si Yoga. Dia nggak nyangka kalau istrinya bakal mengalah untuk dirinya.

"Ta, mungkin kita akan cari jalan keluarnya. Aku juga nggak mau kalau kita pisah." ucap Yoga.

"Kamu itu egois, Mas! Sekarang kamu bilang kalau nggak mau pisah. Pas kamu melakukan perselingkuhan itu apa nggak memikirkan bagaimana perasaanku. Sekarang bilang nggak mau pisah. Mau kamu itu apa sih!" teriak Retta sambil menangis sesenggukan.

"Kakak ini gimana sih. Bilangnya nggak mau pisah, tapi hamilin anak orang!" kini ucapan Sesil adiknya Yoga.

"Iya, Retta. Mungkin kalian perlu bicara dari hati ke hati lagi." Sahut Ayahnya Yoga.

"Tidak, Pa. Keputusan Retta sudah bulat. Karena Retta juga memikirkan bayi yang ada dikandungannya. Retta masih punya hati meskipun mereka berdua tidak punya hati saat melakukan hubungan terlarang dibelakang Retta.!" jawab Retta.

"Ta, maafkan aku, ya. Aku malu sama kamu, karena aku sudah menyia-nyiakan istri sebaik kamu." ucap Yoga.

"Oke, semuanya kan sudah jelas. Jadi Mas Yoga segera urus surat-surat supaya kedepannya lebih mudah. Dan yang terpenting, setelah urusan kita selesai segeralah legalkan pernikahanmu supaya saat bayi itu lahir, kalian bisa menguruskan aktenya." jawab Retta.

"Makasih Ta..," jawab Yoga.

"Sekali lagi Retta minta maaf kepada kalian semuanya, jika selama ini Retta nggak bisa menjadi istri dan menantu yang baik. Jadi sekarang kehadiranku sudah nggak dibutuhkan lagi. Tapi, tenang saja, besok kalau Mas Yoga sudah diperbolehkan pulang, Retta yang akan urus dan menjemputnya." ucapnya.

Kedua mertua Retta tidak bisa berkata apa-apa. Karena memang ini semua kesalahan anaknya. Perlahan Retta keluar meninggalkan ruangan itu.

Tapi, belum sampai keluar ayah mertuanya memanggil Retta.

"Retta.!" seru Ayah Yoga.

"Iya, Pa. Ada apa?" jawab Retta.

"Kamu memang perempuan hebat. Papa bangga punya menantu kamu." ucapnya sambil menepuk pundak Retta.

"Makasih Pa.., Retta juga bangga jadi menantu Papa. Maafkan Retta karena harus pisah sama Mas Yoga." jawab Retta sambil mencium tangan mertuanya.

Tak lama kemudian Retta keluar kamar dan menuju pelataran parkiran. Dia nggak tahu harus kemana, yang jelas saat ini dia pingin sendiri dan nggak mau diganggu.

Akhirnya dia memutuskan untuk pulang kerumah. Dia lajukan mobilnya kerumah. Dalam perjalanan dia masih teringat bagaimana pengakuan suaminya dirumah sakit tadi. Dia nggak menyangka kalau sebentar lagi dia akan menyandang status janda.

Dihempaskan tubuhnya ditempat tidur saat dia sampai rumah. Matanya sampai sembab karena dari tadi dia banyak mengeluarkan air mata. Dia pingin marah tapi percuma, toh semua itu tidak bisa mengembalikan keadaan.

Drrtt...drrttt...drrtt..

Ponselnya berbunyi, tertera jelas nama Dr. Didi

---------------------------------

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Isabella

Isabella

tak kasih vote Toer ceritamu bagus

2021-12-29

1

Oki Indriani

Oki Indriani

aku baca sampai sini ya kak, keren deh sama cerita ini

2020-08-01

0

Sept September

Sept September

semangat kakakkkk

2020-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Part : 1 (Prolog)
2 Part : 2 (Kecelakaan)
3 Part : 3 (Panik)
4 .Part : 4 (Bercerai)
5 Part : 5 (Sendiri)
6 Part : 6 (Pedekate)
7 Part : 7 (Pameran)
8 Part : 8 (Dilema_Didi)
9 Part : 9 (Jogjakarta)
10 Part : 10 (Balik Jakarta)
11 Part : (Ungkapan hati Didi)
12 Part : 12 (Kritis)
13 Part : 13 (Ketemu lagi)
14 Part : 14 (Salah faham)
15 Part : 15 (Pesta)
16 Part : 16 (Luka lama)
17 Part : 17 (Kerja sama)
18 Part : 18 (Cemburu 1)
19 Part : 19 (Cemburu 2)
20 Part : 20 (Ungkapan hati Satrio)
21 Part : 21 (Ketemu camer)
22 Part : 22 (Kedatangan Vina)
23 Part : 23 (Vina semakin nekat)
24 Part : 24 (Tamu tak terduga)
25 Part : 25 (Teror)
26 Part : 26 (Waspada)
27 Part : 27 (Kecelakaan)
28 Part : 28 (Amnesia)
29 Part : 29 (Amnesia 2)
30 Part : 30 (Gelisah)
31 Part : 31 (Koma)
32 Part : 32 (Bimbang)
33 Part : 33 (Di Kantor)
34 Part : 34 (Siapa dalangnya)
35 Part : 35 (Ternyata)
36 SEASON TIGA Part : 36 (Cemburu)
37 Part : 37 (Kegundahan hati Maretta)
38 Part : 38 (Retta dijodohkan)
39 Part : 39 (Dilema)
40 Part : 40 (Dilema 2)
41 Part : 41 (Keputusan yang sulit)
42 Part : 42 (Mencoba)
43 Part : 43 (Vina licik)
44 Part : 44 (Oh, Dimas)
45 Part : 45 (Didi tunangan)
46 Part : 46 (Sedikit kecewa)
47 Part : 47 (Resmi tunangan)
48 Part : 48 (Kemarahan Satrio)
49 Part : 49 (Jadian)
50 Part : 50 (Curiga)
51 Part : 51 (Wanita masa lalu)
52 Part : 52 (Rencana lamaran)
53 Part : 53 (Belanja)
54 Part : 54 (Lamaran)
55 Part : 55 (Harapan)
56 Part : 56 (Wedding Didi dan Vina)
57 Part : 57 (Vina terlibat?)
58 Part : 58 (Didi menghilang)
59 Part : 59 (Panik)
60 Part : 60 (Vina ketahuan hamil)
61 Part : 61 (Isi hati Retta)
62 Part : 62 (Romantis)
63 Part : 63 (Wedding Retta 1)
64 Part : 64 (Wedding Retta 2)
65 Part : 65 (Pesta selesai)
66 Part : 66 (Kembali beraktivitas)
67 Part : 67 (Malam pertama yang tertunda)
68 Part : 68 (Bulan madu 1)
69 Part : 69 (Bulan madu 2)
70 Part : 70 (Bali)
71 Part : 71 (Ketemu teman lama)
72 Part : 72 (Balik Jakarta)
73 Part : 73 (Berdua terus)
74 Part : 74 (Sedikit tegang)
75 Part : 75 (Kritis.)
76 Part : 76 (Positif hamil)
77 Part : 77 (Kejutan buat Satrio)
78 Part : 78 (Sedikit terhibur)
79 Part : 79 (Salah Faham)
80 Part : 80 (Ngidam)
81 Part : 81 (Ngidam 2)
82 Part : 82 (Gelisah)
83 Part : 83 (Opname)
84 Part : 84 (Retta pulang)
85 Part : 85 (Berangkat Jepang)
86 Part : 86 (Kejutan buat Retta)
87 Part : 87 (Rejeki orang hamil)
88 Part : 88 (Jepang)
89 Part : 89 (Tujuh bulanan)
90 Part : 90 (Perjanjian kerja)
91 Part : 91 (Masih belum percaya)
92 Part : 92 (Keputusan Ratna)
93 Part : 93 (Perkembangan yang baik)
94 Part : 94 (Menyambut kelahiran)
95 Part : 95 (Syukuran kelahiran baby B)
96 Part : 96 (Balik Jepang)
97 Part : 97 (Jepang again)
98 Part : 98 (Ketahuan)
99 Part : 99 (Support cinta)
100 Part : 100 (Bulan penuh cinta)
101 Part : 101 (Jadian)
102 Part : 102 (Liburan)
103 Part : 103 (Wedding Ratna)
104 Part : 104 (Ulang tahun Bintang)
105 Part : 105 (Ketahuan chating)
106 Part : 106 (Gelisah)
107 Part : 107 (Minta maaf)
108 Part : 108 (Tetangga sok tahu)
109 Part : 109 (Ada yang resek lagi)
110 Part : 110 (Menangis)
111 Part : 111 (Bali)
112 Part : 112 (Hari terakhir di Bali)
113 Part : 113 (Balik Jakarta)
114 Part : 114 (Bersama keluarga)
115 Part : 115 (Retta memang the best)
116 Part : 116 (Persiapan tunangan)
117 Part : 117 (Tunangan)
118 Part : 118 (Cerita masa lalu)
119 Part : 119 (Ketemu lagi)
120 Part : 120 (Ujian Retta)
121 Part : 121 (Sedikit curiga)
122 Part : 122 (Orang masa lalu)
123 Part : 123 (Mulai terungkap)
124 Part : 124 (Didi balik Jakarta)
125 Part : 125 (Tamu tak diduga)
126 Part : 126 (Menjelang pernikahan)
127 Part : 127 (Wedding Didi Serly)
128 Part : 128 (Wedding Didi Serly 2)
129 Part : 129 (Ngobrol santai)
130 Part : 130 (Selesai pesta)
131 Part : 131 (Satrio chek up)
132 Part : 132 (Salah faham)
133 Part : 133 (Penasaran)
134 Part : 134 (Semakin curiga)
135 Part : 135 (Perang dingin)
136 Part : 136 (Kecelakaan kecil)
137 Part : 137 (Menyesal)
138 Part : 138 (Kabar kurang baik)
139 Part :139 (Satrio bingung)
140 Part : 140 (Semangat buat Satrio)
141 Part : 141 (Semangat baru)
142 Part : 142 (Tak sengaja bertemu)
143 Part : 143 (Curiga)
144 Part : 144 (Kecelakaan)
145 Part : 145 (Cobaan lagi)
146 Part : 146 (Sedikit terhibur)
147 Part : 147 (Satrio drop)
148 Part : 148 (Satrio kritis)
149 Part : 149 (Semakin memburuk)
150 Part : 150 (Semangat buat Retta)
151 Part : 151 (Sebuah pertanda)
152 Part : 152 (Salah faham)
153 Part : 153 (Rencana keberangkatan Satrio)
154 Part : 154 (Keberangkatan Satrio)
155 Part : 155 (Berita buruk)
156 Part : 156 (Masih belum ada kabar)
157 Part : 157 (Sebuah ketulusan)
158 Part : 158 (Semangat buat Retta)
159 Part : 159 (Kegelisahan Retta)
160 Part : 160 (Penasaran)
161 Part : 161 (Titik terang)
162 Part : 162 (Kembalinya Satrio)
163 Part : 163 (Kembalinya Satrio 2)
164 Part :164 (Satrio pulang)
165 Part : 165 (Bahagia_End)
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Part : 1 (Prolog)
2
Part : 2 (Kecelakaan)
3
Part : 3 (Panik)
4
.Part : 4 (Bercerai)
5
Part : 5 (Sendiri)
6
Part : 6 (Pedekate)
7
Part : 7 (Pameran)
8
Part : 8 (Dilema_Didi)
9
Part : 9 (Jogjakarta)
10
Part : 10 (Balik Jakarta)
11
Part : (Ungkapan hati Didi)
12
Part : 12 (Kritis)
13
Part : 13 (Ketemu lagi)
14
Part : 14 (Salah faham)
15
Part : 15 (Pesta)
16
Part : 16 (Luka lama)
17
Part : 17 (Kerja sama)
18
Part : 18 (Cemburu 1)
19
Part : 19 (Cemburu 2)
20
Part : 20 (Ungkapan hati Satrio)
21
Part : 21 (Ketemu camer)
22
Part : 22 (Kedatangan Vina)
23
Part : 23 (Vina semakin nekat)
24
Part : 24 (Tamu tak terduga)
25
Part : 25 (Teror)
26
Part : 26 (Waspada)
27
Part : 27 (Kecelakaan)
28
Part : 28 (Amnesia)
29
Part : 29 (Amnesia 2)
30
Part : 30 (Gelisah)
31
Part : 31 (Koma)
32
Part : 32 (Bimbang)
33
Part : 33 (Di Kantor)
34
Part : 34 (Siapa dalangnya)
35
Part : 35 (Ternyata)
36
SEASON TIGA Part : 36 (Cemburu)
37
Part : 37 (Kegundahan hati Maretta)
38
Part : 38 (Retta dijodohkan)
39
Part : 39 (Dilema)
40
Part : 40 (Dilema 2)
41
Part : 41 (Keputusan yang sulit)
42
Part : 42 (Mencoba)
43
Part : 43 (Vina licik)
44
Part : 44 (Oh, Dimas)
45
Part : 45 (Didi tunangan)
46
Part : 46 (Sedikit kecewa)
47
Part : 47 (Resmi tunangan)
48
Part : 48 (Kemarahan Satrio)
49
Part : 49 (Jadian)
50
Part : 50 (Curiga)
51
Part : 51 (Wanita masa lalu)
52
Part : 52 (Rencana lamaran)
53
Part : 53 (Belanja)
54
Part : 54 (Lamaran)
55
Part : 55 (Harapan)
56
Part : 56 (Wedding Didi dan Vina)
57
Part : 57 (Vina terlibat?)
58
Part : 58 (Didi menghilang)
59
Part : 59 (Panik)
60
Part : 60 (Vina ketahuan hamil)
61
Part : 61 (Isi hati Retta)
62
Part : 62 (Romantis)
63
Part : 63 (Wedding Retta 1)
64
Part : 64 (Wedding Retta 2)
65
Part : 65 (Pesta selesai)
66
Part : 66 (Kembali beraktivitas)
67
Part : 67 (Malam pertama yang tertunda)
68
Part : 68 (Bulan madu 1)
69
Part : 69 (Bulan madu 2)
70
Part : 70 (Bali)
71
Part : 71 (Ketemu teman lama)
72
Part : 72 (Balik Jakarta)
73
Part : 73 (Berdua terus)
74
Part : 74 (Sedikit tegang)
75
Part : 75 (Kritis.)
76
Part : 76 (Positif hamil)
77
Part : 77 (Kejutan buat Satrio)
78
Part : 78 (Sedikit terhibur)
79
Part : 79 (Salah Faham)
80
Part : 80 (Ngidam)
81
Part : 81 (Ngidam 2)
82
Part : 82 (Gelisah)
83
Part : 83 (Opname)
84
Part : 84 (Retta pulang)
85
Part : 85 (Berangkat Jepang)
86
Part : 86 (Kejutan buat Retta)
87
Part : 87 (Rejeki orang hamil)
88
Part : 88 (Jepang)
89
Part : 89 (Tujuh bulanan)
90
Part : 90 (Perjanjian kerja)
91
Part : 91 (Masih belum percaya)
92
Part : 92 (Keputusan Ratna)
93
Part : 93 (Perkembangan yang baik)
94
Part : 94 (Menyambut kelahiran)
95
Part : 95 (Syukuran kelahiran baby B)
96
Part : 96 (Balik Jepang)
97
Part : 97 (Jepang again)
98
Part : 98 (Ketahuan)
99
Part : 99 (Support cinta)
100
Part : 100 (Bulan penuh cinta)
101
Part : 101 (Jadian)
102
Part : 102 (Liburan)
103
Part : 103 (Wedding Ratna)
104
Part : 104 (Ulang tahun Bintang)
105
Part : 105 (Ketahuan chating)
106
Part : 106 (Gelisah)
107
Part : 107 (Minta maaf)
108
Part : 108 (Tetangga sok tahu)
109
Part : 109 (Ada yang resek lagi)
110
Part : 110 (Menangis)
111
Part : 111 (Bali)
112
Part : 112 (Hari terakhir di Bali)
113
Part : 113 (Balik Jakarta)
114
Part : 114 (Bersama keluarga)
115
Part : 115 (Retta memang the best)
116
Part : 116 (Persiapan tunangan)
117
Part : 117 (Tunangan)
118
Part : 118 (Cerita masa lalu)
119
Part : 119 (Ketemu lagi)
120
Part : 120 (Ujian Retta)
121
Part : 121 (Sedikit curiga)
122
Part : 122 (Orang masa lalu)
123
Part : 123 (Mulai terungkap)
124
Part : 124 (Didi balik Jakarta)
125
Part : 125 (Tamu tak diduga)
126
Part : 126 (Menjelang pernikahan)
127
Part : 127 (Wedding Didi Serly)
128
Part : 128 (Wedding Didi Serly 2)
129
Part : 129 (Ngobrol santai)
130
Part : 130 (Selesai pesta)
131
Part : 131 (Satrio chek up)
132
Part : 132 (Salah faham)
133
Part : 133 (Penasaran)
134
Part : 134 (Semakin curiga)
135
Part : 135 (Perang dingin)
136
Part : 136 (Kecelakaan kecil)
137
Part : 137 (Menyesal)
138
Part : 138 (Kabar kurang baik)
139
Part :139 (Satrio bingung)
140
Part : 140 (Semangat buat Satrio)
141
Part : 141 (Semangat baru)
142
Part : 142 (Tak sengaja bertemu)
143
Part : 143 (Curiga)
144
Part : 144 (Kecelakaan)
145
Part : 145 (Cobaan lagi)
146
Part : 146 (Sedikit terhibur)
147
Part : 147 (Satrio drop)
148
Part : 148 (Satrio kritis)
149
Part : 149 (Semakin memburuk)
150
Part : 150 (Semangat buat Retta)
151
Part : 151 (Sebuah pertanda)
152
Part : 152 (Salah faham)
153
Part : 153 (Rencana keberangkatan Satrio)
154
Part : 154 (Keberangkatan Satrio)
155
Part : 155 (Berita buruk)
156
Part : 156 (Masih belum ada kabar)
157
Part : 157 (Sebuah ketulusan)
158
Part : 158 (Semangat buat Retta)
159
Part : 159 (Kegelisahan Retta)
160
Part : 160 (Penasaran)
161
Part : 161 (Titik terang)
162
Part : 162 (Kembalinya Satrio)
163
Part : 163 (Kembalinya Satrio 2)
164
Part :164 (Satrio pulang)
165
Part : 165 (Bahagia_End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!