Bab 17

Siang hari walaupun matahari terlihat sangat terik namun angin yang berhembus kencang membawa hawa sejuk.

Nayla duduk diteras depan rumah ditemani dengan Tia mereka bercerita tentang apa saja kadang suara tawa mereka terdengar hingga kedalam

"kak makan bakso kayanya enak ya" ucap Tia

"mana ada yang jualan bakso di disini dek,kalo bikin rujak tuh baru bisa tuh ada pohon mangga ada buahnya juga"ucap Nayla sambil menunjuk pohon mangga didepanya.

"iya kak kita bikin rujak aja,tapi emang itu pohon mangga siapa"

"mana kaka tau dek itu pohon siapa,tapikan kita bisa bilang ama abah biar dia yang mintain"

Tia pun menganggukan kepalanya dan kebetulan a'iwan keluar dan ikut bergabung

langsung saja aku dan tia meminta tolong pada a'iwan untuk meminta mangga pada yang punya pohon.

ia pun tak menolak,ia mengambil galah yang cukup panjang untuk memetik mangga yang setengah matang dan memberikanya kepadaku.

aku pun langsung membuat bumbu rujak dan tia yang mengupas mangga.

tak kusangka ternyata a'iwan suka juga dengan rujak kami memakannya sambil bercanda mendadak mataku melihat ada seorang perempuan yang sedang menatap kearah kami.

"a itu cewe siapa ya?kok ngeliatin kesini terus"tanyaku pada aa yang masih saja asik menyolek sambal rujak padahal sudah habis

"jangan diliatin terus Nay dia cuma kebetulan lewat aja kok"jawab a'iwan tanpa melihat apa yang kumaksud

"aa punya mata dibelakang ya?kok tahu sih" tanyaku sambil bercanda

aa yang mendengar ucapanku hanya tertawa sambil menjitak kepalaku pelan

aku pun tertawa sementara itu Tia hanya menengok kerah yang kumaksud

"gak juga ada orang kak" ucap Tia polos

"emang bukan orang dek"jawab ku

"ihhh serem banget sih kalo bareng ama kaka dan aa" ucap Tia sambil cemberut

aku dan aa hanya tersenyum

"kok gak takut Nay biasanya teriak" ejek aa

"kan ada pawangnya disebelah"jawabku

"ihh sembarangan kalo ngomong"

setelah selesai ngerujak kami pun masih asik ngobrol diteras depan

tiba-tiba a'iwan memejamkan matanya dan nampak mulutnya bergerak membaca sesuatu

dan tak tahu kenapa bulu tengkukku berdiri seperti ada sesuatu

"ada apa ni a kok Nay merinding ya"tanyaku pada a'iwan yang sudah membuka matanya

"ga apa-apa Nay tenang aja "jawab a'iwan lalu mengambil sebatang rokok dan membakarnya

entah kenapa aku merasa tatapan mata a'iwan membuatku takut

aku pun menunduk tak mau menatap matanya

"jangan nunduk liat saya kalau berani" ucap a'iwan entah ditujukan kepada siapa

"jangan ganggu kalo suka cukup liat dari jauh aja jangan macem-macem"ucap a"iwan tapi matanya menatap kerahku

aku pun tak mengerti apa yang terjadi tiba-tiba badanku merasa panas dan dadaku sesak aku pun tak berani menatap wajah aa yang ada didepanku.

tiba-tiba aa seperti orang yang sedang berkelahi tetapi masih dalam posisi duduk hanya tangannya saja yang bergerak kesana kemari lalu terakhir ia mengusap wajahku dengan sedikit kasar.

tiba-tiba hawa panas yang tadi aku rasakan kini mulai tak terasa dan badanku terasa lemas.

"ada apa sih a,kok badan Nay tadi panas banget"tanyaku penasaran

"itu ...Nay dulu pernah nolak cowo ya?" tanya aa

sejenak aku mencoba mengingat-ingat dan aku pun ingat pernah menolak seorang cowo karena dia pacarnya temanku.

"iya a"jawabku

"kenapa a?" tanyaku lagi karena penasaran aku pun memaksa a'iwan untuk jujur ada apa sebenarnya

aku pun sedikit tak percaya menurut a'iwan cowo yang aku tolak dulu masih tak terima dan ia juga punya ilmu pelet keturunan jadi bisa dipakai kapan saja jika ia mau

dan kebetulan ia masih penasaran denganku makanya ia mengirim hal-hal gaib untuk aku dan beruntungnya menurut aa aku ada yang jagain jadi rada sedikit susah buat kena begituan.