BAB 3 HUKUMAN

Typo\=maaf

***

Salvador dan semua murid sekelas saat ini sedang berada di laboratorium Academy. Pelajaran hari ini adalah kimia. Mereka semua akan melakukan praktek terkait dengan pelajaran yang sudah disampaikan. Setiap murid mengenakan jas khusus laboratorium berwarna putih dan juga sarung tangan karet untuk menjaga keamanan. Di atas meja terdapat banyak sekali cairan berwarna-warni yang berada di dalam tabung.

Empat puluh murid itu dibagi menjadi sepuluh kelompok dengan setiap kelompok berisi empat orang. Salvador mendapat kelompok dengan Kavindra, Andonios dan Damian. Jujur, satu kelompok dengan Kavindra, Andonios dan Damian adalah kenyataan yang tidak pernah diharapkan oleh Salvador. Hal itu karena Andonios dan Damian adalah orang yang tidak berbeda jauh dengan Kavindra, jahil dan selalu ingin tahu hal-hal baru. Jika ke-tiganya disatukan, maka akan ada bencana yang akan terjadi.

Tetapi, syukurnya sejauh ini semuanya masih terkendali. Ke-empatnya tampak sibuk dengan bahan-bahan yang berada di atas meja.

"Aku ingin ke kamar mandi. Kalian jangan sembarangan memasukkan cairan ke dalam tabung itu," ucap Salvador memberi peringatan.

"Kau tenang saja. Serahkan semuanya kepada kami," ucap Andonios dengan santai.

Bagaimana Salvador bisa tenang jika ada ke-tiganya? Jika saja dia tidak sangat ingin pergi ke toilet, maka sudah pasti Salvador akan terus memantau mereka. Salvador bergegas keluar dari laboratorium dan menuju ke kamar mandi. Sementara di ruangan laboratorium, Kavindra, Andonios dan Damian sibuk dengan tugas dihadapan mereka.

"Bagaimana jika ramuan itu kita campur dengan yang ini?" ucap Damian seraya mengangkat sebuah tabung kecil berisi cairan berwarna merah.

"Ide bagus. Aku penasaran bagaimana reaksinya nanti," sahut Kavindra.

Dia mengambil sebuah tabung yang berisi campuran beberapa cairan yang dimaksud tadi. Mereka melupakan peringatan Salvador. Kavindra meletakkan tabung itu di hadapan Damian. Ke-tiganya langsung mengenakan masker dan kacamata pelindung. Dengan hati-hati Damian memasukkan cairan merah itu ke dalam tabung.

DOR....

Cairan di dalam tabung itu tiba-tiba langsung meledak setelah Damian memasukkan beberapa tetes cairan merah ke dalamnya. Tabung-tabung kaca yang berada di atas meja juga ikut hancur. Walaupun ledakan itu tidak terlalu besar, namun bisa merusak seperempat dari ruangan laboratorium itu. Para murid berlarian keluar begitu asap memenuhi ruangan. Begitupun juga dengan Kavindra, Andonios dan Damian. Kegiatan praktek itu berakhir dengan sangat kacau.

***

Kavindra, Damian, Andonios dan Salvador memunguti satu per satu pecahan tabung dan memasukkannya ke dalam kantong kresek. Setelah kembali dari kamar mandi tadi, Salvador dibuat bingung saat melihat banyak guru dan murid yang berkumpul di depan ruangan laboratorium. Dirinya terkejut saat mengetahui bahwa sempat terjadi ledakan yang membuat seperempat bagian dari laboratorium rusak.

Salvador langsung marah saat tahu jika dalang dari ledakan itu adalah Kavindra, Andonios dan Damian. Belum ada lima menit dia pergi ke kamar mandi, tapi ke-tiganya sudah membuat ulah. Dia kini juga ikut bertanggung jawab atas ledakan yang dibuat oleh teman satu kelompoknya. Dan, yang membuat ulah bukan hanya satu orang, tapi tiga. Salvador benar-benar dibuat pusing oleh ke-tiganya.

Baru saja beberapa jam yang lalu dia hampir berurusan dengan ketua kebersihan, kini dia sudah harus mendapat hukuman dan itu karena ke-tiganya. Hancur sudah image-nya sebagai murid teladan. Entah apa masalah awalnya, hingga dalam sehari dia sudah mendapatkan dua hukuman. Beruntung ke-tiganya tidak mendapat luka yang serius karena ledakan tadi.

Setelah selesai memunguti satu per satu pecahan tabung, Salvador dan Damian langsung membuangnya ke tempat sampah. Kavindra dan Andonios membersihkan sisa-sisa cairan kimia yang berceceran di lantai dan meja, supaya tidak menimbulkan ledakan yang bisa membuat kerusakan semakin parah. Bisa-bisa mereka mendapat hukuman tambahan. Setelah semuanya selesai, ke-empatnya langsung bergegas menuju ke ruang makan di asrama untuk makan malam. Tiga setengah jam mereka membersihkan dan mengecat ulang tembok laboratorium yang rusak karena ledakan tadi, kini saatnya mereka mengisi tenaga.

"Salvador, Kavindra, Andonios, Damian!"

Panggilan itu membuat langkah mereka yang baru saja keluar dari laboratorium berhenti. Mister Ithnan, guru kimia mereka, berjalan mendekat.

"Apakah kalian sudah menyelesaikan hukuman kalian?"

"Sudah, Mister," jawab mereka serempak.

Mister Ithnan mengangguk. "Bagus. Dan, setelah makan malam nanti, kalian pergilah ke kebun Academy. Mister Baskara menitipkan untuk mencari tanaman obat."

Ke-empatnya melongo. Kenapa mereka disuruh untuk mencari tanaman obat? Mereka tadi hanya membuat ledakan dan merusak beberapa bagian laboratorium saja. Baiklah, kejadian tadi memang tidak bisa dianggap sepele, tapi tetap saja itu tidak ada hubungannya dengan mencari tanaman obat.

"Maaf, Mister. Kenapa kami harus mencari tanaman obat? Bukankah itu tidak ada hubungannya dengan kejadian tadi?" tanya Kavindra.

"Siapa bilang tidak ada hubungannya? Ledakan yang kalian buat tadi memang hanya menghancurkan seperempat laboratorium, tapi getarannya merambat hingga ke ruang kesehatan yang berada di sebelah laboratorium. Itu mengakibatkan beberapa persediaan obat jatuh dan berceceran di lantai. Sudah, kalian sekarang segera kembali ke asrama. Setelah itu laksanakan hukuman kalian berikutnya. Ini daftar tanaman apa saja yang harus kalian cari." Mister Ithnan memberikan secarik kertas dan langsung diterima oleh Kavindra.

"Baik, Mister." Ke-empatnya langsung bergegas kembali ke asrama. Lebih baik mereka tidak banyak protes daripada membuat Mister Ithnan marah dan menambah hukuman mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!