Bab. 4

Yuan tumbuh dewasa dan menjadi anak laki-laki yang kuat serta memiliki keahlian di atas rata-rata.

Dia sangat cepat bisa mengendalikan pedang dan melawan semua tantangan yang Guru Ling berikan.

"Bagus." Guru Ling bertepuk tangan dan tersenyum senang. "Kau benar-benar muridku yang paling bijak dan pintar, Yuan." ucapnya sambil menepuk pundak Yuan dewasa.

"Terima kasih, Guru. Semua ini juga berkat bantuanmu."

"Aku sangat salut padamu dan ternyata aku tidak salah pilih untuk menjadikanmu sebagai murid kesayanganku." ujar Guru duduk di kursi diikuti oleh Yuan.

Dari kejauhan, Domani mengeraskan rahangnya. Dia cemburu karena semenjak kedatangan Yuan, dirinya tidak lagi terlalu di manja dan Guru Ling hanya memanjakan Yuan seorang.

"Kau pilih kasih, Guru! Aku sadar jika dia lebih baik dari pada aku dan aku tidak setuju dengan itu semua. Aku adalah Domani George, aku tidak ada duanya dan tidak akan terkalahkan." gumam Domani dengan ide liciknya.

Domani bergegas pergi ke ruang istirahat milik Guru, dia bersembunyi seperti seorang penjahat yang ingin mengelabui musuhnya.

Setelah dirasa aman, Domani masuk ke dalam bilik milik sang Guru. Dia langsung mengambil sebuah buku dan dirinya membawa pergi ke kamar miliknya.

Domani pun sampai di dalam kamar dengan senyum sinis. "Jika kau tidak ingin memberikan aku pelajaran terhebat tentang pedang, maka aku sendiri yang akan mempelajarinya melewati buku panduan ini." ucapnya seraya menutup buku besar dan tebal itu.

Domani akan menunggu hingga malam tiba barulah dia segera kabur dari padepokan itu.

Tak hanya sekali dia selalu saja berlatih bersama dengan Yuan tetapi saat melawan Yuan, dirinya selalu kalah dan seorang Domani tidak akan mudah menerima kekalahan.

Domani adalah murid terlebih dahulu di bandingkan dengan Yuan, dulu dialah yang selalu Guru Ling sayang dan manja tetapi setelah kedatangan Yuan, semuanya hilang begitu saja.

Kecemburuan seorang Domani kepada Yuan mampu menumbuhkan benih-benih kebencian.

Malam harinya.

Guru Ling masuk ke dalam bilik tempat biasanya jika dia beristirahat.

Rasa lelah pun mendera hingga membuat Guru ingin tertidur, namun saat dia tidak sengaja melihat ke arah buku-buku miliknya, ternyata ada sesuatu yang aneh disana.

Guru pun bangkit dari ranjang, dia berjalan ke arah tempat buku tersebut.

"Apa? Tidak mungkin." Guru merasa tidak percaya karena ada sebuah buku yang hilang dari sana.

Guru bergegas keluar dari bilik, dia masih belum tahu jika Domani sudah pergi dari padepokan.

"Xian! Xian!" Guru berteriak memanggil tangan kanannya.

Xian datang menghampiri sang Guru.

"Ada apa, Guru? Apa Guru memanggil saya?"

"Apa tadi ada yang masuk ke dalam bilik peristirahatanku?"

Xian berpikir sejenak. "Tidak ada, Guru."

Guru Ling heran, dia pun memanggil semua anak didiknya yang berada di padepokan tersebut.

Setelah semuanya berkumpul, Guru meminta bantuan kepada Xian dan Flo untuk bertanya kepada setiap anak didiknya.

Beberapa menit kemudian.

Semua anak didik pun bubar.

Tidak ada yang mengaku, Xian kembali menghadap Guru dan dia mengatakan jika Domani tidak ada dalam barisan anak didik itu.

Guru mengeraskan rahangnya. "Buku panduan pedang hilang dan Domani pergi begitu saja dari padepokan?"

Xian mengangguk.

"Panggil Yuan, katakan padanya agar dia menemuiku dengan segera."

"Baik, Guru." Xian pergi ke bilik milik Yuan.

**TBC

HAPPY READING

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SERTA DUKUNGAN 🥰**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!