Bab 3: Yang Harus Dilindungi dan Yang Ingin Dilihat Keren

Jembatan yang terbuat dari batu kokoh tersusun sangat rapi terhubung ke sebuah mansion yang mana letaknya berada di atas bukit dengan hutan menutupi tempat tersebut layaknya penghalang. Sasaki sangat terkejut akan keberadaan jembatan dan mansion megah di hutan pinggiran Tokyo.

"Sasaki, selamat datang di tempatku!" sambut Lenora sambil membuka pintu mansion

Karpet merah terpasang rapi sampai menyentuh tangga. Dari sisi kiri karpet merah terdapat tiga pelayan perempuan berkulit pucat tapi memiliki paras cantik dan menawan sedangkan sisi kanannya ada tiga pelayan pria memperlihatkan penampilan layaknya seorang aktor terkenal.

"Selamat datang di kediaman Keluarga Hista!" ucap enam pelayan secara bersamaan dengan sambutan sopan

"Di mana Sebastian?" tanya Lenora dalam hati dengan waspada terhadap pelayan utama

Kelelawar muncul dari atas melesat kencang melewati sisi kiri pundak Sasaki sontak membuatnya terkejut hingga tidak sengaja menabrak seseorang tapi sensasinya seperti menabrak tembok.

Saat melihat ke belakang terdapat sosok tinggi dengan tatapan melotot dan taring tajam seperti ingin menerkam lehernya seketika Sasaki terdiam sambil berusaha tetap tenang layaknya berhadapan hewan buas.

Napasnya terasa berat, tubuhnya keringat dingin, sulit untuk berkedip di situasi seperti itu dan muncul sebuah pikiran yang memberitahu Sasaki untuk tidak bergerak sembarangan karena nyawanya saat ini menjadi taruhan.

[Menepuk Pundak]

Satu tepukan di pundak kiri dari sosok itu membuat tubuh Sasaki langsung gemetar seakan-akan berteriak meminta kabur. Untuk kedua kalinya muncul pikiran seperti tadi setidaknya kata yang memberitahunya agar tidak bergerak terpapang jelas dihadapannya.

"Luar biasa anda bisa menahannya!" ucap Sebastian sambil tepuk tangan

Bagi Sasaki itu bukan tepuk tangan melainkan lolos dari kematian.

"Sebastian!" teriak Lenora dengan nada marah

"Maafkan saya Nona, siapa pun yang menginjak kediaman Keluarga Hista. Saya sebagai pelayan yang sudah mengabdi selama 250 tahun harus memastikan kelayakan tamu setidaknya dia lebih berani dari anda!" balas Sebastian sambil tersenyum lebar tanpa memperlihatkan kedua taringnya disertai tatapan rendah untuk Lenora

"Satu-satunya tempat aman agar terhindar dari kejaran Pemburu Vampir adalah kediaman ini tapi masalah utamanya ada pada Sebastian karena mengetahui identitasku kalau mau Sasaki selamat maka tidak ada tempat aman selain di mansion ini." ucap Lenora dalam hati sedang mempertimbangkan solusi

Setelahnya, Lenora memilih untuk menurut agar Sebastian memperbolehkannya tinggal di mansion tersebut.

"Sikap yang bagus untukmu. Baiklah, Sebastian Hista mempersilahkan kalian untuk menikmati fasilitas mansion ini!" ucap Sebastian dengan nada sopan disertai sikap pelayan terhormat

Enam pelayan tadi langsung menuruti perintah Sebastian untuk mempersilahkan keduanya memasuki kediaman Keluarga Hista. Namun, Lenora merasakan firasat buruk membuatnya terus waspada untuk tidak membiarkan Sasaki sendirian.

"Lenora, apa aku dalam bahaya?" bisik Sasaki dapat memahami ekspresi cemas yang Lenora perlihatkan

"Maafkan aku Sasaki ternyata tempat ini juga tidak aman. Bahaya yang mengincarmu kemungkinan Sebastian tapi untuk malam ini kita tinggal bersama saja!" jawab Lenora sambil membuka pintu kamarnya

"Baiklah tapi untuk malam ini tolong ceritakan tentang dirimu, aku ingin mengetahuinya!" minta Sasaki dihadapannya Lenora dengan ekspresi serius

"Tentu!" balas Lenora dengan nada pelan

Jantung Lenora berdegup kencang ketika Sasaki menampakkan wajah di depan matanya. Untuk pertama kali Lenora mengalami kondisi seperti tersipu malu hingga ada niatan ingin menutupi wajahnya hanya saja Sasaki terlalu serius sehingga menganggap semua itu biasa saja.

Setelah selesai menenangkan diri dan Lenora mengganti pakaiannya begitu pun Sasaki.

"Lenora Hista itulah namaku. Maaf Sasaki tidak memberitahumu sejal awal." ungkap Lenora dengan tangan kanan menyentuh tengah dadanya sambil memasang ekspresi sedih

Lenora duduk di ujung bawah kasur dengan memakai pakaian santai.

"Tidak apa. Jangan pasang ekspresi seperti itu!" balas Sasaki sambil duduk di samping Lenora

"Di kediaman ini hanya tersisa diriku sebagian Keluarga Hista sudah melayani Raja dan Ratu Vampir. Jujur, sebenarnya aku adalah Vampir buangan yang tidak mempunyai bakat sama sekali." ucap Lenora mengingat masa lalunya

Walaupun sudah disuruh untuk tidak berekspresi sedih tapi Lenora mengulanginya lagi.

"Sebenarnya pada malam pertemuan kita, aku seharusnya sudah mati karena penyakitku. Sebelum mati yang ada dalam pikiranku saat bertemu denganmu adalah menyerahkan nyawa ini agar tidak mati sia-sia tapi saat kuserahkan malah diselamatkan. Terima kasih Lenora!" ucap Sasaki sambil senyum dengan niatan mengubah suasana

Lenora dapat mengetahui kalau Sasaki sedang mengubah topik pembicaraan seketika membuatnya senang karena merasa dikhawatirkan.

"Selanjutnya bisa ceritakan tentang Ras Vampir?" tanya Sasaki

"Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Ras Vampir, kamu bisa datang ke perpustakaan karena letaknya tidak jauh dari kamar ini." jawab Lenora

Sasaki keluar kamar menuju perpustakaan yang dimaksud Lenora. Terdapat banyak buku tua tapi terawat dengan sangat baik hingga tidak ada bekas kerusakan. Buku pertama yang Sasaki baca menjelaskan tentang 10 Perintah Vampir yaitu Kebenaran, Ketidakberdayaan, Keyakinan, Istirahat, Kekerasan, Kesabaran, Kemurnian, Ketenangan, Perasaan dan Ketaatan.

Masing-masing telah melakukan fenomena mengerikan di Tokyo.

Buku kedua mengenai rahasia pemerintah yang menutupi kehadiran Vampir dengan memberitakan kepalsuan bahkan pemerintah Tokyo menanggapi Vampir ini dengan sadis hingga siapa pun yang melihat dan membeberkannya akan langsung dihilangkan.

Mengetahui kenyataannya saja sudah membuat Sasaki takut.

Buku ketiga membahas tentang Chain Blood yang mana Lenora sendiri belum mengetahui semuanya tapi saat dibuka tiba-tiba dari belakang ada Sebastian dengan tangan sudah siap menembus jantung Sasaki.

"Sebastian!" ucap Sasaki dengan ekspresi terkejut

"Bau tubuhmu tidak mencerminkan Ras Vampir walaupun ada sedikit tapi aroma manusia masih tercium di hidungku." ucap Sebastian sambil membawa Sasaki ke dalam gelapnya malam

[Deg-Degan]

Jantungnya terasa sakit. Lenora menajamkan pupil matanya dengan kecepatan luar biasa langsung menuju perpustakaan untuk memeriksa Sasaki. Namun, hanya ada tiga buku tergeletak di lantai tiba-tiba muncul enam pelayan dengan niat membunuh.

"Eksekusi Lenora Hista sesuai perintah Tuan Sebastian." ungkap enam pelayan secara bersamaan

Detak jantung Lenora semakin kencang disertai rasa sakit membuatnya paham kalau itu muncul karena Sasaki dalam bahaya ketika berusaha keluar dari perpustakaan tiba-tiba musuh lain mulai berdatangan ternyata Sebastian sudah merencanakan semua ini.

"Menyerah dan matilah Lenora!" ucap algojo Lenora

"Menyerah? Oi, kalian semua jangan harap bisa membunuhku karena ada yang harus aku lindungi!" balas Lenora dengan siap melawan semua algojo di perpustakaan

Sedangkan itu, Sasaki dilempar ke hutan dengan kegelapan malam membutakan penglihatannya. Dari kegelapan malam itu, Sebastian menampakkan dirinya dalam wujud buas seperti hewan.

"Mari berburu kelinci!" ucap Sebastian sambil menyeringai

Sasaki langsung melarikan diri dengan melewati hutan, semak-semak dan lainnya agar terhindar dari Sebastian tapi sejauh apa pun dia berlari masih dapat dikejar dengan kecepatan yang luar biasa.

Namun, Sebastian tidak langsung membunuhnya melainkan mempermainkan dengan memperlihatkan rasa takut akan kengerian Vampir di gelapnya malam membuat Sasaki berlari mirip seperti kelinci.

"Lari, lari, lari, lari!" ucap Sasaki dalam hati dengan rasa takut yang sudah tidak lagi memikirkan apa pun

[Terjatuh]

Berlari sekuat tenaga tapi di gelapnya malam tidak dapat melihat permukaan akibatnya kaki tersandung batu membuatnya terjatuh dengan keras mencium rumput.

Ketika Sasaki mencoba berdiri dengan memakai kedua tangannya tapi ada yang janggal karena tangan dominan atau tangan kanannya sudah tidak ada.

"Percuma saja kau melarikan diri, kelinci!" teriak Sebastian dengan mudahnya mencabut lengan kanan Sasaki

[Menjerit]

Luka kasar dengan robekan kulit, daging dan tulang terputus dari sendinya membuat Sasaki menangis di rumput liar bersimbah darah yang mana Sebastian menikmati darah tersebut.

Sasaki terus menjerit dan berusaha menjauhi Sebastian tapi hewan buas di belakang siap kapan pun untuk menerkamnya hanya satu kata yang Sasaki keluarkan.

"Lenora." ucap Sasaki sambil menahan rasa sakit

"Hahaha! Masih berharap Vampir pengecut sepertinya menyelamatkanmu? Sasaki, biar aku beritahu mengenai Lenora yang sebenarnya. Dia itu adalah seorang pengecut yang tidak mampu menghisap darah manusia, tidak pernah merasakan apa pun karena selama hidupnya hanya ada penghinaan dari keluarganya. Sasaki jujur saja, aku kasihan kepadamu karena Vampir pengecut itu tidak akan datang ke sini." ucap Sebastian dengan tatapan tajam ingin menghancurkan harapan Sasaki

Jantungnya terasa sakit.

"Apa yang kulakukan di sini? Menjerit sakit dan berharap untuk ditolong mana mungkin sosok pria sepertiku tampak keren dihadapannya." ucap Sasaki dalam hati dengan tatapan kosong

"Sasaki sudah hancur harapanmu? Lenora itu pengecut, pecundang, tidak tahu malu, lemah, buangan dan sampah untuk Ras Vampir." ucap Sebastian dengan ekspresi bahagia menikmati buruannya

Jantungnya berdegup kencang seketika rantai darah menampakkan diri langsung menyegarkan tatapan kosongnya dengan penuh harapan dan keyakinan akan sosok yang mendatanginya.

"Diamlah!" ucap Sasaki dengan nada penuh amarah sambil berusaha untuk berdiri dihadapan Sebastian

"Apa maksudmu?" tanya Sebastian memasang ekspresi kesal karena diperintah oleh manusia

Mata kiri Sasaki berubah menjadi permata ruby atau mata Vampir menajam mengikuti amarahnya.

"Maksudku itu, semua ucapanmu adalah sampah yang sebenarnya!" jawab Sasaki dengan senyuman lebar

Sebastian langsung tancap gas ingin memutuskan leher mangsanya dengan kedua tangan tetapi mata kiri Sasaki mengikuti pergerakannya seketika memainkan aksi dojo. Sasaki merespon cepat dengan mengambil tangan kanan Sebastian kemudian membantingnya ke permukaan tanah.

"Dengar Sebastian! Di dunia para pria tidak ada yang mau menampilkan sisi jeleknya karena Lenora datang ke sini, aku harus memperlihatkan sisi keren untuk wanita cantik sepertinya!" ucap Sasaki dengan senyuman lebar dipenuhi kepuasan

"Manusia sepertimu jangan harap bisa melukaiku!" teriak Sebastian dengan ekspresi kesal bercampur marah

Sebastian masih dapat berdiri dari bantingan luar biasa itu tapi Lenora dengan pakaian penuh darah menerjangnya dari atas pohon. Keduanya bergelut di rumput liar dengan Lenora mengoyak leher Sebastian hingga menjerit sakit kemudian menjaga jarak bersama Sasaki.

"Kalian berdua apa-apaan ekspresi itu, ha?" tanya Sebastian dengan nada teriak melihat keduanya tersenyum lebar menunjukkan kepuasan masing-masing

Darah Sasaki yang Sebastian konsumsi mulai memunculkan efek racun.

"Tunggu ini, darah kutukan Chain Blood. Kalian mungkinkah?" tanya Sebastian mulai keracunan

Sebastian tidak mempunyai tenaga lagi untuk bertarung ketika merasa keadaannya sudah terpojok tiba-tiba keberuntungan memihaknya karena Lenora sudah sangat lelah menghadapi algojo di perpustakaan. Dia memilih kabur untuk memberitahu soal Chain Blood kepada Raja Vampir dengan persyaratan dirinya selamat dari kutukan.

"Celaka, dia kabur!" teriak Lenora berusaha ingin mengejar tapi tubuhnya berkata tidak

Ketika ingin memaksa untuk bergerak tiba-tiba Sasaki ambruk dengan darah di lengan kanannya terus mengalir.

"Sasaki bertahanlah!" teriak Lenora dengan ekspresi khawatir

Bersambung....

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

hadiah bunga🌹 buatmu.. 💪 terus berkarya..

2023-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!