Mencoba peruntungan

Udara sejuk menerpa wajah seorang gadis yang tengah terbaring tidak sadarkan diri di kamarnya. Ia mengerjapkan mata beberapa kali saat teringat mimpi buruk yang baru saja dialaminya.

'Huh, sungguh mimpi yang menyeramkan,' gumamnya meletakkan punggung tangan di dahi.

Namun, sayup-sayup terdengar suara gaduh dari ruang tamu. "Apa yang terjadi? Apa semua itu bukan mimpi?" imbuhnya gemetaran.

Zea beranjak dari pembaringan dan berlari menuju sumber suara. Sekali lagi ia melihat pemandangan yang serupa. Seolah-olah seperti Dejavu, di hadapannya tampak sosok sang ayah yang telah terbujur kaku dengan kulit yang memucat, tanda tidak ada lagi darah di tubuhnya.

"Pa ... papa!" lirih Zea dengan suara yang hampir tidak kedengaran.

Zea menutup mulut dengan kedua tangan dan air matanya pun luruh bersama tubuhnya yang jatuh ke lantai. Kakinya seolah-olah kehilangan tenaga untuk menopang tubuhnya.

Semua mata kini tertuju kepada Zea. Semua orang tahu bagaimana kedekatan gadis itu dengan ayahnya. Mereka hidup berdua dan saling bergantung satu sama lain dalam waktu yang cukup lama.

Dengan mengumpulkan sisa-sisa tenaga, Zea berjalan mendekat ke arah tubuh tidak bernyawa tak jauh dari hadapannya. Seolah ingin memastikan, bahwa pikiran buruknya tidak benar-benar terjadi.

Namun, pertahanannya seketika runtuh dengan lemas karena kehilangan tenaga dan tidak mampu menopang beban berat tubuhnya saat ini.

Lalu ia duduk di bersimpuh di hadapan tubuh sang ayah yang telah membujur kaku.

"Papa! Enggak, Pa! Papa nggak boleh ninggalin Zea. Bagaimana Zea bisa hidup tanpa Papa!" jerit Zea dengan suara yang menyayat hati serta sibuk mengguncang tubuh ayahnya.

Siapapun yang melihatnya, tentu akan turut menitikkan air mata saat melihat nasib Zea yang malang.

Seolah-olah tidak cukup dengan kepergian ibu kandungnya, kini ayahnya pun turut meninggalkannya.

"Sudah, kamu ikhlaskan papa, Sayang. Biar Papa tenang di sana," ucap Reni memberi nasihat kepada Zea. Tangannya merangkul bahu gadis itu, lalu membawanya ke dalam pelukan.

"Pa ... Papa bilang tunggu aku di rumah dan akan memberi kejutan. Apa ini kejutan yang Papa maksud?" Lagi-lagi Zea meraung sedih.

Jika ia tahu kejutan seperti itu yang dimaksud ayahnya, tentu tidak akan pernah menantikannya.

Harusnya hari ini menjadi hari yang menyenangkan karena merupakan hari terakhir ujian. Namun, justru berubah menjadi hari terburuk di hidupnya. Gadis itu sangat sedih, ia belum melakukan apa pun untuk sang ayah, bahkan belum menjadi anak berbakti dan membahagiakannya.

Ah, andai saja Zea tahu bahwa waktu ayahnya sesingkat itu, tentu ia akan mengukir lebih banyak kenangan kebersamaan dengannya.

"Bawa Zea juga, Pa. Zea nggak bisa hidup tanpa Papa."

Setelah mengucapkan hal itu, Zea lagi-lagi kehilangan kesadarannya.

Tentu saja gadis belia itu sangat terpukul akan kepergian ayahnya hingga mengguncang jiwanya.

Beberapa jam kemudian, saat kesadarannya telah kembali, Zea tidak lantas meninggalkan kamarnya seperti tadi. Kini ia menumpahkan air matanya di bantal, teringat senyuman terakhir sang ayah saat mengantarnya ke sekolah pagi tadi.

Lalu, apakah perasaanya yang gelisah sejak pagi merupakan pertanda akan musibah ini?

Zea tahu betul bahwa ia harus merelakan kepergian ayahnya agar tenang di alam sana. Akan tetapi, sungguh itu merupakan hal terberat yang pernah dirasakannya.

'Kenapa Engkau tidak mengambilku saja, Tuhan. Sungguh, ini semua terlalu berat buatku. Bagaimana aku bisa hidup tanpa papa? Bagaimana aku bisa hidup dengan ibu dan kakak tiriku nanti? Ambil saja aku, Tuhan. Aku ikhlas. Tidak ada hal lain lagi yang kuinginkan,' keluh Zea kepada Tuhan.

Zea merasa seolah-olah semesta dan waktu berkonspirasi untuk membawanya ke titik terendah hidupnya. Jauh di lubuk hatinya, ia berharap ayahnya ditempatkan di tempat terbaik-Nya.

Hari itu Zea kehilangan kesadaran dan menangis berulang kali karena berada pada titik terendah di sepanjang hidupnya.

****

Satu bulan telah berlalu sejak kepergian Abraham, tetapi Zea masih teramat sangat dirundung duka. Kesedihan karena kehilangan sosok sang ayah menguasai jiwanya.

"Heh, bangun! Sampai kapan lo mau seperti ini, hah?" teriak Aurora saat lagi-lagi mendapati Zea meringkuk di sudut kamar memegangi kedua kakinya yang terlipat dengan tatapan kosong.

Zea hanya mengalihkan pandangannya sesaat menatap Aurora, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

Aurora mengentakkan kaki kesal menghampiri gadis yang menurutnya hanya mencari-cari alasan untuk bermalas-malasan dengan mengatasnamakan kepergian sang ayah.

"Mending lo liat pengumuman kelulusan dan liat lo lulus apa enggak. Pokoknya gue enggak mau tahu, kalau gue udah mandi, makanan udah siap. Ngerti!" ucapnya sembari mencengkram kedua pipi Zea.

Sementara Zea yang sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun, masih tidak menjawab, tetapi justru menepis cengkraman Aurora.

Lalu, beranjak pergi menuju dapur. Tentu saja untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang seolah-olah tidak ada habisnya.

Semuanya tetap berjalan seperti biasa, hanya ia yang tetap berada di tempatnya. Meski kesedihannya belum terhapus, nyatanya waktu tetap berjalan dan tidak menunggunya.

Setelah memasak makanan dan mengaturnya di meja makan, Zea bersiap menuju sekolah dengan menyimpan sejuta kesedihan saat masih belum bisa melupakan kesedihannya saat kehilangan sosok sang ayah yang teramat sangat disayangi.

Melihat hasil pengumuman di sekolah, Zea masih mendapat nilai tertinggi. Ia lulus dengan sangat membanggakan. Sayangnya, orang-orang yang dicintainya tidak dapat menyaksikan semua itu.

"Pa, aku dapat nilai bagus lagi. Papa, lihat dari atas sana, 'kan?" Zea berbisik menatap hamparan langit luas di atasnya.

Mendongakkan pandangan merasakan semilir angin yang seolah-olah membelai wajahnya memberi semangat.

Air matanya baru saja akan kembali menetes saat seseorang mencengkram lehernya.

"Kenapa lo bisa lulus dengan nilai tertinggi, sedangkan gue di urutan terakhir di kelas, hah? Ayo jawab!" Gadis berseragam abu-abu itu menatap dengan tajam. Kilatan kemarahan jelas tampak di bola matanya.

Zea terkekeh mendengarnya. Semakin lama, tawanya semakin keras. Kini ia persis seperti orang yang kehilangan kewarasan hingga membuat gadis yang tadi mencengkramnya pergi karena takut.

"Iish ... dasar gila!"

Bahkan, setelah gadis itu pergi, Zea tetap saja terbahak-bahak seorang diri.

Setelah puas tertawa, Zea mengusap lembut kedua sudut matanya. Pertanyaan lucu dari gadis yang selalu menindasnya membuat perutnya sakit karena tertawa.

Tentu saja ia mendapatkan nilai itu karena belajar dengan giat. Bahkan sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan belajar. Bukankah aneh jika dia tidak pandai?

Setelah puas tertawa, Zea berjanji pada dirinya dan kedua orangtuanya untuk kembali bangkit. Ya, ia bisa melupakan kesedihannya dengan belajar.

Terlebih Zea telah menyerahkan berkas pendaftaran untuk beasiswa full di sebuah universitas ternama di kota sebelah, jadi ia tidak perlu mengkhawatirkan biaya kuliah hingga lulus.

Gadis itu bisa hidup damai setelah jauh dari rumah. Rumah yang menyisakan banyak kenangan indah, tetapi juga kenangan pahit di saat bersamaan. Satu-satunya yang menyita pikirannya, yaitu cara mencari pekerjaan untuk menopang hidupnya nanti.

Hari telah beranjak sore saat Zea tiba di rumah. Tadi ia sengaja mampir ke toko buku untuk menjernihkan pikiran.

"Heh, dari mana saja kamu? Cepat cuci piringnya dan siapkan makan malam!" hardik Reni saat Zea baru saja memasuki rumah.

Sementara itu, ia berjalan ke dapur dan meletakkan tasnya di meja, lalu mulai mengerjakan perintah ibu tirinya.

Reni menatap sinis memerhatikan gadis itu, lalu sekilas kemudian beranjak menuju ruang keluarga. Menonton berita tentang gosip para artis tanah air.

Tidak lama kemudian, Aurora datang dan bergabung dengan ibunya.

Saat di meja makan, Zea bermaksud mengemukakan rencananya untuk kuliah di kota lain.

"Bu, aku mau bicara sesuatu," ucap Zea dengan penuh keraguan pada nada suaranya.

Tentu saja ia merasa sangat khawatir serta khawatir jika sang ibu tiri tidak mengizinkannya keluar dari rumah untuk kuliah.

Seketika pandangan Reni dan Aurora seolah-olah akan mengulitinya. "Aku mau kuliah di universitas negeri yang berada di Bandung. Boleh, 'kan, Bu?"

Sontak saja dua wanita yang tak lain adalah ibu dan anak itu sama-sama membulatkan kedua mata.

"Lo gila? Uang kuliah gue aja udah mahal. Belum lagi buat kebutuhan gue. Lo tau enggak, sih, kalau tabungan kita itu makin menipis? Enggak usah banyak gaya, deh! Udah syukur di sekolahin sampai SMA, pakai acara minta izin kuliah segala!" hardik Aurora mendorong dahi Zea dengan telunjuknya.

"Ta-tapi aku dapat beasiswa full, Kak. Jadi aku enggak perlu bayar sepeser pun sampai lulus." Zea berusaha memberi alasan agar mendapatkan persetujuan.

Namun, Reni segera mengangkat tangannya ke udara sebagai tanda untuk berhenti.

"Sudah, stop! Kamu nggak boleh kuliah untuk sekarang. Kuliahmu memang gratis, tapi bagaimana dengan biaya sehari-hari? Uang dari mana? Tabunganku bahkan sudah hampir habis. Belum lagi, bulan ini mama belum ke salon dan shopping," ujar Reni dengan memijat pelipisnya.

Aurora tampak mengangguk mengiyakan perkataan ibunya.

"Karena sudah lulus, harusnya kamu kerja, dong. Kakakmu, kan sebentar lagi lulus, jadi setelah itu ia akan membantumu mencari uang," tukas Reni dengan santai.

Wajah Aurora berubah menjadi kesal. Ia meletakkan sendoknya ke piring yang ada di hadapannya.

"Maksud Mama apa? Kok, aku juga ikutan kerja, sih?" protes Aurora tidak terima.

Namun, dengan segera ia menjadi tenang saat ibunya menendang pelan memberi kode. Ah, rupanya semua itu hanya bualan agar Zea mau bekerja dan lupa tentang keinginannya untuk kuliah.

Sementara itu, Zea yang sebenarnya sudah bisa menebak jawaban dari ibu tirinya, kini merasa sangat malas untuk berkomentar apapun, sehingga ia memilih meninggalkan dua orang yang sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai manusia.

'Dasar bodoh! Seharusnya kau tahu bahwa mereka pasti akan mengatakan hal ini padamu, tapi tetap saja mencoba peruntungan,' keluh Zea di dalam hati saat memasuki ruangan kamar dan langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang sederhana miliknya.

To be continued...

Episodes
1 Momen penyatuan
2 2. Sangat muak
3 Siapa yang meninggal
4 Mencoba peruntungan
5 Melakukan kesalahan
6 Biaya kecerobohan
7 Menjual anak tiri
8 Merubah penampilan cupu
9 Penampilan baru
10 Pria tidak dikenal
11 Rencana jahat
12 Kau milikku
13 Aku ikut bersamamu
14 Amal ibadah
15 Hasil operasi
16 Hilang ingatan
17 Menghubungi detektif
18 Nama baru
19 Sebuah persetujuan
20 Anak haram
21 Perasaan yang hancur
22 Merasa terpesona
23 Lemah
24 Berharap segera mengingat masa lalu
25 Dejavu
26 Semoga tidak menyalahkan
27 Penolakan
28 Rencana Jasmine
29 Kabur di hari pernikahan
30 Bertelanjang dada
31 Mencari tahu
32 Menghentikan kesalahpahaman
33 Pembicaraan para orang dewasa
34 Sebuah pujian
35 Tidak bisa membantah
36 Diliputi amarah
37 Memakai gaun pengantin
38 Tidak banyak berbicara
39 Tertawa tanpa dosa
40 Air mata kesedihan
41 Ejekan Aaron
42 Pujian Aaron
43 Apa kau suka padaku?
44 Pertanyaan sama
45 Menghancurkan saingan
46 Kekecewaan Jasmine
47 Gadis berkepang dua
48 Tidak memiliki akal
49 Menguraikan keheningan
50 Memanggil kak
51 Seperti orang yang dikenal
52 Hukum tabur tuai
53 Bintang film terbaik
54 Merasa ragu
55 Merasa bersalah
56 Khawatir padamu
57 Mendapatkan izin
58 Tidak akan pernah kulupakan
59 Impian Aaron
60 Perasaan tidak karuan
61 Makanan kesukaan
62 Ketakutan
63 Mengenalkanmu pada seseorang
64 Tidak ingin kembali
65 Pria berlagak
66 Tidak ada gunanya
67 Bantu aku
68 Tidak yakin
69 Mencari tahu
70 Memeriksa
71 Sebuah keberuntungan
72 Melanjutkan pendidikan
73 Bersiap
74 Pulang saja
75 Tukang rongsok
76 Universitas yang mana
77 Merasa cemburu
78 Janji Aaron untuk Jasmine
79 Tidak ingin meremehkan
80 Menciummu
81 Aneh tapi nyata
82 Over thinking
83 Tidak akan pernah kehilangan akal
84 Kekasih baru
85 Serahkan hidupmu padaku
86 Pesta durian
87 Usaha berhasil
88 Serba salah
89 Bersikap datar
90 Membantu teman
91 Menginap di hotel
92 Mati lampu
93 Roller coaster
94 Tuduhan
95 Tidak mengizinkan
96 Memenuhi keinginan
97 Tidak nyaman
98 Pahlawan kesiangan
99 Terdengar sangat panik
100 Sebuah jalan
101 Pergi ke neraka yang sesungguhnya
102 Wanita iblis berkepala manusia
103 Jalan keluar
104 Bebas
105 Mencari ketenangan
106 Membayar perbuatan
107 Terlihat sangat kurus
108 Kembali
109 Sange
110 Merubah penampilan
111 Ingin mendengar jawaban jujur
112 Karma
113 Menyayangimu dengan tulus
114 Merenggut kesucian
115 Harta paling berharga
116 Bawa aku pergi
117 Aku pergi
118 Tinggal di sebuah desa
119 Aku akan baik-baik saja
120 Apa yang dilakukan Aaron?
121 Membayar berapapun
122 Menghalalkanmu
123 Sebuah foto
124 Menebus kesalahan
125 Tidak bersedia menceritakan
126 Sebuah surat
127 Ditemukan oleh takdir
128 Menunggu jawaban
129 Menunjukkan sesuatu
130 Bagaimana dengan aku?
131 Apa keistimewaan ini?
132 Harapan seorang kakek
133 Dasar mesum
134 Berangkat ke Bandung
135 Siapa yang datang?
136 Jatuh telentang
137 Penyebab penderitaan
138 Siapa kamu
139 Mengabari Erick
140 Akan kuhabisi
141 Gudek dan empal
142 Janji
143 Lapor polisi
144 Berpikiran positif
145 Meluapkan amarah
146 Kekesalan Erick
147 Ke mana mereka pergi?
148 Nama marga
149 Kejadian sebenarnya
150 Harus ditemukan
151 Akan hidup bahagia
152 Muntah-muntah
153 Sikap berlebihan
154 Meminta pertanggungjawaban
155 Memanfaatkan Erick
156 Menjadi wanita hebat
157 Memilliki segalanya
158 Menceritakan
159 Maafkan aku
160 Menjadi putra yang membanggakan
161 Kegaduhan di Perusahaan
162 Berikan aku waktu
163 Ada kabar
164 Pergi ke Surabaya
165 Pengumuman
166 Pertemuan tidak penting
167 Komentar
168 Berpamitan
169 Beragam pertanyaan
170 Momen yang pernah dilewati
171 Permohonan maaf
172 Melihat ketulusanku
173 Membuntuti
174 Dua pria yang sangat mengganggu pikiran
175 Bodoh atas nama cinta
176 Memikul tanggungjawab besar
177 Membuat keributan
178 Semoga mau memaafkan
179 Nama baik dipertaruhkan
180 Kehilangan kesabaran
181 Berubah sendu
182 Rasa ingin tahu Erick
183 Cara mengubah pemikiran
184 Rencana Aaron
185 Melupakan lamaran Aaron
186 Keinginan Jennifer
187 Suara bayi
188 Terapis bayi
189 Tidak bisa berkata-kata
190 Melakukan tes
191 Memperbaiki semua kesalahan
192 Membuktikan
193 Dua pria bodoh
194 Pasrah
195 Cinderella
196 Bentuk kepedulian
197 Membuat kartu nama
198 Melihat seorang wanita
199 Ruangan pribadi
200 Bebas keluar masuk
201 Menjaga rahasia
202 Merasakan hal yang sama
203 Apa maumu
204 Membuktikan
205 Tentang majikan
206 Dipisahkan oleh jarak dan dibahagiakan oleh kabar
207 Mengatakan sesuatu
208 Wanita penggoda
209 Menyatukan bibirnya
210 Merubah pemikiran
211 Tidak mungkin
212 Menggunakan ibunya
213 Mengambil keputusan
214 Sangat mengganggu
215 Siapa yang menelpon?
216 Menunggu jawaban
217 CLBK
218 Konsep laki-laki
219 Ingin melihat
220 Meluluhkan hati
221 Menampar
222 Cinta mati
223 Kangen
224 Hujan
225 Mengirimkan pada Aaron
226 Mematuhi segala perintahku
227 Tidak berjodoh
228 Melakukan sesuatu pertama kali
229 Hukum tabur tuai
230 Tidak percaya
231 Wedang ronde
232 Mengalah
233 Batasan pria dan wanita
234 Aku baik-baik saja
235 Rumit
236 Memaafkan Erick
237 Kenapa aku jadi seperti ini?
238 Lancarkan semua usahaku
239 Terkejut
240 Selamat siang, calon istri
241 Tidak boleh menunjukkan kegugupan
242 Cepat diterima bunganya
243 Pengalaman terburuk
244 Memutuskan
245 I love you
246 Jangan melakukan kesalahan
247 Jawab dulu
248 Kita buktikan
249 Posisi tidak nyaman
250 Apa kamu mau menikah denganku?
251 Mengetuk nurani
252 Serasa melihat diri sendiri
253 Terima kasih
254 Ketinggalan
255 Tenanglah
256 Menunggu keputusan
257 Nikahilah aku
258 Aku akan menemanimu
259 Sangat mengantuk
260 Harapan
261 Penasaran
262 Menyerah mengejar jodohku
263 Kebahagiaan tidak terperi
Episodes

Updated 263 Episodes

1
Momen penyatuan
2
2. Sangat muak
3
Siapa yang meninggal
4
Mencoba peruntungan
5
Melakukan kesalahan
6
Biaya kecerobohan
7
Menjual anak tiri
8
Merubah penampilan cupu
9
Penampilan baru
10
Pria tidak dikenal
11
Rencana jahat
12
Kau milikku
13
Aku ikut bersamamu
14
Amal ibadah
15
Hasil operasi
16
Hilang ingatan
17
Menghubungi detektif
18
Nama baru
19
Sebuah persetujuan
20
Anak haram
21
Perasaan yang hancur
22
Merasa terpesona
23
Lemah
24
Berharap segera mengingat masa lalu
25
Dejavu
26
Semoga tidak menyalahkan
27
Penolakan
28
Rencana Jasmine
29
Kabur di hari pernikahan
30
Bertelanjang dada
31
Mencari tahu
32
Menghentikan kesalahpahaman
33
Pembicaraan para orang dewasa
34
Sebuah pujian
35
Tidak bisa membantah
36
Diliputi amarah
37
Memakai gaun pengantin
38
Tidak banyak berbicara
39
Tertawa tanpa dosa
40
Air mata kesedihan
41
Ejekan Aaron
42
Pujian Aaron
43
Apa kau suka padaku?
44
Pertanyaan sama
45
Menghancurkan saingan
46
Kekecewaan Jasmine
47
Gadis berkepang dua
48
Tidak memiliki akal
49
Menguraikan keheningan
50
Memanggil kak
51
Seperti orang yang dikenal
52
Hukum tabur tuai
53
Bintang film terbaik
54
Merasa ragu
55
Merasa bersalah
56
Khawatir padamu
57
Mendapatkan izin
58
Tidak akan pernah kulupakan
59
Impian Aaron
60
Perasaan tidak karuan
61
Makanan kesukaan
62
Ketakutan
63
Mengenalkanmu pada seseorang
64
Tidak ingin kembali
65
Pria berlagak
66
Tidak ada gunanya
67
Bantu aku
68
Tidak yakin
69
Mencari tahu
70
Memeriksa
71
Sebuah keberuntungan
72
Melanjutkan pendidikan
73
Bersiap
74
Pulang saja
75
Tukang rongsok
76
Universitas yang mana
77
Merasa cemburu
78
Janji Aaron untuk Jasmine
79
Tidak ingin meremehkan
80
Menciummu
81
Aneh tapi nyata
82
Over thinking
83
Tidak akan pernah kehilangan akal
84
Kekasih baru
85
Serahkan hidupmu padaku
86
Pesta durian
87
Usaha berhasil
88
Serba salah
89
Bersikap datar
90
Membantu teman
91
Menginap di hotel
92
Mati lampu
93
Roller coaster
94
Tuduhan
95
Tidak mengizinkan
96
Memenuhi keinginan
97
Tidak nyaman
98
Pahlawan kesiangan
99
Terdengar sangat panik
100
Sebuah jalan
101
Pergi ke neraka yang sesungguhnya
102
Wanita iblis berkepala manusia
103
Jalan keluar
104
Bebas
105
Mencari ketenangan
106
Membayar perbuatan
107
Terlihat sangat kurus
108
Kembali
109
Sange
110
Merubah penampilan
111
Ingin mendengar jawaban jujur
112
Karma
113
Menyayangimu dengan tulus
114
Merenggut kesucian
115
Harta paling berharga
116
Bawa aku pergi
117
Aku pergi
118
Tinggal di sebuah desa
119
Aku akan baik-baik saja
120
Apa yang dilakukan Aaron?
121
Membayar berapapun
122
Menghalalkanmu
123
Sebuah foto
124
Menebus kesalahan
125
Tidak bersedia menceritakan
126
Sebuah surat
127
Ditemukan oleh takdir
128
Menunggu jawaban
129
Menunjukkan sesuatu
130
Bagaimana dengan aku?
131
Apa keistimewaan ini?
132
Harapan seorang kakek
133
Dasar mesum
134
Berangkat ke Bandung
135
Siapa yang datang?
136
Jatuh telentang
137
Penyebab penderitaan
138
Siapa kamu
139
Mengabari Erick
140
Akan kuhabisi
141
Gudek dan empal
142
Janji
143
Lapor polisi
144
Berpikiran positif
145
Meluapkan amarah
146
Kekesalan Erick
147
Ke mana mereka pergi?
148
Nama marga
149
Kejadian sebenarnya
150
Harus ditemukan
151
Akan hidup bahagia
152
Muntah-muntah
153
Sikap berlebihan
154
Meminta pertanggungjawaban
155
Memanfaatkan Erick
156
Menjadi wanita hebat
157
Memilliki segalanya
158
Menceritakan
159
Maafkan aku
160
Menjadi putra yang membanggakan
161
Kegaduhan di Perusahaan
162
Berikan aku waktu
163
Ada kabar
164
Pergi ke Surabaya
165
Pengumuman
166
Pertemuan tidak penting
167
Komentar
168
Berpamitan
169
Beragam pertanyaan
170
Momen yang pernah dilewati
171
Permohonan maaf
172
Melihat ketulusanku
173
Membuntuti
174
Dua pria yang sangat mengganggu pikiran
175
Bodoh atas nama cinta
176
Memikul tanggungjawab besar
177
Membuat keributan
178
Semoga mau memaafkan
179
Nama baik dipertaruhkan
180
Kehilangan kesabaran
181
Berubah sendu
182
Rasa ingin tahu Erick
183
Cara mengubah pemikiran
184
Rencana Aaron
185
Melupakan lamaran Aaron
186
Keinginan Jennifer
187
Suara bayi
188
Terapis bayi
189
Tidak bisa berkata-kata
190
Melakukan tes
191
Memperbaiki semua kesalahan
192
Membuktikan
193
Dua pria bodoh
194
Pasrah
195
Cinderella
196
Bentuk kepedulian
197
Membuat kartu nama
198
Melihat seorang wanita
199
Ruangan pribadi
200
Bebas keluar masuk
201
Menjaga rahasia
202
Merasakan hal yang sama
203
Apa maumu
204
Membuktikan
205
Tentang majikan
206
Dipisahkan oleh jarak dan dibahagiakan oleh kabar
207
Mengatakan sesuatu
208
Wanita penggoda
209
Menyatukan bibirnya
210
Merubah pemikiran
211
Tidak mungkin
212
Menggunakan ibunya
213
Mengambil keputusan
214
Sangat mengganggu
215
Siapa yang menelpon?
216
Menunggu jawaban
217
CLBK
218
Konsep laki-laki
219
Ingin melihat
220
Meluluhkan hati
221
Menampar
222
Cinta mati
223
Kangen
224
Hujan
225
Mengirimkan pada Aaron
226
Mematuhi segala perintahku
227
Tidak berjodoh
228
Melakukan sesuatu pertama kali
229
Hukum tabur tuai
230
Tidak percaya
231
Wedang ronde
232
Mengalah
233
Batasan pria dan wanita
234
Aku baik-baik saja
235
Rumit
236
Memaafkan Erick
237
Kenapa aku jadi seperti ini?
238
Lancarkan semua usahaku
239
Terkejut
240
Selamat siang, calon istri
241
Tidak boleh menunjukkan kegugupan
242
Cepat diterima bunganya
243
Pengalaman terburuk
244
Memutuskan
245
I love you
246
Jangan melakukan kesalahan
247
Jawab dulu
248
Kita buktikan
249
Posisi tidak nyaman
250
Apa kamu mau menikah denganku?
251
Mengetuk nurani
252
Serasa melihat diri sendiri
253
Terima kasih
254
Ketinggalan
255
Tenanglah
256
Menunggu keputusan
257
Nikahilah aku
258
Aku akan menemanimu
259
Sangat mengantuk
260
Harapan
261
Penasaran
262
Menyerah mengejar jodohku
263
Kebahagiaan tidak terperi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!