Surat cerai telah dilayangkan Yasmin dua hari setelah pertengkaran mereka. Tentu banyak tanda tanya besar dari teman maupun keluarga mereka. Pun orang-orang yang tahu seperti apa kehidupan rumah tangga mereka yang jauh dari kata tidak harmonis.
Sebaliknya, mereka tampak seperti pasangan yang serasi dan harmonis. Jauh dari terpaan gosip, walau Dennis sebelum menikah adalah sosok pria keren yang dikelilingi oleh kaum hawa. Predikat anak band dan juga karisma yang dia pancarkan, membuat wanita bertekuk lutut di hadapannya.
Apalagi Yasmin bukanlah wanita yang rewel atau pencemburu. Dia tak kesal saat Dennis dikelilingi oleh banyak wanita. Pun dengan pekerjaan Dennis sekarang yang hanya seorang YouTubers game yang penghasilannya jauh dibandingkan saat sebelum menikah. Di mata semua orang, Dennis dan Yasmin adalah pasangan sempurna. Jauh dari isu keretakan rumah tangga dan tak menyangka jika dua orang tersebut berpisah.
Haikal menatap sang kakak yang hanya menampakkan senyum yang bisa Haikal tahu itu sebuah kepalsuan. Ada sesuatu yang disembunyikan Yasmin darinya, dan Haikal akan mencari tahu apa itu.
Haikal mendekatkan diri pada kakaknya dan menatap Yasmin yang duduk di depannya dengan tatapan selidik.
"Apa yang Kakak sembunyikan dariku?" tanya Haikal pelan.
Haikal menyatukan kedua tangannya di meja yang menjadi pembatas duduk mereka berdua. Menatap sang kakak yang hanya diam sambil terus menimang Ian—anak Haikal.
Yasmin melirik sekilas sang adik dan melanjutkan kegiatannya bermain dengan sang keponakan.
"Tidak ada yang aku sembunyikan." Yasmin menjawab singkat dan sangat ringan. Hal itu membuat Haikal merasa ada yang ditutupi oleh Yasmin.
"Lalu kenapa Kakak tiba-tiba mau berpisah dari Jaelani? Apa dia melakukan KDRT?" tanya Haikal, sebisa mungkin ia menahan emosinya. Dia tak ingin membuat kakaknya tidak nyaman atau tersinggung. Haikal hanya ingin tahu alasan sebenarnya dibalik perceraian sang kakak.
Haikal menghela napas kasar saat tak mendapat respons dari sang kakak.
"Atau dia berselingkuh?" tanya Haikal asal.
Ucapan asal yang Haikal katakan membuat Yasmin secepat kilat menatap sang adik. Terlihat ekspresi wajahnya yang tampak tegang dan matanya yang membulat sempurna. Bulir keringat sebesar biji jagung mengalir di dahinya, membuat Haikal makin yakin akan tebakannya benar.
Suara gemeletuk gigi Haikal yang merasa kesal terdengar cukup kuat. "Dasar pria bajingan!" teriaknya kuat. Haikal berdiri hendak mendatangi kakak iparnya itu.
"Bukan karena itu!"
Haikal terkejut melihat Yasmin yang berteriak dan menghalangi jalannya. Untuk sesaat Haikal terpana melihat kakaknya yang menampakkan wajah dingin dan sorot mata tajam padanya. Suara tangis bayi berusia empat bulan itu menggema di seluruh rumah.
"Jangan campuri urusan rumah tanggaku, Kal. Ini kehidupanku dan jangan melewati batasan kamu dalam urusanku," jawab Yasmin tegas.
Yasmin meninggalkan Haikal yang menatap kakaknya dengan wajah khawatir.
"Gue tahu lo akan menutupi masalah lo, Kak. Gue diam karena gue nggak mau mengganggu privasi lo. Namun, jika lo disakiti, gue bakal bunuh orang itu," Haikal mengepalkan tangannya dengan wajah penuh amarah.
***
Palu yang diketuk tiga kali, menandakan kalau Jaelani Dennis Akbar dan Yasmin Alya Rahma bukan lagi sepasang suami-istri. Ikrar talak satu juga sudah Dennis jatuhkan kepada Yasmin, menandakan jika mereka telah sah bercerai.
"Selamat, bro! Lo udah resmi jadi duda keren nih. Welcome to our world, man!" Dennis menoleh pada Sadewa yang memberikan ucapan selamat padanya.
"Sialan lo," Dennis menjawab seadanya sambil melihat Yasmin yang tengah membicarakan sesuatu dengan pengacaranya. Entah apa yang mereka bicarakan.
Dennis mendekat dan berusaha untuk bicara dengan Yasmin.
"Yas–"
Sebelum menyelesaikan panggilannya, Dennis bingung karena wanita itu melengos pergi begitu saja. Wanita yang tiga tahun dinikahinya itu tak pernah bersikap tak acuh padanya.
"Maaf Pak Jaelani, Bu Yasmin sudah tidak ingin berbicara dengan anda. Jadi, mengenai pembagian harta gono-gini bisa langsung dibicarakan dengan saya."
Pengacara wanita itu berbicara sambil membetulkan posisi kacamatanya.
Dennis hanya mengangguk dan mendengar penuturan pengacara Yasmin yang menjelaskan semuanya secara rinci mengenai pembagian harta gono-gini.
***
"Wih duda keren datang nih!"
Teriakan heboh Dean membuat Willy yang tengah bermain game kesal setengah mati karena kalah. Apalagi Dean memukul bahu Willy cukup kuat hingga benda persegi panjang itu terpental cukup jauh hingga game yang dimainkannya kalah.
"Ah kampret! Bentar lagi gue chicken dinner! Lo kenapa heboh banget sih? Bang Dennis yang jadi duda, kenapa lo yang girang kayak pelakor nungguin dia cerai?" tanya Willy sambil meneguk jus jeruk yang ada di meja ruang tamu.
"Lagian lo kenapa harus cerai sih, Bang? Ada masalah apaan sih sampe harus begini? Si Yasmin juga bukan tipe cewek yang ngeluh sama kerjaan atau pergaulan lo."
Brian dari dapur tiba-tiba datang dan bertanya. Sepiring bakwan goreng yang tadi dibelinya tersaji di atas meja ruang tamu.
Sadewa mengambil satu bakwan dan memakannya.
"Gila sih, tadi Bang Dennis dikacangin sama dia. Matanya kayak mau nerkam orang aja, tahu nggak?" Sadewa berbicara sambil mempraktekkan bagaimana seramnya Yasmin tadi.
Dennis menghela napas lelah, bingung untuk menjawab apa. "Yah, intinya gue sama dia udah nggak sejalan. Daripada nyakitin dia, mending gue lepasin dia," ucapnya pelan. Tidak mungkin Dennis mengatakan masalah sebenarnya pada teman-temannya.
"Iya, sih, Bang. Umur dia juga baru 28 tahun. Masih banyaklah cowok yang antre untuk melamar dia." jawab Dean sambil meletakkan jarinya pada dagu, seolah sedang berpikir. Senyuman penuh harap dia lemparkan, sesekali tersipu malu karena khayalannya.
"Lo juga mau antre?" tanya Sadewa sambil melihat Willy dan Brian yang tersenyum jahil. Mereka tahu, jauh sebelum Dennis dekat dengan Yasmin, Dean sudah menaruh rasa pada wanita itu. Namun, wanita itu tak pernah merespons semua tindakan Dean.
"Ya, kenapa nggak sih. Dia 'kan udah single tuh. Nggak masalah, 'kan?"
Dean berbicara tanpa sadar dan tak melihat Dennis yang terhenyak melihat Dean yang tersenyum bahagia. Apakah Dean masih menyimpan perasaan pada Yasmin?
"Wah gila Bang, si Dean. Sengaja banget dia nungguin jandanya si Yasmin!" Willy berteriak heboh sambil memiting leher Dean.
"Inget woi, Yasmin mantannya Bang Dennis! Kayak kagak ada cewek lain aja lo." Willy makin kuat memiting leher Dean yang kelihatan susah napas.
"A-am-ppun woi ...! Gue cuma bercanda, woi!" teriak Dean frustrasi.
"Udah ya, gue mau istirahat dulu di kamar lo, Wa." Dennis berdiri, lalu masuk ke kamar Sadewa untuk mengistirahatkan diri. Lalu tak lama ponselnya berbunyi, ada pesan masuk dari wanitanya.
[Gimana sidangnya?
Lancar 'kan?]
Dengan cekatan Dennis membalas pesan tersebut.
[Lancar kok.
Masalah harta gono-gini juga.]
Pesan WhatsApp itu langsung centang biru. Lalu pesan balasan langsung Dennis terima.
[Syukur deh.
Kamu di mana sekarang?]
Dengan cepat dibalas oleh Dennis.
[Di rumah Sadewa.
Aku baru aja pulang.]
Dennis tersenyum melihat pesannya cepat dibaca.
[Istirahat by ....
Aku juga lagi mau urus berkas ceraiku.]
Dennis mengangkat sebelah alisnya. Akankah Windy secepat itu menceraikan suaminya? Namun, dengan cepat Dennis tersenyum karena sebentar lagi mereka tak perlu menyembunyikan hubungan mereka.
[Hati-hati^^
Love you,]
Dennis tersenyum sendiri melihat ketikannya barusan.
[Love you too,]
Dennis melihat jam yang menunjukkan pukul 3 sore. Biasanya jam segini dia melakukan live streaming game di YouTube atau Twitch. Namun, semuanya terpaksa tertunda karena proses perceraiannya dan Yasmin. Dennis juga malas menanggapi komentar netizen yang nyinyir soal perceraiannya dan Yasmin.
***
Yasmin duduk di ruang tamu rumah adiknya. Sekarang rasanya dia sudah terbebas dari beban. Bercerai dari Dennis membuat Yasmin jauh lebih baik dan tidak berprasangka buruk lagi.
"Kak, gue udah beresin kamar buat lo. Entar lo makan dulu sebelum istirahat. Sandra udah masakin soto ayam buat lo," ucap Haikal sambil menimang anaknya yang baru berusia empat bulan.
"Makasih, Kal, tapi mending kakak pulang aja deh. Nggak enak ngerepotin kamu dan Sandra. Lagian kalian juga pasti ribet ngurusin baby Ian." Yasmin berdiri setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
"Kak, lo kok keras kepala banget sih? Gue tahu kepala lo ruwet banget. Makanya lo duduk, istirahatin pikiran dan cerita kalau udah siap. Lagian gue juga tahu kalau rumah itu mau dijual karena itu harta bersama," Haikal menarik kakaknya untuk duduk menggunakan satu tangan. Satu tangannya yang lain menggendong anaknya.
Haikal terkejut saat mendengar kakaknya ingin bercerai. Berulang kali dia menanyakan alasan mereka bercerai, tapi Yasmin hanya diam. Haikal tahu kakaknya adalah orang yang tidak begitu terbuka tentang masalah pribadinya. Jadi, Haikal hanya akan mendengarkan jika Yasmin sudah siap untuk bercerita. Namun, tetap saja Haikal masih curiga jika ada orang ketiga di dalam rumah tangga kakaknya.
Terlihat dari pertengkarannya dan Yasmin dua minggu lalu, kakaknya terlihat menutupi sesuatu. Apalagi hanya Yasmin yang datang dan menyampaikan berita perceraiannya tanpa Dennis di sampingnya, membuat kecurigaan Haikal semakin kuat jika ada pihak ketiga dalam rumah tangga kakaknya.
"Gue sama Sandra nggak merasa direpotin. Gue sama lo itu kakak-adik kandung, kita harus saling bantu saat susah begini."
"Kal–" ucap Yasmin terhenti. Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi karena ada hal yang membuat Yasmin menghentikan kalimatnya.
"Apaan sih, Kak? Lo mau kasih gue duit? Mending lo kasih duit buat keponakan lo aja. Gue nggak butuh sih, soalnya gue kerja."
Haikal berbicara dengan narsis. Padahal pekerjaan itu dia dapatkan karena Yasmin yang mengenalkan Haikal pada Mas Bulan, temannya yang membuka restoran khas Korea. Seketika Yasmin tak jadi mengutarakan niatnya untuk bercerita pada Haikal. Ia sudah kesal duluan mendengar ucapan narsis adiknya.
"Sombong banget, ya, kamu? Kalo aku nggak kenalin kamu ke Mas Bulan, kamu nggak akan kerja dan nggak akan bisa nikahin Sandra." Yasmin menoyor kepala Haikal pelan, gemas pada adiknya ini.
"Iya, ih, jangan noyor. Sakit tahu! Pantes lo dicerai sama Jaelani!" Haikal mendengkus sambil mengusap kepalanya yang ditoyor Yasmin. Pria 24 tahun itu merasa kesal karena sang kakak tak pernah menganggapnya telah dewasa, dan terus memperlakukannya seperti anak kecil. Terbukti dari setiap perlakuannya pada Haikal.
Yasmin makin kesal mendengar nama lelaki itu. Rasanya mau dibuang saja ke Pluto. Haikal maksudnya yang mau dibuang ke Pluto.
***
Plakk!
Windy menutupi wajahnya kala tamparan bertubi-tubi menyasar wajahnya serta beberapa tubuhnya. Tak dihiraukan jeritan anaknya yang menangis pilu melihat ibunya yang disiksa oleh sang ayah. Rasa sakit di tubuhnya lebih menyakitkan.
"Aku mau cerai!" Windy berteriak keras hingga membuat Gaga—suaminya—berhenti melayangkan pukulan bertubi-tubi padanya. Tak menghiraukan suara tangis Ariella yang menggema di seluruh rumah mereka.
"Apa kamu bilang? Cerai?" Gaga berjongkok menyamakan posisinya dengan Windy dan bertanya remeh. Jari telunjuknya mengarah ke kepala Windy dan mendorong cukup kuat, nyaris menyentuh dinding.
"Iya!" Windy menatap tajam Gaga yang hanya tersenyum sinis dan memalingkan wajahnya.
"Kamu gila?! Kamu mau Ariella jadi anak korban perceraian!?" Gaga berteriak kesal. Kali ini dia mengangkat mainan kuda-kudaan milik Ariella yang terbuat dari kayu rotan dan akan melemparnya ke arah Windy.
"Kenapa nggak lempar? Ayo lempar! Itu kebiasaan kamu, 'kan!?" Windy balas berteriak keras. Tak menghiraukan anak berusia 6 tahun yang terdiam di pojok rumah dan bersembunyi di balik kursi. Takut melihat pertengkaran orang tuanya yang jauh lebih parah dari sebelumnya.
"Papa ... Mama ... aku takut. Jangan belantem hiks," ucap Ariella sedih.
Ariella yang bersembunyi di bawah kursi hanya bergumam lirih meminta kedua orang tuanya berhenti bertengkar dan saling berteriak.
"Akh! Dasar sialan! Mau lo apaan, Win!?"
Gaga melempar kuda-kudaan itu ke arah televisi hingga benda persegi itu hancur. Suara teriakan Windy dan tangis Ariella juga tak kalah menggema. Deru napas Gaga yang tak beraturan menandakan jika pria 30 tahun itu sangat emosi.
"Aku mau cerai! Aku udah capek sama kamu, Ga," ucap Windy menggumam lirih dengan air mata berderai.
"Jadi, kamu mau itu?" Gaga membalas ucapan Windy pelan dan mendapat anggukan dari Windy.
"Iya, cepat talak aku, Ga," ucap Windy.
Gaga berteriak lebih kencang sambil memukul pipi Windy.
"Sialan lo! Gue nggak mau cerai!" teriak Gaga emosi.
Windy berusaha terus berteriak dan menghalau semua pukulan Gaga, tapi gagal karena tenaga Gaga jauh lebih kuat dibandingkan Windy.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
Denis duren
2023-03-16
0
Sylius
ohw...sakitnya, ada benernya cerai, tapi sayang juga.
2023-02-21
1