SCANDAL MAJIKAN

SCANDAL MAJIKAN

Bab 1

Pria berbadan tegap itu terburu-buru memasang dasi di lehernya, sedari tadi ngedumel sendiri, ada saja yang membuatnya kesal ketika berada di rumah, wajahnya sedang marah tapi tidak memudarkan ketampanannya. Berkali-kali ia memanggil pembantu, tapi panggilannya tak diindahkan.

"Bi Ningsih," teriaknya.

Ia berdecak kesal, ingin rasanya berteriak lebih kencang lagi pada wanita paruh baya itu, tapi akan ada teguran dari Maminya bila Bi Ningsih diperlakukan buruk. Di pantulan cermin ada sosok gadis asing yang ingin memasuki kamarnya, saat itu pintu kamarnya sengaja ia buka lebar.

"Ya ampun," pekiknya.

Dia membalikkan badan ke arah gadis itu, matanya melotot seakan ingin menerkam.

"Tuan ..ini kopi hitamnya."

"Siapa kamu?!"

Gadis itu membungkukkan badan, lalu menjawab, "Nama saya Sarah, Tuan. Anak Bi Ningsih, saya menggantikan Ibu karena dia sakit."

David, nama panggilannya, dia hanya mengangkat bibir sebelah tak merespon pengenalan Sarah. David kembali merapikan dasinya, sedangkan Sarah masih berdiam diri di tempat, memegang secangkir kopi panas dengan dua tangan.

Ponsel David berdering, dilayar tertera nama Gani, asisten pribadinya. David melirik ke Sarah, suasana hatinya sangat tidak baik, ditambah kehadiran Sarah yang belum tahu aturan yang ditetapkannya.

"Taruh kopinya disini," pintanya. David yang menyisir rambutnya tak mempedulikan panggilan Gani.

Dengan hati-hati Sarah meletakkan secangkir kopi di meja rias David, akibat terlalu grogi, kopi yang dipegangnya tumpah mengenai ponsel David. Sarah mendelik, kopi yang dipegangnya malah kembali jatuh ke lantai, pecah beling berserakan dimana-mana.

"Astaga! Kau ceroboh! Sial!"

"Maaf, Tuan. Maafkan saya .." Ucap Sarah mengelap ponsel David dengan bajunya.

Tak terima barang pribadinya di sentuh orang lain, David merampasnya dengan kasar.

"Kau! Ck," kesalnya sembari memukul meja.

Sarah tak ingin mengecewakan Ibunya, dia memohon maaf tanpa henti kepada David. Seolah dirinya terlihat kejam, David tak menggubris permintaan maaf Sarah. Dia memeriksa ponselnya yang memiliki banyak data penting, tak ada yang terhapus.

"Apakah Bi Ningsih tidak memberitahumu? Di rumah ini ada aturannya, kau harus tahu!"

David memandang Sarah penuh amarah, akhir-akhir ini ia memang sangat sensitif, ada masalah moral yang harus ia hadapi seorang diri. David keluar dari kamar meninggalkan Sarah, gadis itu masih sibuk membersihkan sisa kopi dan pecahan beling di lantai.

Di bawah, ada Mami Greta menunggu, Ibu David keturunan Thailand yang sudah menetap di Indonesia setelah menikah dengan Pak Salim, Ayah David.

"Kamu gak sarapan, Dav? Udah siap loh," ujar Mami Greta.

"Males, Mi. Tuh, urusin pembantu Mami," sahut David berlalu. Ada Gani di luar sudah menyiapkan mobil untuknya.

Mami Greta geleng-geleng kepala, akhir-akhir ini sikap anaknya rawan emosi, biasanya David bersikap dingin dan acuh. Mami Greta memanggil Sarah, gadis itu turun dengan membawa kepingan gelas di nampannya, Mami Greta terhenyak.

"Kamu tumpahin kopi David?"

"Maaf, Nyonya. Tuan David yang tadi nyenggol saya," sahut Sarah yang tak ingin melulu di salahkan. David yang memang tadi menyenggol tangannya.

"Pantas saja David marah-marah, kalau melayani Tuan muda, hati-hati," ketus Mami Greta.

Ada banyak yang harus Sarah pelajari, termasuk memahami karakter-karakter majikannya. Ini kali pertama menjadi asisten rumah tangga, jika bukan menggantikan peran Ibunya, Sarah lebih memilih menjadi pelayan toko kelontong saja.

Di dalam mobil David memeriksa berbagai berita, topik Headline menggambarkan pernikahan pengusaha teman Papinya, David mengumpat, ada kedengkian di hatinya melihat foto pernikahan kolega bisnisnya itu. Gani yang duduk di jok depan bersama sopir hanya mendengarkan saja.

"Batalkan semua kerja sama dengan perusahaan Sam," ujar David.

"Baik, Bos." Gani tak dapat membantah. Keputusan David memang seharusnya seperti itu.

Koleganya itu sudah merebut kekasih David, Fanny diam-diam berpacaran dengan David lima bulan yang lalu, tetapi Fanny malah menikahi Sam, setelah pertemuan di Bali pada waktu ia berlibur bersama David. Ternyata Fanny menjalin hubungan dengan Sam, pria yang usianya lebih tua.

***

Menjelang subuh, Gani dan sopir pribadi membopong David, kediaman Pak Salim tampak sepi karena keluarga David saat itu menginap di hotel karena menyusun acara pertunangan Aleta, Kakak David. Malam itu hanya ada Sarah di rumah, Gani berkali-kali mengetuk pintu agar terdengar oleh anak Bi Ningsih itu.

Berlari sembari mengikat rambutnya, Sarah bergegas membuka pintu utama. Di baliknya ada Gani dan sopir sedang membopong David. Aroma alkohol menyengat dari tubuh anak bungsu Pak Salim itu. David mabuk berat hingga tak sadarkan diri.

"Langsung di bawah ke atas, Pak?" tanya Pak Arif ke Gani

"Kayaknya kita gak sanggup deh, Pak. Di kamar tamu saja," sahut Gani. David mereka gotong ke kamar tamu.

David dibaringkan di ranjang, mulutnya meracau tak jelas, Gani melepaskan sepatu bosnya, sedangkan Sarah merapikan barang-barang David yang di bawa oleh Pak Arif, sopirnya.

"Kamu jaga, Tuan David. Nanti kalau sadar, jelaskan bahwa dia kami antar dari klub malam, terus jamu jangan beritahu Nyonya dan Tuan besar, " kata Gani mewanti-wanti.

Sarah mengangguk, Gani pulang ke rumahnya, sedangkan Pak Arif juga kembali ke rumahnya. Hanya Sarah yang duduk di lantai menjaga David yang tertidur. Sarah takut jika meninggalkan David, dipikirannya yang polos, orang mabuk kadang berjalan tanpa sadar.

Dua jam menunggu, tapi tak ada tanda-tanda David melakukan hal aneh, Sarah pikir tuan mudanya itu memang sudah tertidur lelap. Sebelum keluar dari kamar, Sarah menyempatkan diri menutupi seluruh tubuh David dengan selimut.

"Ahhkk.. kudapatkan kamu," tiba-tiba David menarik tangan Sarah, gadis itu dipeluknya dengan erat.

"Kamu nikah dengan dia, dasar wanita ******!" Umpat David dengan mata tertutup.

Sarah tahu David sedang mengigau, dia berusaha melepaskan diri dari majikannya itu.

"Tuan, saya Sarah .." Ucap Sarah. Bukannya terlepas, pelukan itu semakin dikencangkan oleh David, bahkan dia menciumi pundak Sarah.

Sarah memberontak, dia berteriak meminta tolong, sedangkan David masih meracau, sesekali mengatakan pria ****** menyebut nama "Fanny".

"Saya bukan Fanny, Tuan. Saya Sarah," ucap Sarah sambil menahan wajah David agar tidak menciumnya.

Karena sudah terlalu panik, Sarah menonjok wajah David sangat keras. David memekik memegang wajahnya, seketika dia tersadar, matanya mendelik mendapati Sarah ada di atas tubuhnya.

"Kau! Sedang apa kau disini?" tanya David terkejut..

Tubuh Sarah di dorong hingga jatuh ke lantai, David melototi Sarah, gadis itu menutupi wajahnya seraya menangis ketakutan. David meraba tubuhnya sendiri, meraba bagian bawahnya, tak ada jejak bahwa dia telah melakukan perbuatan senonoh terhadap Sarah. David turun ke lantai, mengangkat wajah Sarah.

"Hei, aku tidak memperkosa mu 'kan?" tanyanya.

Sarah mengangguk, lelehan air matanya membasahi pipinya.

"Lalu kau kenapa menangis? Peristiwa ini jangan sampai kamu bocorkan ke siapa-siapa, termasuk keluarga ku, sudahlah keluar dari kamar ini!" Sergah David.

Sarah bergegas keluar dari kamar itu, dia berlari sempoyongan menuju dapur lalu mengunci rapat kamarnya. Sarah menangis karena mulai diselimuti rasa trauma. Namun ia harus tetap tegar, Sarah harapan satu-satunya keluarga untuk mencari nafkah, dengan menyerah untuk tidak bekerja di rumah Pak Salim, sama halnya ia mengecewakan Ibunya di kampung.

Terpopuler

Comments

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

mamper thor

2023-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!