Mimpi Buruk

"Tidaaaaak......." Nirina berteriak dengan keras hingga terbangun dari tidur panjangnya.

Nirina duduk diatas ranjang, mengatur nafasnya yang memburu dan mengelap keringat yang mengucur begitu deras lewat pori-pori tubuhnya.

Hampir tiap malam Nirina mengalami mimpi buruk. Mimpinya adalah Damian menikah dengan wanita lain dan meninggalkannya seorang diri disebuah ruangan yang gelap lagi sempit. Hal itu sangat menakutkan bagi Nirina, hingga tak terasa air matanya jatuh membasahi pipi.

Sintia masuk kedalam kamar kakaknya, dia berniat membangunkan Nirina untuk sarapan bersama. Gadis muda itu terkejut saat melihatnya terduduk sambil menangis diatas tempat tidur.

"Kakak kenapa?" Sintia berjalan mendekati Nirina.

"Aku tidak apa apa, hanya mengalami mimpi buruk saja,"

"Makanya kalau mau tidur itu baca doa tidur, jangan baca doa mau makan, jadi Kakak tidak mengalami mimpi buruk," celetuk Sintia asal.

"Kamu ini, ada orang sedang panik ketakutan malah diledek," Nirina cemberut karena kesal.

"Cepat keluar, ditunggu Ibu di meja makan,"

"Iya, minta Ibu menunggu sebentar,"

Nirina pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri agar tubuhnya tidak lesu dan kembali segar.

Di atas meja makan, telah tertata tiga mangkuk bubur ayam dan tiga gelas teh manis hangat. Hari ini Ningsih sedang malas memasak, jadi dia memutuskan membeli bubur ayam untuk sarapan bersama.

Nirina keluar dari kamar, dia sudah berganti pakaian, terlihat bersih dan wangi. Tidak seperti adiknya yang masih kucel dan memakai pakaian tidur.

Saat libur sekolah, Sintia memang jarang mandi khususnya di pagi hari. Bakat malas mandi itu dia dapat dari mendiang Ayahnya yang meninggal beberapa tahun lalu karena serangan jantung mendadak.

Sejak saat itu Ningsih menggantikan profesi sang suami sebagai penjual es buah yang biasa mangkal didepan sekolah Sintia. Untung saja lulus kuliah Nirina bisa segera mendapat kerja, kalau tidak, beban wanita paruh baya itu pasti akan terasa cukup berat.

"Semalam Kakak pulang jam berapa?"

"Jam sebelas," sahut Nirina sambil mengunyah makanannya.

"Mall ramai tidak kalau malam hari?"

"Ramai lah. Makannya jangan mengurung diri di kamar terus,sekali kali jalan ke mall dengan teman temanmu,"

"Malas ah, mendingan nonton Drakor sambil rebahan. Ketiduran, tau tau pagi,"

"Pantas nilai mu selalu jelek, jarang belajar sih!" Oceh Nirina.

***

Di tempat lain, Damian baru saja selesai mandi bersama Tiara setelah melakukan hubungan terlarang sebanyak empat kali dalam semalam. Damian tersenyum senang karena hasratnya telah berhasil di puaskan oleh wanita manis yang menjadi kekasih gelapnya itu.

"Sayang, aku minta ponsel baru," rengek Tiara sambil bergelayut manja di leher Damian.

"Memangnya ponsel kamu yang kemarin kemana?"

"Rusak. Aku membantingnya karena aku cemburu melihat kamu berfoto mesra dengan Nirina,"

"Astaga sayang, itu kan ponsel baru. Mahal lagi harganya,"

"Kamu marah padaku?"

"Hah, baiklah. Aku akan membelikan ponsel baru untukmu,"

"Terimakasih sayang, "Tiara kembali mencium bibir Damian dengan rakus.

Hasrat Damian kembali memuncak, keduanya mengulangi hubungan terlarang itu lagi hingga tubuh mereka terkapar lemas.

Selesai melakukan aktifitas ranjang di pagi hari, Damian kembali mendengkur. Diam-diam Tiara mengambil ponsel Damian dan melakukan foto selfie tanpa menunjukan wajahnya.

Tiara berfoto seksi dengan hanya menutupi bagian dada dan inti tubuhnya dengan selembar handuk kecil. Mata pria yang melihat foto syur itu pasti langsung terkesima dengan keindahan lekuk tubuh Tiara.

Dada besar yang menantang, pinggang dan perut yang ramping, serta bagian belakang yang menonjol bak buah peach.

"Aku akan menjadikan ini sebagai foto profil WhatsApp Damian, setelah itu tinggal menunggu keributan yang berhasil aku buat karena foto ini. Ha...Ha...Ha..."

Tiara meletakan ponsel Damian kembali ditempat semula, lalu memakai pakaian baru yang telah Damian siapkan sejak semalam untuknya.

***

Nirina menceritakan tentang mimpi buruknya pada Ningsih yang sedang sibuk memotong buah buahan di dapur. Dia merasa mimpi itu bukan sekedar mimpi biasa, mimpi itu seperti petunjuk yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Tapi, petunjuk tentang apa? Nirina sendiri tidak mengetahuinya.

Berbeda dengan Nirina, Ningsih menganggap mimpi Nirina hanya sekedar bunga tidur semata. Tidak ada hubungannya antara mimpi dengan petunjuk dari Tuhan.

Siang menjelang, Nirina mengambil ponselnya dan berniat mengirim pesan kepada Damian. Dia terkejut saat melihat foto profil WhatsApp yang dikenakan oleh pria itu, foto seorang wanita setengah b*gil yang nampak begitu sangat menggoda.

Merasa gemas, Nirina langsung menelfon Damian.

Tut...Tut...Tut...

Suara telfon tersambung, setelah menunggu cukup lama akhirnya Damian mengangkat telfon dari Nirina.

"Hallo," sapa Damian dengan suara lemas. Nirina menebak kekasihnya baru saja bangun dari tidur.

"Hallo,Mas.Apa maksud foto profil WhatsApp mu itu?" Sentak Nirina.

"Foto profil apa? Aku tidak tau maksudmu," Damian bangkit dari tidurnya dan duduk diatas ranjang.

"Coba kamu cek ponselmu," perintah Nirina.

Damian mengecek ponselnya, alangkah terkejutnya dia saat mendapati foto Tiara ada disana. Wanita j*lang itu benar benar memancing emosi, dia pasti sengaja melakukan hal itu untuk memancing keributan antara dirinya dan Nirina.

"Maaf, aku akan segera mengganti foto profilnya," ucap Damian.

Nirina memperhatikan foto wanita tak nampak wajahnya itu, gelang yang wanita itu pakai sepertinya Nirina pernah melihatnya. Tapi dia tidak ingat telah melihatnya dimana.

"Aku tidak suka kamu memasang foto tak senonoh seperti itu," oceh Nirina.

"Iya, maaf. Aku tidak akan melakukan hal itu lagi," Damian merasa kesal karena harus meminta maaf atas kesalahan yang tidak pernah dia lakukan sama sekali.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!