"Ayo, masuk," ajak Mama Angel. Menggandeng tangan Nia.
Mama Angel dan Papa Galih mengajak Nia masuk, di luar pintu rumah besar itu ada seorang penjaga laki-laki tegap yang berdiri, Nia menatap bergantian, melihat kedua penjaga itu.
Kedua penjaga itu pun membukakan pintu rumah.
Nia semakin kagum saat melihat isi di dalam rumah itu, lantai yang bersih dan kinclong. Tangga yang berkilauan, aksesoris-aksesoris cantik yang terpajang indah, membuat Nia tidak bisa menghentikan kekagumannya. Ini adalah kali pertama baginya melihat hal secantik ini.
"Indahnya." Tanpa sadar Nia membuka mulutnya lebar.
Mama Angel tersenyum melihat Nia.
"Sekarang, ini adalah rumah kamu," ucap Mama Angel, mengusap lembut rambut Nia yang kasar akibat tidak keramas berhari-hari.
"Papa, Mama," teriak seorang anak laki-laki, berlari kecil menghampiri Mama Angel dan Papa Galih.
Nia melihat anak laki-laki itu bergelayut manja di gendongan Papa Galih.
######
"Nia, kenalin. Ini Levi, sekarang dia adalah kakak kamu dan Levi kenalin ini Nia, dia akan menjadi adik kamu sekaligus menjadi bagian dari keluarga ini," ucap Papa Galih mengenalkan Levi dan Nia satu sama lain.
Papa Galih menurunkan Levi dari gendongannya.
"Ayo, berjabatan tangan," suruh Papa Galih.
Nia menjulurkan tangannya, Levi menatap jijik ke arah tangan Nia yang kotor, tatapan matanya begitu sinis melihat Nia.
"Enggak mau!" tolak Levi spontan.
"Apa maksud kamu Levi? Ayo, berjabatan tangan dengan Nia,!" suruh Papa Galih.
"Aku bilang enggak mau, Pa." Levi menolak lagi, menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Kenapa enggak mau? Ayo berjabatan tangan!" Mama Angel menyuruh Levi.
"Enggak mau. Lihat tangannya, kotor banget," ucap Levi, nada suaranya menunjukkan rasa jijik yang amat sangat.
Nia yang mengerti maksud Levi, mengusapkan tangan kanannya dengan baju yang sedang ia pakai. Setelah itu Nia menjulurkan tangannya lagi.
"Aku tetap tidak mau berjabatan tangan dengan kamu, tangan kamu pasti banyak kumannya." Levi begitu jijik melihat tingkah Nia.
#######
"Kenapa kamu tidak menghargai Nia? Siapa yang mengajarkan kamu seperti ini? Ayo berjabat tangan, kalau kamu tidak mau, maka papa akan memotong uang jajan kamu." Papa Galih terlihat kesal melihat tingkah Levi, anak pertamanya itu.
"Papa," teriak Levi keras.
"Apa? Kenapa? Kalau kamu nggak mau uang jajan kamu di potong. Sekarang, ayo cepat berjabat tangan!" suruh Papa Galih dengan nada yang sangat kesal.
Dengan terpaksa Levi berjabatan tangan dengan Nia.
Mama Angela dan Papa Galih tersenyum melihat Levi yang akhirnya mau berjabatan tangan dengan Nia.
Setelah berjabatan tangan, Levi mengusap tangan kanannya kasar dengan baju yang Levi kenakan, lalu menyilangkan kedua tangannya lagi di depan dada.
"Nia, sekarang mama dan Papa akan mengganti nama kamu," ucap Mama Angela.
"Mengganti nama?" Nia tertegun mendengar penuturan dari Mama Angela.
"Iya, sekarang nama kamu menjadi Bella Anggi Cahyono, di panggil Bella, bagaimana? kamu suka?" tanya mama Angela.
######
"Suka..."
Belum sempat Nia menyelesaikan apa yang Nia ingin ucapkan kepada Papa Galih dan juga Mama Angela.
Tiba-tiba saja...
"Aku tidak suka," teriak Levi.
"Kenapa?" tanya Mama Angela heran, melihat sikap Levi saat ini. Biasanya Levi adalah anak yang tidak pernah membantah. Namun, sekarang Levi selalu membantah perkataan Mama Angela dan Papa Galih.
"Aku tidak suka jika nama keluarga kita di sematkan dengan nama Nia," ucap Levi sarkas.
"Levi." Papa Galih berteriak keras.
Seketika Levi menundukkan kepalanya.
"Papa nggak suka kamu bersikap seperti ini, apakah selama ini papa dan Mama mengajarkan kamu bersikap sombong seperti ini? Pernahkah kami mengajarimu bersikap tidak sopan seperti ini?" Papa Galih menasehati Levi dengan tegas.
Levi menggelengkan kepalanya.
Papa galih menghembuskan nafasnya kasar.
"Jangan diulangi lagi," ucap Papa Galih dengan nada bicara Papa Galih terdengar sedikit lebih rendah.
"Iya, Papa, aku minta maaf," ucap Levi, menundukkan kepalanya.
"Maafkanlah Levi sayang, sebenarnya dia anak yang baik," ucap Mama Angel, mencoba meredakan amar suaminya.
###$$$
"Iya, tidak apa-apa," Jawab Papa Galih.
"Oh, iya, bagaimana? Kamu suka dengan nama baru kamu? Bella Anggi Cahyono, panggilannya Bella, kamu suka?" tanya Mama Angela lagi.
"Iya," jawab Nia mengangguk.
"Jadi inget, sekarang nama kamu Bella bukan Nia," ujar Mama Angela.
Bella menganggukkan kepalanya, mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Mama Angela.
Levi menatap sinis ke arah Bella, tatapan matanya sangat mengintimidasi, membuat Bella memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Tolong ya, Bella di mandiin, terus ganti juga bajunya," titah Mama Angela, menyuruh pelayan di rumahnya.
"Baik, Ibu," jawab pelayan itu, pelayan itu menghampiri Bella, memegang kedua bahu Bella pelan dari belakang.
Bella hanya terdiam, Bella mengikuti pelayan itu.
Bella di bawa ke dalam kamar mandi besar, di dalamnya terdapat bath-up besar, ada pula closet otomatis yang tutupnya terbuka sendiri ketika ada orang masuk.
Bella memundurkan tubuhnya ketika tutup closet itu terbuka sendiri, Bella kaget.
##$$$
"Jangan takut, itu memang terbuka sendiri jika ada orang yang masuk." Jelas seorang pembantu, seraya tersenyum ramah.
Bella mengangguk mengerti, di samping pembantu yang selalu tersenyum ramah itu, ada seorang pembantu yang menatap sinis ke arah Bella sejak Bella menginjakkan kaki di rumah itu.
Kedua pembantu itu mengisi bath-up, memberikan aroma essential dan memberikan sabun cair hingga membuat air itu berbusa.
Pembantu yang tersenyum ramah itu membuka seluruh baju Bella pelan, lalu membantu Bella memasuki bath-up.
Saat Bella di mandikan.
"Sakit." Bella meringis kesakitan.
"Ada apa? Apa aku menggosok tubuhmu terlalu kuat?" tanya seorang pembantu yang selalu tersenyum ramah itu, menghentikan tangannya yang sedari tadi menggosok tubuh Bella.
Bella menggelengkan kepalanya pelan.
Karena sebenarnya di bawah sana, pembantu yang tidak menyukai Bella mencubit punggung Bella kuat, Bella tidak mengadukan perbuatan pembantu itu. Bella menahan sakit di punggungnya.
Tiga puluh menit kemudian.
Bella sudah selesai, baju yang cantik, tubuh yang bersih.
Kedua pembantu itu membawa Bella kembali menemui Mama Angela dan Papa Galih.
Bella menundukkan kepalanya.
"Cantiknya," ucap Papa Galih sembari menutup laptopnya.
Mama Angela meletakkan buku majalah yang Mama Angela baca di atas meja.
"Iya, cantik sekali." Mama Angela juga mengatakan hal yang sama.
Mama Angela dan Papa Galih menghampiri Bella, mengusap lembut rambut Bella yang kini telah halus.
Bella tersenyum malu, baru kali ini Bella mendapatkan pujian seperti itu, baru kali ini pula Bella memakai pakaian cantik seperti ini.
"Apaan, sih?" Levi berdecak tak suka, melihat Bella yang mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Cantik, 'kan?" tanya Mama Angel melihat ke arah Levi.
Levi mengangguk malas, sebenarnya Levi tak suka melihat penampilan Bella.
'jelek,' batin Levi, lalu pergi begitu saja, menaiki tangga menuju kamarnya.
Levi menghentak-hentakkan kakinya kuat saat menaiki tangga.
"Ada apa dengan Levi?" gumam Papa Galih geram melihat tingkah Levi.
"Maafin kelakuan Levi, ya, Bella. Levi memang enggak bisa berinteraksi dengan orang baru, tapi nanti lama-kelamaan Levi akan menyukaimu juga," ucap Papa Galih.
"Iya, nggak pa-pa," jawab Bella tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments