___
Tuan Askari membuka sel penjara dan menempatkan Sandrea di penjara yang sama dengan pemimpin perampok. Kedua lengan mereka berdua terikat oleh rantai.
Tuan Askari memerintahkan dua pendampingnya yang tersisa, "Bawakan aku obat segera dan kau bersihkan mayat-mayat ini lalu laporkan hal ini kepada Tuan Pier", mereka berdua pun pergi melaksanakan perintah.
"Arezha apakah kau baik-baik saja? maafkan aku telah melibatkanmu kedalam masalah ini"
Dia bertanya seperti itu seperti tidak terjadi apa-apa padahal luka sayat ditubuh Tuan Askari masih bercucuran darah, "Aku tidak apa-apa, bagaimana dengan lukamu?"
"Aku sudah terbiasa, jangan dipikirkan", katanya sembari menutupi lukanya.
Perampok itu terbangun melihat Sandrea berada didekatnya, dia meludah pada Sandrea, "Sialan kau menipuku bajingan!"
Tuan Askari mendekati perampok itu, "Apa maksudnya?", aku pun ikut mendekati mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
"A-apa yang kau bicarakan, aku tidak mengenalmu!", ucap Sandrea seperti menyembunyikan sesuatu, sebenarnya apa yang dia sembunyikan?
Tuan Askari mencekik perampok itu, "Bicara atau kau akan mati dengan cara yang menyakitkan"
"Bunuh saja aku, lagipula aku akan tetap mati jika aku memberitahumu!"
"Setidaknya jika kau memberitahu padaku, mungkin kau akan mati dengan tenang", Tuan Askari dan perampok itu melirik kepada Sandrea.
Sandrea menunjukkan wajah khawatirnya, "Aku bahkan tidak mengenalnya, Askari!"
Perampok itu tertawa, "Hahaha bajingan ini berkata omong kosong! dialah yang membentuk kelompok kami!"
Tuan Askari melepaskan genggaman dari perampok itu dengan kasar kemudian menghadap Sandrea, mereka saling bertatap mata.
"Bajingan, Bangsat! apa yang kau bicarakan perampok sialan!. Askari! dia berbohong!"
Perampok itu berkata lagi, "Dia membohongiku, dia berkata bahwa tanah yang kami pakai itu adalah tanah legal miliknya sehingga kami terlindungi oleh hukum, dan aku bebas untuk beroperasi selama aku membagi hasil dari kejahatan kami, omong kosong!"
Askari menanggapi, "Pantas saja dirimu mati-matian mengejar perampok ini, dan berusaha membunuhku tadi. Semuanya menjadi masuk akal"
"Askari, dengarkan aku, dengarkan aku, aku memiliki harta, aku bisa membaginya denganmu! mari kita lupakan hari ini!"
"Tidak perlu, kau akan segera kehilangan hartamu, seluruh hartamu"
Pendamping Tuan Askari kembali dengan obat dan perban, kemudian dia membalut luka-lukanya.
Kami keluar dari ruangan itu, menggembok sel penjara dan meninggalkan Sandrea dengan perampok itu. Dari kejauhan kami mendengar teriakan Sandrea, "SIALAN KAU ASKARI, AKU MENGUTUKMU!", sehingga teriakannya menggema di lorong.
"Aku harus memastikan hal ini", Tuan Askari menceritakan kembali apa yang terjadi kepada pendampingnya, "Selidikilah keluarga Sandrea besok hari, aku butuh bukti yang kuat"
Tuan Askari berhenti berjalan, menghadap diriku, "Arezha, sekali lagi aku meminta maaf telah melibatkanmu kedalam hal ini"
___
Kerajaan Xiris
Kota Sernia
12 Juli 1300
___
Pertempuran telah selesai, tidak ada lagi saling bunuh membunuh. Hari ini aku hanya akan fokus pada pekerjaanku.
Diperjalanan banyak sekali kerumunan yang berlarian menyebrang jembatan ke satu arah menuju lapangan terbuka. Karena rasa penasaran aku memutuskan untuk mengikuti kerumunan itu terlebih dahulu sebelum pergi ke kedai.
Ditengah kerumunan, ada sebuah panggung. Ketika aku mendekati dan melihat jelas, ternyata itu adalah sebuah panggung eksekusi gantung dan guillotine. Mereka mengadakan eksekusi publik, ini pertama kalinya aku melihat eksekusi publik.
Beberapa penjaga ditempatkan disekeliling panggung itu, dan seorang algojo menuntun orang-orang yang akan di eksekusi itu menaiki panggung. Aku melihat pemimpin perampok yang kemarin beserta bawahannya.
Kerumunan berteriak marah, melempari mereka dengan bebatuan, "Pembunuh!", "SIKSA DIA!"
"Kalian telah membunuh anakku!", itulah yang di teriakki oleh kerumunan.
Mereka dibariskan dengan keadaan pergelangan tangan mereka terikat. Kemudian satu persatu kepala mereka diletakkan pada guillotine, mengunci kepala mereka. Ketika pisau guillotine dijatuhkan aku melihat kepala yang terpisah dari tubuhnya, mual rasanya tetapi mungkin aku sudah sedikit terbiasa melihat hal seperti itu. Mereka semua mati secara cepat.
Ketika aku akan pergi, algojo itu membawa satu orang lagi ke atas panggung. Dia membawa Sandrea dengan wajah yang lebam, sepertinya mereka menyiksa dia.
Kemudian Tuan Pier datang setelahnya menaiki panggung dan menjelaskan, "Orang ini adalah dalang dari semua perampokkan yang terjadi di jalan utara dari Sernia. Statusnya sebagai bangsawan dia salah gunakan untuk melakukan sesuatu yang buruk", Tuan Pier memberi isyarat kepada algojo.
Algojo itu menarik Sandrea dan meletakkan tali di leher Sandrea dengan erat, kemudian menendang dia hingga tergantung. Wajah Sandrea mulai memerah hingga -membiru. Hingga beberapa menit berlalu, dia berhenti bergerak.
___
Kerumunan mulai menghilang, para penjaga membersihkan panggung itu. Tuan Pier yang turun dari panggung tidak sengaja bertatap mata denganku, dia mendekatiku dan menyapa, "Selamat pagi Arezha", sedikit berbasa-basi kemudian dia mengundangku, "Tuan Adipram mengadakan acara perayaan besok dan dia mengundangmu"
"Terimakasih sebelumnya Tuan Pier, perayaan apa?"
"Apa lagi? tentu perayaan kemenangan kita. Jasamu tidak akan luput dari perhatian Tuan Adipram, jadi datanglah"
"Baik Tuan Pier, aku pasti akan datang"
___
Aku pun pergi menuju kedai untuk memulai kembali bekerja.
Seperti biasa pak Dery sedang melayani pelanggan menggantikanku selama libur, akupun menghampirinya.
Dia melirikku terkejut saat aku menghampirinya, "Reza kau sudah kembali! aku sudah mendengar kabarnya, kau pergi berperang selama 3 minggu ini!?"
"Sejujurnya aku hanya melihat-lihat selama peperangan, keberadaanku tidak terlalu penting"
Dia berhenti melayani pelanggan, kemudian bertanya dengan khawatir, "Bagaimana dengan Adry? apakah dia baik-baik saja? aku belum mengunjunginya, dia bahkan tidak mengabariku setelah dia kembali"
"Tenanglah, dia baik-baik saja. Dia hanya tidak ingin membuatmu khawatir"
"Syukurlah. Aku mendengar dari berbagai sumber, kekaisaran telah mulai mengepung kota Aldea 2 minggu lalu saat kalian memberantas para perampok. Kuharap situasinya tidak memburuk sehingga Adry harus ikut dalam peperangan itu"
Mereka sudah mengepung kota Aldea? "Ya kuharap begitu, omong-omong dimana kakek? aku tidak mendengar siapapun dari dapur"
"Haha, dia mengikuti jejakmu untuk berlibur. Mungkin saat ini dia sedang berkeliling disekitar kota", dia kembali melayani pelanggan yang sedang menunggu, "Jadi aku memberinya liburan, lalu aku kembali bekerja sendirian seperti semula. Semuanya jadi terasa berat kembali saat aku sudah terbiasa bersantai"
"Kalau begitu aku akan mulai bekerja kembali, tetapi saat ini pakaian kerjaku lusuh. Aku belum mencucinya, jadi aku menggunakan pakaian sehari-hari ku"
"Tidak masalah, selama kau bisa membantu. Aku akan mengurus dapur sekarang, aku serahkan yang disini kepadamu", kemudian dia pergi ke dapur.
___
Kerajaan Xiris
Kota Sernia
13 Juli 1300
___
Aku kembali bekerja, melihat kakek Izwar yang akan pergi ke suatu tempat di luar pintu kedai, "Pagi kek, lama tidak bertemu"
"Haha nak Arezha, selamat datang kembali! bagaimana pengalaman pertama peperanganmu?"
Tentu saja dia juga sudah mendengarnya, "Ya, tidak banyak lagipula aku hanya seorang logistik. Peperangan itu mengerikan"
"Begitulah sifat peperangan, omong-omong apakah kau mau ikut aku kesuatu tempat?"
"Sepertinya aku harus meminta izin terlebih dahulu kepada pak Dery, tunggu aku"
Aku menghampiri pak Dery, "Hari ini aku ingin pergi kesuatu tempat bersama kakek Izwar, bolehkah aku libur untuk hari ini?
Pak Dery menghela nafas, "Lagi?"
"Tidak bisa ya?"
"Baiklah kau boleh berlibur hari ini, tapi bantulah aku besok mengerti?"
"Tidak masalah, lagipula itu pekerjaanku haha. Aku hanya ingin menemani kakek hari ini"
___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments