"masuk kedalam kamar dan bersihkan tubuh mu, kamu sangat bau...." ucap Tante Widi mencairkan suasana, dia tidak ingin keponakan cantiknya merasa tertekan.
"Ara malas gerak Tan, Masi lemes..." jawab Zahra dengan lemes, selain tubuhnya sakit batinnya pun ikut sakit.
"kamu akan membiarkan jejak penjajakan pria itu terus melekat pada tubuhmu...."
"Ya udah, Ara mandi dulu...!!!" sambil melangkah ke kamar.
satu jam sudah Ara berada di dalam kamar pribadi milik sang Tante, tapi belum juga keluar Widi yang merasa cemas menyusulnya ke kamar.
"cleeekk....
kamu nggak apa-apa kan sayang" kakinya melangkah ke arah Zahra yang sedang duduk pada kursi Depan meja rias.
Zahra hanya menggelengkan kepala pertanda bahwa dia baik - baik saja.
"terus kamu kenapa nggak masih betah handukan begitu..." tunjuk Widi menggunakan jarinya pada handuk yang membungkus tubuh seksoy sang ponakan.
"ini...!!!" jawab Zahra dengan pelan menunjukkan pada sang Tante banyak tanda kemerahan bekas kecupan pada leher dan sekitar dadanya.
"astaga..., apa dia vampir...????" Widi sampai melotot kan matanya, walaupun dia sudah matang tapi belom pernah merasakan nya.
"gimana ini Tante, nanti papi melihatnya....???" Ara sudah berkaca-kaca takut pada sang papi.
"kita samarkan menggunakan foundation, ini tidak akan kelihatan..." ucap Widi mengambil peralatan tempur miliknya dan memulai ritual penutupan jejak 🤭.
hampir satu jam, Widi baru selesai melakukan tugasnya karena terlalu banyak yang harus di tutupi hehehe...
"nah kan udah, Tante mu ini memang pandai dalam segala hal..." ucap Widi membanggakan diri sambil menepuk dadanya.
"makasih Tante..."
"berpakaian lah, Tante sudah memesan makanan untuk kita, setelah itu baru pulang kakak pasti menghawatirkan mu..," ucap Widi sambil berjalan keluar.
setelah menghabiskan makan paginya yang sudah sangat terlambat dengan paksaan sang Tante, Kini Zahra dan juga Widi dalam perjalanan pulang kerumahnya. Widi sudah melakukan arahan pada Zahra jika sang papi menanyakan keberadaan nya semalam.
"assalamualaikum..." ucap nya secara bersamaan.
"waalaikummussalam, non Zahra udah pulang, tuh di cariin tuan dari tadi..." ucap novi asisten rumah tangga.
"makasih bibi, kami akan langsung menemui papi.."
"iya non, tuan sedang di halaman belakang seperti biasa..." jawabnya kembali.
Zahra dan juga Tante Widi berjalan beriringan, Widi bahkan memegang tangan Zahra karena melihat sang ponakan cantiknya gugup bahkan tangannya basah.
"bersikap seperti biasanya, kita akan ketahuan jika kamu tegang seperti itu..." berjalan sambil berbisik pada Zahra.
"tapi Ara sangat gugup Tan..." jawaban Zahra dia akan memang sedang gugup seperti akan menghadapi persidangan.
"Ambi nafas yang dalam, terus hembuskan dengan perlahan-lahan.." Widi mengarahkan Widi biar Zahra bisa mengurangi kecemasan nya.
Zahra menarik nafas berkali-kali dan menghembuskan dengan perlahan-lahan. setelah merasa lebih tenang dia meneruskan langkahnya ke dekat papi, yang sedang duduk sambil meminum kopinya sembari memandang ikan peliharaan nya yang berenang di kolam.
"Pi...." ucap Zahra duduk di bangku kosong samping ayahnya.
"kamu ga pulang semalam, kamu kemana sayang...." menatap wajah Cantik putri semata wayangnya dengan cemas.
"Ara ke butik Tante Widi dan tidur di sana, Ara takut nyetir sendirian malam - malam....," jawab Zahra dia sangat berharap sang papi tidak curiga padanya.
"yang penting kamu baik baik saja, masuk kamar dan beristirahatlah, kamu akan berangkat sore nanti ..."
"iya Pi, tiket Ara jam berapa Pi...???" Ara memang tidak tahu akan berangkat jam berapa karena sang papi yang mengurus segalanya.
"jam tiga..., kita akan ke bandara jam 2. masuk kamar sana dan istirahat masih ada waktu...??? ucapannya sambil mengelus kepala putrinya dengan sayang.
" iya, ayo Tan temani Ara istirahat...." ajaknya pada sang Tante cantik.
Zahra berjalan masuk ke dalam rumah bersama Widi menuju ke tangga naik satu persatu menuju kamarnya. merekah berbaring bersama di ranjang milik Zahra.
"tidurlah sayang kamu pasti lelah..., ucap Widi sambil memeluk sang ponakan sambil mengelus kepalanya.
"Hem, badan Ara serasa remuk semua.." ucap Zahra membalas pelukan Widi dengan erat menyembunyikan wajahnya pada dada sang Tante, dia merasa seperti memiliki seorang ibu.
"dia ganas juga yah hehehe..." canda tante Widi
"Tante apaan sih..." ucapa Ara dengan malu-malu.
"cie...., yang udah nggak tingting..."
"udah Tan, Ara ngantuk...!!!" Zahra tidak ingin membahasnya dia masih mengingat semalam dia terus meminta pada Erland dan itu sangat memalukan.
"orangnya tampan gak Ra...." tanya nya lagi kepo.
"Hem sangat..." ucap Ara mengigat wajah tampan Erland.
"kamu beruntung dong, main nya bareng cowok tampan..."goda Widi mencolek punggung Zahra.
"udah Tan, gimana kalau dia udah memiliki keluarga atau kekasih Ara merasa bersalah..." sahut Zahra dengan jujur.
dia memang takut jika pria tampan semalam, sudah memiliki pasangan. jika istrinya sampai tahu jika mereka sudah melakukan hubungan terlarang, pasti akan mendatanginya kemudian menyiksa dirinya. Zahra merasa ingin segera menghilang.
" kamu kan gak salah, yang salah hanyalah keadaan, mempertemukan kalian di pada waktu yang salah..." jawab Tante Widi dengan bijaksana.
"tetap aja Tan, udahlah Ara tidak ingin membahasnya lagi..." ucap nya sambil memejamkan mata indahnya dan terbang ke alam mimpi disusul Widi juga demikian.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
mereka berdua terlelap dengan tenang, berbanding terbalik dengan seorang pria tampan yang sedang kalang kabut mencari gadisnya yang meninggalkan dirinya seorang diri saat sedang terlelap. saat membuka mata dan mengumpulkan kesadarannya, dia segera meraba kasur sampingnya yang sudah dingin pertanda jika sang pemilik sudah bangun sedari tadi.
dia segara membuka matanya dengan sempurna dan duduk di atas ranjang mengedarkan pandangannya berharap jika gadis nya masih ada di sekitarnya, mungkin sedang berada di kamar mandi membersihkan diri.
Erland melangkah dengan cepat memutar handel dan membuka pintu kamar mandi tapi ternyata kosong tak berpenghuni. memutar badannya ke seluruh sudut ruangan meneliti apapun yang di jangkau oleh penglihatannya. ternyata tas gadis pujaannya sudah tidak ada di atas meja, yang berarti sang pemilik sudah pergi dari sana.
"kenapa kamu pergi tanpa menunggu ku..." ucap Erland dan melangkah masuk ke dalam toilet untuk membersihkan diri.
selama tiga puluh menit melakukan ritual bersih bersih nya,erland terus memikirkan gadisnya, dia pasti sangat marah padanya dan pergi tanpa mengatakan apapun. erland mempercepat ritualnya dan memakai pakaian formal miliknya dia sekarang terlihat sangat tampan.
Erland duduk di sofa sembari memainkan ponsel mahal miliknya.
" halo, ke kamarku Sekaran..."
Erland menelfon Tommy untuk menemuinya dan segara memutus panggilan tanpa mendengar respon Tommy terlebih dahulu, dasar tuan pemaksa pantesan aja di tinggal pas sayang - sayang nya hehehe....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍
2023-08-17
0
Qaisaa Nazarudin
Duuhh Tante Widi pengertian banget, Pasti Erland kelimpungan mencari Zahra setelah ini, Tapi gak papa kita liat perjuangan dan usaha Erland utk mendapatkan Zahra..💪🏻💪🏻💪🏻👏🏻👏🏻
2023-06-30
3
Kikan dwi
beruntung bgt Ara punya Tante Widi,, sayang bnyak2 sama Tante Widi, semoga cepet dpat jodohnya 😁
2023-05-06
1