Ah Ying segera memasukan Token Giok hitam tersebut kedalam Cincin penyimpanannya.
Mereka berdua segera pergi meninggalkan gang kecil tempat perkelahian mereka, tak lupa Qiqi memberikan api biru untuk menghapus jejaknya.
"Sudah selesai nona, sudah lama tidak bertarung, tapi sayang lawan kita tak sepadan mereka terlalu lemah". Ucap Qiqi sedikit sombong sembari membusungkan dadanya.
Ah Ying yang melihat tingkah Qiqi pun menggeleng pelan sambil sedikit tertawa.
"Kau ini menggemaskan sekali".
"Hei nona jangan samakan aku dengan anak kecil, aku lebih tua darimu tau".
"hahah yayaya terserah kau saja".
"Kita mau kemana nona?".
"Aku ingin membeli beberapa obat atau racun".
"wah apakah rencana nona akan dimulai?".
"Tentuu.. Ayoo".
Mereka segera mencari kedai obat yang cukup besar untuk membeli beberapa pil atau racun.
"Permisi".
"Ya nona, ada yang bisa kami bantu?". Tanya pelayan kedai.
"Aku memerlukan beberapa pil obat dan beberapa racun".
"Baik nona silahkan anda sebutkan atau pilih dari rak rak yang ada disana untuk pil dan rak di samping kirinya adalah berbagai jenis racun". Jelas pelayan Kedai.
"Qiqi , Kau pilih racun yang menurutmu berguna, aku akan memilih beberapa pil disini".
"Baik nona".
Merekapun segera memilih pil dan racun bervariasi dalam jumlah besar sehingga membuat pelayan kalang kabut menyiapkan pesanannya.
"Sudahh". ucap Ah Ying sembari membersihkan tangannya dari debu.
"Totalnya berapa Paman?".
"Totalnya tiga koin emas nona, Maaf lancang, bolehkah saya bertanya?".
"Ini paman.. Silahkan paman bertanya".
"Untuk apa nona membeli banyak sekali Racun dan pil obat ini?".
"Untuk membasmi hama paman, Hama di sekelilingku sangatlah banyak, jadi aku juga harus membeli banyak Racun. Sedangkan Pil obat itu manakala ada Keluargaku yang terkena hama bisa langsung mengobatinya Paman". Jelas Ah Ying tersenyum ramah walau tidak terlihat karna tertutup cadar.( Hama yang dimaksud adalah musuh musuh yang akan dibasmi).
"Ahh ternyata begitu , maaf untuk kelancangan saya nona?". Ucap pelayan Kedai yang bernafas lega.
"Tak apa Paman.. Kalau begitu kami pamit dulu paman".
"Baik nona Hati hati".
Mereka pun segera pergi dari Kedai untuk mencari keperluan lainya.
Di Istana Kekaisaran Qin..
"Salam Yang Mulia Kaisar Qin".
"Berdirilah,".
"Mansion Jenderal Wu sudah terjual oleh seorang gadis Yang Mulia".
"Benarkah, Jelaskan secara rinci".
"Baik Yang Mulia, Gadis itu menggunakan cadar dan hanya membawa saudara perempuannya yang juga bercadar, perkiraan umurnya sekitar dua puluh tahun dan saudaranya sekitar sepuluh tahun . Dan sepertinya mereka pengembara Yang Mulia, karena tidak banyak barang yang mereka bawa, penjaga atau pelayan juga tidak ada Yang Mulia tetapi sepertinya dia sangat kaya, saya mematok harga mahal dia segera membayarnya tanpa bernegosiasi Yang Mulia". Jelas penjaga itu panjang lebar.
"Gadis yang menarik, siapa tahu dia bisa kujadikan selir". Ucap Kaisar Su Hao yang umurnya hanya terpaut dua tahun dari Su Lian mungkin sekitar 25 tahun untuk Su Hao dan 23 tahun untuk Su Lian.
"Undang gadis itu untuk datang ke istana, aku akan melihatnya sendiri, Apa kau tahu dia seorang kultivator atau bukan?".
"Maaf Yang Mulia , Saya tidak memperhatikannya, karena gadis itu tidak membawa senjata seperti para kultivator lainya ".
"Baik Aku mengerti, Laksanakan saja tugasmu yang aku berikan tadi".
"Baik Yang Mulia, bawahan mohon undur diri ".
"Pergilah,!". Ucap Su Hao .
Sang penjaga segera membuat undangan yang akan dikirimkan ke kediaman Ah Ying nanti sore sedangkan Kaisar Su Hao masih memikirkan sosok gadis yang di ceritakan pengawalnya tadi.
"Jika kujadikan permaisuri dia bukan dari keluarga manapun, yang terpenting aku bertemu dengannya dahulu".
Sang Kaisar pun dengan tak sabar ingin bertemu gadis yang di bicarakan pengawalnya tadi.
Sedang asiknya memikirkan gadis yang belum pernah ia temui tiba tiba Ibu Suri datang bersama Su Lian.
"Kenapa kau gelisah putraku?". Tanya Ibu suri yang membuat Su Hao terkesiap karena tidak menyadari sang ibu datang bersama adiknya yang tidak pernah ia senangi.
"Aku sedang memikirkan Gadis misterius yang membeli kediaman Jendral Wu ibu".
"Dari keluarga mana gadis itu ?".
"Sepertinya Dia seorang pengembara ibu, tapi dia sangat kaya, bahkan membeli kediaman dengan harga mahal pun dia sanggup , tanpa negosiasi malah".
"Tapi kau harus berhati hati, siapa tahu kalau dia sebenarnya dari keluarga bangsawan kaya yang pergi dari rumah atau semacamnya". Ucap Ibu Suri.
"Maka dari itu ibu, aku mengundangnya ke Istanaku untuk memastikan semuanya".
"Bagus kalau seperti itu, tetap hati hati, karena Pembantaian satu keluarga Jendral Wu sudah tersebar di negara lain, takutnya ada pendukung yang menyamar memasuki kekaisaran kita".
"Ibu tenang saja, aku sudah memastikan semua terbunuh jadi tidak ada keluarga yang tersisa".
Su Lian yang hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka berdua kini sedang mengepalkan tangan, dia sangat marah kepada keluarganya itu karena dengan mudahnya membunuh orang orang tak bersalah untuk menutupi kekahatan pribadinya.
Su Hao yang baru menyadari Su Lian berada tak jauh dari Ibunya segera menyapanya dengan perasaan tidak senang.
"Ahh Ternyata kau disini adik, Aku sampai tidak mengetahuinya". Jawab Su Hao arogan.
"Tidak apa kakak, aku tidak ingin mengganggu pembicaraanmu dengan ibu".
"Jangan pernah kau panggil ibu ku sebagai ibumu!". Bentak Su Hao yang tidak senang atas panggilannya kepada ibu kandungnya.
"Su Hao, kau tidak boleh seperti itu, dia adalah adikmu, dan ibu sudah menganggapnya sebagai anak ibu".
"Heh,, hanya anak dari selir rendahan tidak pantas memanggilmu ibu , Ibuku".
"Maaf Kalau aku lancang memanggil Ibu suri dengan sebutan ibu". Ucap Su Lian sambil mengepalkan tangannya yang tertutup lengan bajunya.
Su Lian terlahir dari anak seorang selir Agung, Status Keluarga Ibunya sebenarnya sangatlah terhormat di kekaisaran Qin, akan tetapi Selir Zou yang sekarang adalah Ibu dari Kaisar Su Hao perlahan meracuni ibu Su Lian hingga akhirnya meninggal saat Su Lian berusia Tujuh tahun.
Selir Zao juga membunuh permaisuri dengan cara memberikan ramuan agar tidak bisa Hamil, sehingga dia meninggal perlahan karena frustasi.
Walaupun selir Zao membesarkan Su Lian tanpa kekerasan akan tetapi terlihat sangat besar perbedaan kasih sayang antara Su Hai dan Su Lian.
Tidak Disekolahkan dalam hal beladiri atau semacamnya, berbeda dengan Su Hao yang mengemban sekolah mulai berumur tujuh tahun.
Untung saja jiwa Su Lian adalah Su Qiang sang dewa perang bawahan sang Kaisar langit jadi tanpa harus belajar dia sudah memahami semua apa yang dilihat dengan cepat, bahkan sebelum dilantiknya Su Hao sebagai putra mahkota Su Lian terkebih dahulu dilantik dahulu sebagai Pangeran Agung, yang pangkatnya setara dengan Putra mahkota bahkan dengan Kaisar sekalipun, Hingga membuat Ibu dan anak itu tidak menyukainya.
Semua orang yang mendukung Su Lian segera dibantai habis habisan oleh Su Hao termasuk Jendral besar Wu.
Tapi yang tidak diwaspadai Ibu dan anak itu adalah, bahwa puluhan ribu tentara yang di pimpin oleh Jendral Wu kini sudah beralih ke tangan Su Lian.
Jika terjadi pemberontakan maka dijamin Su Hao akan kalah jika dibandingkan dengan jumlah tentara.
Ah Ying dan Qiqi berbelanja perlengkapan Rumahnya, seperti aksesoris dan lain lain , hingga waktu menjelang malam baru mereka kembali ke kediaman.
"Selamat malam nona". ucap Pelayan laki laki yang membukakan gerbang.
"Malam, tolong kau bawakan barang barangku masuk, aku akan membersihkan diri dulu".
"Baik Nona".
Mereka pun meninggalkan pelayan laki laki itu sendiri dan berjalan menuju kamarnya
Sesampainya dikamar, Ah Ying segera merebahkan badanya yang sangat lelah di ranjangnya, begitupun Qiqi yang berbaring di samping Ah Ying .
Tiba tiba ada suara ketukan pintu dari luar kamar mereka.
"Nona ini kami Anchi Anchu".
"Maksuklah".
"Maaf mengganggu, nona ini ada undangan dari kekaisaran, mengharuskan nona berdua untuk datang keistana".
"Berikan padaku".
Ah Ying pun membaca undangannya dengan seksama kemudian tersenyum licik setelah selesai membaca.
"Balas dendamku akan di mulai Su Hao". Gumam lirih Ah Ying yang hampir tak terdengar kecuali Qiqi karena pendengarannya yang tajam.
"Nona, kami permisi dulu, kami akan menyiapkan makan malam untuk nona" .
"Pergilah".
"Nona, aku akan pergi ke alam atas untuk memintakan mu beberapa penjaga". ucap Qiqi sambil bangkit dari tidurnya.
"Baiklah, apakah akan lama?".
"tidak nona, besok pagi aku sudah akan kembali".
"Baik Hati hatilah".
Qiqi pun mulai berteleportasi ke alam atas menggunakan kalung Ah Ying yang berukirkan Naga meninggalkan Ah Ying yang mulai yerlelap dari tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Oi Min
jdi siapa sbnrnya ibunya Ah Ying istri jendral Wu ini?? knp bsa punya naga kembar Yin Yang, gelang, kalung, cincin dimensi??
2024-10-10
0
Kania Rahman
aku juga mau,biar kemana mana hemat di ongkos, semangat selalu
2023-05-19
2